Bandung Darurat Sampah, Reaktivasi TPA Cicabe Kurang Sosialisasi kepada Warga Setempat
Pemkot Bandung mengaktifkan kembali TPA Cicabe menjadi TPA darurat. TPA ini pernah dipakai pascalongsor TPA Leuwigajah.
Penulis Awla Rajul3 Mei 2023
BandungBergerak.id - Darurat sampah kembali terjadi di Kota Bandung. Penyebabnya lagi-lagi terhambat pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti. Kini dari 135 tempat pembuangan sampah sementara di Kota Bandung, sebanyak 55 TPS dinyatakan overload alias kelebihan muatan akibat lonjakan sampah pasca-Idulfitri.
Menghadapi darurat sampah yang menjadi isu krusial yang selalu berulang di Kota Bandung, kali ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengaktifkan kembali TPA Cicabe menjadi TPA darurat. TPA ini pernah dipakai sebagai TPA darurat ketika periode “Bandung Lautan Sampah” akibat longsornya TPA Leuwigajah pada 2005.
TPA Darurat Cicabe efektif digunakan mulai Selasa (2/5/2023). Rencananya TPA akan digunakan selama dua minggu. Pantauan BandungBergerak.id di TPA Cicabe, dua beko sedang melakukan penggalian lubang untuk penempatan sampah dan dua alat berat sedang meratakan jalur untuk akses keluar-masuk pengangkutan sampah.
Hingga pukul tiga sore di lokasi, sudah ada 15 ritase pengangkutan sampah yang membuang sampah ke dalam lubang galian. Empat lubang galian sampah sudah siap digunakan dan satu lubang lagi sedang digali.
Salah seorang warga sekitar, Yuyun (42) menyebutkan reaktivasi TPA Cicabe seluas 3,9 hektare ini tidak menjadi persoalan sepanjang digunakan untuk sementara waktu. Menurutnya, agar tidak terjadi penumpukan sampah di Kota Bandung. Hal itu tentunya tidak enak dipandang.
"Jadi sementara ga apa-apa. Asal gak bau saja," ungkap Yuyun yang sedang melihat-lihat aktivitas di TPA darurat tersebut ditemani anaknya.
Yuyun merupakan warga RT 6 RW 14 kampung Jamaras, Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati. RT ini merupakan kawasan terdekat dengan lokasi TPA Cicabe, berjarak sekitar 50 meter.
Saat ini bau menyengat dari sampah memang belum terasa. Namun bau menyengat yang akan menguar dari sampah harus diantisipasi sebab akan mengganggu kenyamanan warga sekitar.
Di lokasi lubang-lubang galian sampah itu, terlihat jelas sampah-sampah yang telah berusia 18 tahun, saat TPA Cicabe sempat dijadikan pembuangan sementara ketika bencana ledakan TPA Leuwigajah.
Tidak Mendahulukan Sosialisasi untuk Warga
Pembukaan kembali TPA Cicabe oleh Pemkot Bandung kurang disertai sosialisasi terhadap werga setempat. Ketua RT 6 RW 14 Jamaras, Dadang menyebutkan, sudah banyak warga yang datang ke rumahnya untuk mengeluhkan potensi bau dan minimnya sosialisasi. Selain bau, debu akibat hilir-mudik pengangkutan sampah menjadi resiko yang harus ditanggung warga sekitar.
Namun, karena program pemerintah dan kondisi darurat sampah, Dadang menyampaikan kepada warga mau tidak mau harus mengikuti.
"Masalah utamanya itu, belum ada klarifikasi. Iya (sosialisasi yang minim), saya juga telat (dapat info tentang reaktivasi TPA Cicabe)," ungkap Dadang kepada BandungBergerak.
Dadang baru mendapatkan informasi pada Jumat malam. Sabtu, keesokan harinya alat berat sudah masuk ke TPA Cicabe untuk melakukan persiapan reaktivasi. Ia mengaku informasi yang diterima waktu itu baru seputar akan ada alat berat yang masuk.
Lokasi TPA Cicabe berdekatan dengan kawasan rumah warga dan komplek City Garden. Dadang mengkhawatirkan, jika Dinas Lingkungan Hidup tidak mengatur persoalan hilir-mudik kendaraan pengangkut sampah, maka akan timbul masalah baru yaitu kemacetan. Belum lagi lubang-lubang galian penempatan sampah belum sepenuhnya selesai digali.
"Kalau yang saya lihat mah takutnya ada kemacetan di sini takut ada masalah dari warga juga," ungkap Dadang. "Ya intinya sosialisasi sama cara pengerjaanya saja gitu".
TPA Cicabe kabarnya digunakan sementara selama dua minggu. Dadang menyampaikan, melebihi waktu tersebut warga akan langsung menyetopnya. Meski ada warga sekitar yang pro dengan reaktivasi TPA Cicabe sebab menjadi lahan penghasilan untuk mencari rongsokan.
"Kalau misalkan banyak pemulumg nanti banyak juga kan risikonya. Memang warga di lingkungan sini bukan gak mempermasalahkan, memang ini jadi masalah. Cuma daripada gimana, ada kericuhan atau gimana kan ya warga sekitar sini yang kena jalur ya ngikutin saja gitu," terang Dadang.
Baca Juga: Sampah Lebaran Kota Bandung Membludak
Parade Poster May Day 2023 di Bandung, Suara Buruh Suara Rakyat
Menjemput Kelahiran Mama Mei Kartawinata
Pemkot Bandung Imbau Masyarakat Kurangi Produksi Sampah
Selain mengaktifkan kembali TPS Cicabe dalam menghadapi darurat sampah, Pemkot Bandung meningimbau warganya untuk mengurangi produksi sampah.
"Kita ingin masyarakat sama-sama empati kondisi ini. Kalau ada lahan sok selesaikan di rumah tangga masing masing karena sedang darurat," kata Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna di Balai Kota Bandung, sebagaimana dikutip dari siaran pers.
Masyarakat diimbau agar mengelola sampahnya sendiri dengan konsep Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan). Ema berharap masyarakat dapat memaklumi dan bekerja sama dalam menyelesaikan persoalan sampah ini.
"Ini sementara. Kalau sudah normal dikembalikan ya dibersihkan lagi. Saya sadar tidak ada masyarakat satu pun yang ingin didatangi sampah," katanya.
TPA Cicabe diprioritaskan untuk sampah dari sekitar Bandung Timur, sedangkan daerah lainnya tetap akan dibuang ke TPA Sarimukti. Sebagai TPA Darurat, di lahan ini akan digali 20 lubang dengan ukuran lima meter persegi dengan kedalaman enam meter untuk menampung sampah.