Kios Kayu Palet di Sukahaji Kebakaran, Hasil Usaha 20 Tahun Milik Saepudin Ludes Dilalap Api
Petugas pemadam kebakaran sempat kesulitan karena kios yang terbakar menjual barang-barang yang mudah tersulut api.
Penulis Yopi Muharam12 November 2025
BandungBergerak - Saepudin duduk termenung dengan tatapan kosong di reruntuhan kiosnya yang terbakar semalam pada Selasa 11 November 2025. Penjual kayu palet di Jalan Terusan Pasir Koja, Kelurahan Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung ini kehilangan satu-satunya kios miliknya. Yang tersisa tinggal rangka yang hangus. Kayu-kayu palet jualannya habis tak tersisa.
“Jadi gak bisa nyari duit lagi sekarang,” ujar Saepudin, via sambungan telepon, Rabu, 12 November 2025.
Sudah 20 tahun lebih laki-laki berumur 42 tahun itu berjualan di sana. Dalam semalam tempatnya untuk memenuhi kebutuhan dapur hanyut ditelan api. Sambil menghisap rokok kreteknya, dia harus memutar otak untuk membangun kembali tempat mata pencahariannya itu.
Menurutnya, api berasal dari sebelah barat kiosnya. Saat kebakaran tak berani menyelamatkan barang dagangannya.
“Pas saya datang juga api sudah besar,” ujar bapak tiga anak itu.
Meski saat itu sedang gerimis, api cepat merembet. Saepudin menduga kebakaran karena berasal dari korsleting listrik. Kerugian ditaksir 12 juta rupiah.
Saepudin berencana meminta bantuan kerabatnya untuk meminjam modal untuk mendirikan kembali kiosnya.
“Saya udah enggak punya modal,” ucapnya.
Kebakaran ini musibah paling besar dalam hidupnya. Sepuluh tahun lalu kiosnya yang berseberangan dengan Kampung Sukahaji juga pernah kebakaran. Tapi apinya bisa cepat dipadamkan.
Ia berharap pemerintah bisa membantu para pedagang yang terdampak, terutama untuk membangun kembali kios-kios mereka.
Dalam peristiwa kebakaran ini sedikitnya 20 kios habis terbakar. Tak jauh dari kios Saepudin, Sandi Saputra, 30 tahun, tengah merapikan kayu yang tersisa dari kobaran api. Lima kios di antaranya milik sanak-keluarga Sandi.
“Yang bapak mertua satu, paman saya tiga, dan bibi saya satu,” ujarnya.
Dari lima kiosnya itu, hanya milik bapak mertuanya yang masih berdiri meski sebagian hangus terbakar. Biasanya Sandi menjaga los milik mertuanya itu dari siang hingga maghrib. Hari itu, setelah menutup kiosnya, Sandi pulang ke rumahnya di Mohamad Toha. Namun pada pukul 19.30 dia dihubungi oleh kerabatnya karena terjadi kebakaran.
Saat kembali ke kiosnya api sudah membesar. Dia hanya bisa menyaksikan petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api. Keluarga Sandi menangis saat menyaksikan sumber penghasilan mereka dilalap api.
“Saya kira yang kebakaran jongko yang seberang (di Kampung Sukahaji), karena jongko keluarga saya biasanya selalu aman,” tutur Sandi.
Senasib dengan Saepudin, bapak satu anak itu tak bisa berbuat banyak selain harus membangun kembali lagi dari nol. Yang sangat disesali hari itu ia baru mendatangkan stok untuk pesanan pelanggannya. Selain kayu, ada beberapa kursi dan boks kecil yang sudah disiapkan.
“Rencana mau ini dulu ngebersihin dulu apakah masih ada ya masih ada item yang bisa diselamatkan entah itu kayu atau mungkin alat-alat yang lain,” terangnya, seraya menaksir kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
Memadamkan Api Sampai Subuh
Leonard, Kepala Bidang Pemadaman, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar Matan) baru terbangun dari tidur singkatnya. Matanya masih merah menunjukkan dirinya kurang tidur. Semalam, unitnya yang berada di Jalan Sukabumi berusaha memadamkan api selama kurang lebih delapan jam.
“Kami terima laporan itu pukul 19.01. Respons time-nya kami 5 menit,” jelasnya, kepada BandungBergerak di ruangannya.
Dari kebakaran semalam, Damkar Matan mengerahkan 19 unit yang terdiri dari 11 pancar, 2 water tanker, 3 rescue, dan 3 mobil komando dengan 70 orang petugas damkar dari UPT Selatan, Selatan, Timur, dan Barat.
Saat pemadaman api mereka sempat mengalami hambatan. Karena material yang terbakarnya kayu, menurutnya api cepat membesar. Ditambah sumber air paling dekat yang bisa ditempuh di sana sejauh satu kilometer.
“Jadi agak sulit memadamkannya karena harus special treatment,” terangnya.
Meski demikian, menurutnya api tak merembet ke semua kios dan tidak menimbulkan korban jiwa. Ia menyebut penyebab kebakaran terjadi karena konsleting listrik.
“Walaupun hujan kalau listrik itu sulit dipadamkan,” tuturnya.

Baca Juga: Api Kembali Menyala di Sukahaji, Kebakaran yang Ketiga Sepanjang Tahun Ini
Di Tengah Konflik Lahan, Sejumlah Kios Kayu di Sukahaji Ludes Terbakar
Warga Sukahaji yang Berkonflik Tanah
Kebakaran ini terjadi di seberang kampung Sukahaji yang sedang berkonflik tanah. Mengetahui kejadian ini, warga tetap terjaga. Abah Parman, 58 tahun, sedang beristirahat di rumahnya saat mengetahui adanya kebakaran terjadi di jongko palet kayu seberang kediamannya.
Menjelang isya, Parman diberitahu warga yang meneriaki kebakaran di jongko palet kayu. Di bergegas menghampiri sumber kebakaran.
“Tiba tiba api membesar dari arah belakang jongko tidak diketahui penyebab awal kebakarannya,” ujar Parman.
Dia melihat banyak warga yang lari menyelamatkan barang-barangnya. Namun dia tetap berjaga di gang jalan Kampung Sukahaji. Khawatir api merembet ke kediamnya.
Sebelumnya, Kampung Sukahaji sendiri sudah diterpa kebakaran selama dua kali dalam satu tahun 2025. Pertama pada 9 April 2025, kebakaran melanda jongko palet pada tengah malam. Kebarakan kedua terjadi 28 Oktober 2025 belasan jongko dan lima rumah warga di lahan sengketa Sukahaji terbakar sekitar pukul 3 dini hari.
Zul, 23 tahun, pemuda yang bersolidaritas untuk warga Sukahaji, mengatakan meski insiden kebakaran terjadi di seberang ia khawatir rumah warga juga turut terdampak.
“Saya khawatir kebakaran ini menjadi hal yang berkelanjutan karena ini kali ke 3 selama 1 tahun daerah itu (kawasan Sukahaji) terjadi kebakaran,” tutur Zul.
Menurutnya, warga sekitar memerlukan pemahaman tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran, seperti belajar menggunakan alat pemadam api ringan, membuat jalur evakuasi, dan penyediaan akses ke sumber air.
***
*Kawan-kawan dapat mengikuti kabar terkini dari BandungBergerak dengan bergabung di Saluran WhatsApp bit.ly/ChannelBB

