• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Yang Baik dan Buruk dari Junk Food

MAHASISWA BERSUARA: Yang Baik dan Buruk dari Junk Food

Meskipun dianggap hanya menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan manusia ternyata junk food juga memiliki dampak positif. Sepadankah?

Patricia Rachelle

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung

Para kurir makanan kian menjadi andalan warga dan juga pengelola restoran yang memilih hanya melayani pesan antar selama dua pekan PPKM Mikro.

11 April 2023


BandungBergerak.id – Siapa yang tidak kenal dengan junk food? Junk food merupakan salah satu dampak yang timbul dari adanya perkembangan teknologi dan juga globalisasi. Istilah junk food digunakan untuk menyebut makanan yang mengandung kalori, gula, garam, dan lemak yang tinggi. Oleh karena faktor tersebut, makanan cepat saji atau junk food ini cenderung dihindari banyak orang.

Tidak hanya itu, makanan dalam kategori junk food ini juga tidak memiliki kandungan gizi yang baik, dan ini disebabkan karena junk food mengandung bahan-bahan tambahan pangan atau BTP seperti pemanis, pengawet, dan perasa. Contoh dari makanan yang termasuk ke dalam kategori junk food adalah pizza, burger, ayam krispi, kentang goreng, donat, minuman bersoda, kue, cokelat, es krim, dan permen.

Seluruh makanan yang telah disebutkan tadi mengandung garam, lemak, dan gula yang sangat tinggi. Dengan adanya lemak jenuh, kadar garam dan gula yang terlalu tinggi, dapat menyebabkan obesitas, darah tinggi, dan juga diabetes. Meskipun memang dampak buruk yang disebabkan oleh makanan cepat saji ini tidak akan langsung berdampak terhadap tubuh. Namun, jika terlalu sering mengonsumsi junk food, maka dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.

Gula yang terkandung dalam junk food dapat menyebabkan kolesterol dan merusak gigi. Selain gula, jika terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat juga akan merusak email gigi dan bisa menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan mulut. Kemudian, jerawat yang timbul juga merupakan salah satu dampak buruk dari junk food, disebabkan oleh tingginya karbohidrat dan kandungan minyak di dalam junk food.

Junk food juga menyebabkan pergeseran pada konsep makan di masyarakat Indonesia karena banyak masyarakat yang memilih untuk mengonsumsi makanan cepat saji dibandingkan dengan makanan sehat. TIngkat konsumsi junk food tertinggi ada di kalangan remaja Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya remaja Indonesia yang dapat mengonsumsi makanan cepat saji sebanyak tiga sampai empat kali dalam seminggu.

Baca Juga: JEJAK PRAKTIK BAIK DI BANDUNG #11: Merawat Sahur Toleransi, Indahnya Berbagi
Jangan Mati Dulu, Hidupmu Besok akan Baik-baik saja
MAHASISWA BERSUARA: Misinterpretasi Ideologi di Indonesia

Dampak positif junk food?

Meskipun junk food dianggap hanya menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan manusia, ternyata junk food juga memiliki dampak positif. Lantas apa sajakah dampak positif yang dihasilkan oleh junk food ini? Ada dua jenis makanan utama dari junk food yang mengandung bahan-bahan yang memiliki kandungan nutrisi, yaitu pizza dan burger. Kedua makanan ini mengandung sayur-sayuran, keju, daging sapi atau ayam, dan saus tomat.

Jika melihat lebih lanjut, keju memiliki manfaat untuk membantu meningkatkan massa otot dan pertumbuhan otot karena mengandung protein. Kemudian, saus tomat mengandung vitamin A dan C, serta antioksidan yang berguna untuk mencegah kanker. Sayur-sayuran yang memiliki kandungan serat, vitamin, dan mineral juga berguna untuk pencernaan manusia. Lalu, daging ayam dan sapi juga mengandung protein dan lemak yang berguna sebagai sumber energi bagi tubuh manusia. Berdasarkan penelitian dari Tufts University Health and Nutrition, junk food juga disinyalir memiliki segelintir nutrisi yang baik bagi tubuh seperti vitamin A, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, asam folat, kalsium, zat besi, dan juga protein.

Vitamin B6 dan B12 bermanfaat untuk mengubah makanan menjadi energi, dan vitamin C berguna untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Asam folat juga berguna untuk meningkatkan produksi sel darah merah dan dapat mencegah penuaan, kanker, serta gagal jantung. Zat besi yang terdapat di dalam junk food juga berfungsi untuk mengalirkan oksigen dari paru-paru. Selain itu, kalsium juga berguna untuk memperkuat gigi dan tulang.

Dampak positif dari junk food yang lainnya adalah dapat meminimalisir pengeluaran karena harganya yang cenderung murah. Hal ini didukung oleh pernyataan dari Nutrition Ride yang menyebutkan bahwa junk food dapat membantu manusia untuk berhemat. Selain itu, ada juga penelitian dari Huffpost Healthy Living yang menyebutkan bahwa makanan sehat memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan makanan cepat saji atau junk food ini. Oleh karena itu, makanan cepat saji sering dijadikan alternatif bagi masyarakat yang memiliki perekonomian buruk. Selain itu, cokelat yang mengandung kadar gula dan lemak yang tinggi, ternyata memiliki dampak positif bagi tubuh manusia, yakni dapat meningkatkan kapasitas otak, terutama jenis dark chocolate.

Kemudian, terdapat sebuah penelitian yang menemukan bahwa mengonsumsi junk food dapat meningkatkan rasa bahagia. Hal ini disebabkan karena junk food memiliki harga yang murah, memiliki rasa yang enak, dan juga memiliki porsi yang pas. Misalnya, dengan mengonsumsi es krim yang tentunya memiliki kadar gula yang tinggi, dapat meningkatkan mood karena mengandung bahan-bahan pemicu hormon serotonin.

Hal positif lainnya adalah makanan cepat saji dapat ditemukan di mana saja. Seperti di Indonesia sendiri, sudah begitu banyak gerai makanan cepat saji yang buka di setiap daerah. Misalnya saja, KFC yang sudah memiliki 727 gerai di 170 kabupaten/kota di Indonesia pada tahun 2022 lalu. Hal ini tentunya akan semakin mempermudah akses masyarakat Indonesia untuk mendapatkan makanan cepat saji.

Selain hal-hal yang sudah disebutkan di atas, ternyata ada dampak positif lain yang ditemukan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tufts University Health di sebuah jurnal. Dalam jurnal tersebut, para peneliti menyebutkan bahwa manusia dapat melakukan diet dengan mengonsumsi junk food. Hal ini disebabkan karena junk food dianggap dapat membantu manusia untuk menurunkan berat badan dan membuat tubuh menjadi lebih sehat. Meskipun demikian, jika junk food dikonsumsi secara berlebihan akan tetap menimbulkan bahaya bagi tubuh.

Dampak positif lain yang didapat dari junk food ini dapat dilihat dari segi penghematan waktu, karena makanan cepat saji ini dapat menjadi alternatif bagi orang yang sangat sibuk di era modern yang serba cepat ini. Meskipun sudah banyak ahli kesehatan yang mengatakan bahwa makanan segar dan makanan yang dimasak sendiri itu jauh lebih sehat, namun apabila seseorang hanya memiliki waktu yang sedikit untuk makan, mengolah makanan segar akan memakan jauh lebih banyak waktu.

Seorang ahli gizi dari Australia menyebutkan bahwa tidak apa-apa jika ingin mengonsumsi junk food, tetapi ia tidak merekomendasikan junk food untuk dijadikan menu makanan sehari-hari. Meskipun makanan cepat saji atau junk food memiliki beberapa dampak positif, kita sebagai manusia juga harus tetap memiliki kesadaran terhadap bahaya dari junk food.

Dampak negatif yang timbul memang tidak akan langsung menyerang kesehatan manusia, tetapi jika terus menerus menimbun zat-zat buruk di dalam tubuh, akan lebih merepotkan jika harus melakukan pengobatan terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya sebagai akibat dari konsumsi junk food yang berlebihan. Seperti ada pepatah yang mengatakan “lebih baik mencegah daripada mengobati”, maka akan jauh lebih baik untuk membatasi konsumsi makanan cepat saji daripada mengobati penyakit yang timbul sebagai dampaknya.

 

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//