• Liputan Khusus
  • LARI DULU, UPLOAD NANTI: Para Pelari Kalcer Bandung Berkumpul dalam Komunitas

LARI DULU, UPLOAD NANTI: Para Pelari Kalcer Bandung Berkumpul dalam Komunitas

Komunitas para pelari kalcer di Bandung bermunculan, antara lain Tawarun, Babaturun, dan Tiba Tiba Lari. Lari dulu, berteman, dan menongkrong.

Komunitas lari Babaturun, Bandung, Sabtu, 29 November 2025. Di Bandung sedang marak pelari kalcer. (Foto: Awla Rajul/BandungBergerak)

Penulis Awla Rajul22 Desember 2025


BandungBergerak – Hadirnya komunitas-komunitas turut menjaga keberlangsungan dan kehangatan tren lari di kalangan gen Z. Di Bandung, ada banyak sekali komunitas pelari. Entah sekadar menjadi wadah mencari teman berlari, untuk mempertahankan konsistensi lari, maupun sebagai jembatan bagi pelari baru yang ingin serius menekuni lari.

BandungBergerak melakukan reportase terhadap tiga komunitas lari di Bandung, yaitu Tawarun, Babaturun, dan Tiba Tiba Lari. Ketiganya punya ciri khas masing-masing. Namun begitu, ketiganya punya kesamaan, yaitu terbuka untuk umum dan menjadi wadah bagi pelari-pelari yang hendak menjejali olahraga lari.

Tawarun adalah komunitas yang terbilang baru di Bandung. Komunitas ini dibentuk pada Mei 2025 oleh sekelompok teman. Mulanya mereka berlari untuk mengisi kokosongan waktu di tengah tren lari yang sedang menjamur. Olahraga lari dipilih karena dinilai yang paling rendah biaya dan seluruh kalangan bisa menjangkaunya.

“Kenapa Tawarun? Karena kita larinya pertama cuma nyari happy doang, karena kita situasinya kalau kata orang Jaksel mah lagi krisislah. Jadi ketawa-ketawa (karena lari), ah udahlah kasih namanya (komunitas) Tawarun,” cerita Fauzi, salah satu pendiri Tawarun, Minggu, 30 Desember 2025.

Uji, demikian ia akrab disapa, menyebut komunitas ini menitikberatkan olahraga lari sebagai pelepas stres dari beban pekerjaan, percintaan, kehidupan, dan lainnya. Makanya tagline yang dimunculkan adalah kegembiraan dan tertawa.

“Pelari yang wajib ketawa. Orang dari Senin sampai Jumat, dari Senin sampai Sabtu, stres kerja, stres percintaan, stres bisnis, gabung tawaran untuk sementara waktu harus hilang dulu. Kita happy dulu, bro. Kita manusia butuh relaksasi. Makanya kenapa namanya Tawarun? Kabeh kudu seuri,” katanya sambil bercanda.

Tawarun mulanya hanya dibuat untuk lari rekreasi saja. Namun begitu, atas permintaan anggota yang ingin serius lari, komunitas ini berencana membentuk program latihan yang terstruktur. Fauzi membeberkan, Tawarun rutin mengadakan lari bersama setiap Minggu pagi. Agenda rutin ini dikolaborasikan dengan kafe-kafe di Bandung, yang diharapkan mampu mengembangkan potensi ekonomi lokal.

Tawarun punya anggota mencapai 80 orang, dengan pengurus utama lima orang. Namun, rata-rata partisipan yang mengikuti agenda lari mingguan sekitar 20 hingga 25 orang. Fauzi menyampaikan, siapa pun bisa bergabung ke komunitas ini, ikut berlari, nongkrong setelahnya, dan tertawa bahagia.

“Secara keseluruhan kita guyub, kekeluargaan. Semua umur, kalau udah satu meja, satu tongkrongan, kita sama,” ungkap Uji.

Uji melihat tren lari akan bertahan dalam waktu lama. Sebab lari adalah olahraga yang paling murah, minim alat, bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, dan oleh segala umur. Sebagai individu, Uji mendapatkan banyak keuntungan dari hobi lari ini. Selain benefit di aspek kesehatan fisik dan mental, ia juga memperoleh banyak relasi dari hobi ini.

Apa yang paling dinikmati dari lari?

“Jujur lebih mengenal diri sendiri. Apalagi ketika lari sendiri, 10 kilo sampai 21 kilo. Lebih mengenal diri sendiri, kalau dari segi personal. Tapi kalau dari sisi lain, bisa ketemu orang baru. Luar biasa sih kalau positifnya,” terang Uji, ketika ditemui setelah lari rutin mingguan di Yess Coffee.

Profil Babaturun

Babaturun adalah komunitas yang boleh dibilang sudah cukup lama dan konsisten. Komunitas ini terbentuk tahun 2023, didirikan oleh sekelompok teman yang mencari wadah untuk berolahraga bersama. Komunitas ini aktif membuat konten-konten seputar lari. Visibilitasnya di media sosial membuat namanya kian terdengar.

“Untuk join tinggal gabung aja, gampang pokoknya. Kalau butuh teman berlari, ada Babaturun. Tagline kami itu sekarang, ‘teman kamu berlari’. Dan karena di Bandung, ya namanya kita pake bahasa Sunda,” jelas Haidar, Co-Fouder Babaturun, Sabtu, 29 November 2025.

Babaturun punya tiga hari kegiatan rutin dalam sepekan, setiap Rabu, Sabtu, dan Minggu. Rabu adalah hari khusus yang kadang digunakan untuk menu lari tertentu, persiapan mengikuti event. Sabtu pagi adalah lari santai dengan jarak 5 KM. Sementara Minggu adalah lari jarak jauh, biasanya 10 KM.

Untuk kegiatan rutin Saturday Morning Run (Satmorun), Babaturun berkolaborasi dengan kafe maupun restoran. Rata-rata partisipan yang mengikuti kegiatan rutin mencapai 20 orang.

Salah satu ciri khas dari kegiatan lari yang dibuat Babaturun adalah “ngumpul bareng” setelah lari. Semua peserta yang ikut, setelah lari akan saling berkenalan dan berbincang. Cara ini dipilih untuk menciptakan suasana cair, santai, dan menambah pertemanan baru.

“Kita bisa saling kenal. Mungkin kalau sama-sama ada potensi, bisa bekerja sama juga di luar kegiatan lari, jadi nambah teman, babaturan kan?” ungkap Haidar. “Jadi nongkrong aja setelah lari, ngobrol. Karena kan ada yang baru (gabung) gitu, jadi mereka merasa terajak, terus sama-sama kenal. Jadi next lari udah gak canggung.”

Babaturun memang bukan komunitas yang memfokuskan untuk menumbuhkan atlet lari. Namun begitu, komunitas ini memfasilitasi program latihan bagi anggota yang ingin serius ikut event. Babaturun sebagai komunitas akan memfasilitasi latihan bersama serta menemukan sponsor. Agar pelari bisa fokus pada program latihan.

Apa yang paling perlu diperhatikan jika hendak mengikuti tren lari? Haidar dan Tim Media Babaturun, Ricky Septian, menjawab: nikmati dan cari teman.

“Karena kalau enggak gitu nanti susah bertahan. Kalau sendiri mungkin susah menjaga konsistensinya, kadang motivasinya kurang. Kalau misalnya kita bareng-bareng kan bisa didorong bareng-bareng. Asyiklah lari bareng teman-teman,” kata Haidar, diamini Ricky usai Satmorun di Rumah Haji Daging.

“Pesan saya sih nikmatin aja. Jangan liat outfit orang lain, lari dulu aja gitu. Terus kalau sendiri biasanya ada masa jenuhnya, turun motivasi. Kalau misalkan sama komunitas, Insya Allah semangatnya akan kebawa terus,” tambah Ricky.

Baca Juga: Tentang Punk, Dentangan Keras dengan Kontribusi Luas
Lima Puluh Tahun Kelahiran Sex Pistols dan Revolusi Punk, Kita Artikan Apa?

Para pelari berlari di Jalan IR H Djuanda (Dago), Bandung, Sabtu, 29 November 2025. Di Bandung sedang marak fenomena pelari kalcer. (Foto: Awla Rajul/BandungBergerak)
Para pelari berlari di Jalan IR H Djuanda (Dago), Bandung, Sabtu, 29 November 2025. Di Bandung sedang marak fenomena pelari kalcer. (Foto: Awla Rajul/BandungBergerak)

Profil Tiba Tiba Lari

Komunitas ini juga sudah cukup lama dan konsisten. Tiba Tiba Lari dibentuk pertengahan 2023 oleh anggota yang saling berkenalan dari komunitas lain. Komunitas lama ini cukup populer, namun membuka slot yang terbatas untuk mengikuti kegiatannya. Sekelompok kawan ini kemudian membentuk komunitas baru yang diberi nama Tiba Tiba Lari.

Salah satu pengurus Tiba Tiba Lari, Chika, 26 tahun menyebutkan, komunitas ini bukanlah yang berfokus membentuk atlet. Melainkan sebagai wadah berkumpul mencari teman baru melalui hobi lari. Dalam kegiatan larinya, komunitas ini cenderung lari lambat dengan kecepatan rata-rata (pace) antara delapan atau sembilan.

“Di sini memang kalau secara lari itu termasuknya lambat. Karena kan kita lebih fokusnya bukan ke latihan segala macam, tapi ke ngumpulnya sebenarnya,” kata Chika, Selasa, 11 November 2025.

Tiba Tiba Lari punya dua agenda rutin setiap pekan, yaitu Night Run After Office setiap Selasa dan Morning Run setiap Sabtu. Kedua kegiatan rutin ini bisa diikuti oleh siapa saja. Serupa seperti Tawarun dan Babaturun, Tiba Tiba Lari juga bekerja sama dengan kafe sebagai titik kumpul dan menumbuhkan potensi ekonomi lokal dari aktivitasnya. Setiap kegiatan lari, rata-rata partisipannya mencapai 30 orang.

Pengurus Tiba Tiba Lari lainnya, Theo, 28 tahun membeberkan, secara umum lari memang punya efek yang bagus untuk kesehatan. Namun begitu, sebagian orang ada yang memaksa dan tidak mempersiapkan diri. Misal, yang mendaftar event lari di kategori 42 KM (marathon), tapi tanpa persiapan jauh-jauh hari. Ambisi tanpa persiapan ini justru berdampak buruk bagi kesehatan dan berisiko tinggi.

“Kalau misalnya benar-benar dari nol, enggak pernah lari sebelumnya, jangan langsung maksain pengin sama dengan progres orang-orang. Kadang kan ada yang suka panasan sama progres orang. Kalau memang udah enggak sanggup, enggak maksain pengin jadi bagus,” terang Theo, rendah hati.

BandungBergerak juga bertanya hal personal kepada Chika dan Theo, apa yang paling disenangi dari lari?

“Suka lari justru setelahnya itu, ngumpul-ngumpulnya, nongkrong. Beda kalau ikut event ya, ada kebanggan tersendiri karena menabung untuk daftarnya juga,” kata Chika.

“Suka lari karena bisa di mana aja, terus bisa lihat suasana baru selama lari. Terus lari juga olahraga yang paling gampang, bisa dilakukan di mana pun. Tinggal punya sepatu, bisa mulai lari,” kata Theo.

Komunitas memang tepat menjadi wadah berkumpul dan berbagi kesamaan visi dan tujuan. Di tengah menjamurnya tren lari, komunitas punya peran penting menjaga nyala api semangat para pelari, meski anggotanya kerap datang dan pergi. Namun demikian, komunitas berperan positif untuk terus menghangatkan tren lari yang berdampak baik untuk gaya hidup generasi masa kini.

*Kawan-kawan dapat mengikuti kabar terkini dari BandungBergerak dengan bergabung di Saluran WhatsApp Kami

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//