Tips Lolos Beasiswa IISMA 2023, Harus Punya Self Awareness
Melalui program beasiswa IISMA, mahasiswa berkesempatan untuk merasakan kuliah selama satu semester di luar negeri.
Penulis Iman Herdiana2 Mei 2023
BandungBergerak.id - Tidak ada batasan untuk belajar, baik secara waktu, tempat, ataupun metode. Bukan soal kuantitas yang didapat, melainkan seorang individu mau mengosongkan gelasnya untuk menerima sebanyak mungkin pembelajaran dari kesempatan yang diberikan.
Cheesy Luxmundy menjadi salah satu mahasiswa penerima program beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2023. Melalui program beasiswa IISMA ini, mahasiswa dari Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) tersebut berkesempatan untuk merasakan kuliah selama satu semester di luar negeri.
Cheesy merupakan satu dari 1.692 mahasiswa Indonesia yang lolos program IISMA dari program yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tersebut. Adapun program ini untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa mengikuti mobilitas internasional ke perguruan tinggi terbaik dunia selama satu semester atau selama 4–6 bulan dengan pembiayaan dari pemerintah Indonesia.
Setelah menjalankan proses seleksi secara masif mulai dari tingkat universitas hingga tingkat nasional, Cheesy berhasil terpilih pada University of Sydney dengan mengambil mata kuliah Learning in Outdoor Education, Cross-Cultural Management, Global America, dan Introduction to Indigenous History.
Tidak hanya sekadar memilih, namun mata kuliah yang dia pilih bertujuan untuk lebih mengenal sistem hingga perkembangan yang ada di lingkungan Australia .
“Learning in Outdoor Education kupilih karena bisa memberi gambaran bagaimana signifikansi lingkungan dalam proses perkembangan dan pembelajaran seseorang di Australia. Introduction to Indigenous History kupilih karena aku mau tahu gimana events dan social issues yg terjadi di masa lalu Australia bisa membentuk Australia yang sekarang,” tutur Cheesy, dikutip dari laman Unpar, Selasa (2/5/2023).
Lebih dari itu, mata kuliah yang dia pilih juga sebagai bentuk pembelajaran agar dapat mengimplementasikan ilmunya saat pulang ke Indonesia nanti.
“Sebetulnya aku merasa course seperti Learning in Outdoor Education dan Introduction to Indigenous History betul-betul kasih aku ilmu bagaimana Australia bisa menjadi Australia yang sekarang, baik itu dari event-event bersejarahnya ataupun secara metode pembelajaran yang mempengaruhi kualitas pendidikan di sana,” kata Cheesy.
Dengan proses pendaftaran dan seleksi yang cukup panjang, Cheesy merasa tantangan terbesarnya adalah melawan dirinya sendiri.
“Tantangan terbesarku kali ini melawan jiwa deadliner ku sendiri. Jadi aku lawan keinginan untuk procrastinate-ku dengan mencoba implementasikan Eisenhower Matrix. Pelan-pelan bedain mana yang urgent & important, mana yang urgent but not important,” ucapnya.
Sebelum mengikuti IISMA, dia memberikan tips bagi mahasiswa yang tertarik pada program ini, dapat memulai dengan mempertanyakan diri sendiri terlebih dahulu. Sehingga muncul self awareness yang menjadikan setiap individu autentik.
Baca Juga: Mahasiswa ITB Mendirikan Perpustakaan Mini di Desa Cilengkrang
Teknologi Kecerdasan Buatan Tetap Membutuhkan Kontrol Manusia
Setiap Tahunnya Persaingan Memperebutkan Program Beasiswa IISMA semakin Ketat
“Suka enggak suka, punya ‘warna’ sendiri yang menarik dan beda dari orang lain ini memang dibutuhkan banget, bukan hanya dalam proses seleksi IISMA, tapi juga di kehidupan sehari-hari,” tuturnya.
Baginya, ada dua hal penting yang harus dipersiapkan matang jauh hari sebelum studi di IISMA, yaitu:
Proses mencari tahu lebih dalam tentang IISMA. (Tidak hanya melalui satu sumber, bisa melalui alumni IISMA, story Instagram IISMA dari berbagai host university, sampai ke webinar atau media sosial yang memang banyak sharing tentang pengalaman IISMA)
Mentalitas growth-mindset. Fokus ke tujuan dan selalu berusaha untuk belajar sebanyak-banyaknya.
Cheesy menuturkan, beasiswa ini membantu para mahasiswa untuk belajar lebih banyak melalui pengalaman yang tidak terbatas dengan mendengarkan materi di kelas atau baca buku saja, namun juga dari lingkungan sekitar atau cerita orang-orang dari berbagai negara lain.
“Harapanku, kedepannya teman-teman lain juga bisa melihat bagaimana beasiswa ini menjadi kesempatan untuk upgrade diri sendiri, sementara untuk para awardee, harapanku bisa memaksimalkan kesempatan ini untuk menyerap pembelajaran sebanyak-banyaknya,” tuturnya.