LARI DULU, UPLOAD NANTI: Jenis-jenis Lari di Tengah Ngetren Pelari Kalcer
Ada beragam jenis lari yang biasa dilakukan para pelari kalcer, dari road run, trail run, lari berdasarkan jarak, 42K Run, Easy Run, dan masih banyak lagi.
Penulis Retna Gemilang26 Desember 2025
BandungBergerak - Fenomena lari di Indonesia tumbuh setiap tahunnya. Aktivitas ini kian menjamur menjadi sebuah gaya hidup yang banyak digandrungi banyak kalangan. Pentingnya aktivitas fisik dan kesahatan turut dikampanyekan oleh komunitas.
Kegiatan lari sendiri adalah salah satu bagian dari cabang olahraga atletik yang merupakan mother of sport, di mana setiap olahraga hampir pasti melibatkan lari, baik itu sebagai latihan tambahan maupun inti. Lari dapat dilakukan secara individu atau berkelompok melalui komunitas. Aktivitasnya semakin berkembang, bukan hanya cabang olahraga saja, melainkan tren gaya hidup masa kini.
Dapat terlihat dari fenomena event lari menjamur di kota-kota besar, mulai dari marathon run, fun run, ultra run yang jaraknya beratus-ratus kilometer, hingga Car Free Day (CFD).
CFD Dago, misalnya, yang selalu hadir setiap hari Minggu mulai pukul 06.00-10.00 WIB di sepanjang Jalan Ir. H. Djuanda (Dago), menjadi ikon ruang publik warga Bandung di mana mereka bisa berolahraga lari, bersepeda, jalan santai, atau sekadar menikmati udara Dago bersama kerabat keluarga.
Berdasarkan data pengguna Garmin yang merekam aktivitas berlari dari Garmin Connect Indonesia, tercatat tren lari di Indonesia yang meningkat secara signifikan sepanjang tahun 2024-2025. Pada awal Januari 2024 terdapat 56,463 kali pengguna melakukan aktivitas berlari. Angka ini kian meningkat hingga Desember 2024 sebanyak 142,975 kali aktivitas berlari.
Bila dibandingkan dengan awal Januari 2025, angka aktvitas lari ini melonjak lebih dari dua kali lipat, yakni 135,551. Saat bulan Ramadan pada Maret terjadi penurunan sebesar 132,969 aktivitas berlari. Akan tetapi, setelah Ramadan di bulan April, terjadi kenaikan angka secara signfikan sebesar 175,969 kali. Terakhir, Mei 2025 terdapat 242,627 pengguna Garmin melakukan aktivitas lari.
Tumbuhnya kesadaran masyarakat akan tren gaya hidup dengan berlari tentu membuat angka-angka tersebut diperkirakan akan terus melonjak hingga akhir 2025.
Peningkatan tren lari sebanding dengan peningkatan event lari di Indonesia. Setiap tahunnya, tersebar event lari di berbagai kota. Berdasarkan keterangan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) dengan data dari KalenderLari, terjadi peningkatan lari di Indonesia sepanjang 2022-2025. Tercatat pada tahun 2022 terdapat 94 event lari, meningkat menjadi 160 event pada tahun 2023, tahun 2024 terjadi kelonjakan lebih dari dua kali sebanyak 420 event, dan data sementara di 2025 terdapat 556 event.
Bahkan kegiatan lari yang banyak dilakukan komunitas dapat berkontribusi pada perputaran ekonomi lokal. Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta saat membuka ajang lari berskala nasional, Patriot Run Indonesia Emas 2025 di Bekasi, menekankan pentingnya peran olahraga lari dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam gaya hidup sehat dan inklusif, sekaligus menggerakkan roda industri olahraga nasional.
"Melalui event seperti ini, tercipta ekosistem industri olahraga yang inklusif dan dinamis," jelas Isnanta, melalui keterangan resmi Kemenpora, Minggu, 21 September 2025.
Baca Juga: Friday Football Street, Mencari Lapangan yang Setara di Antara Beton Kota
Friday Football Street, Olahraga dan Ruang Publik sebagai Wadah Positif

Jenis-jenis Tren Lari
Mengikuti perkembangan tren lari yang banyak digandrungi banyak kalangan, terdapat pula jenis-jenis lari. BandungBergerak menghimpun data jenis-jenis lari berdasarkan tempat, jarak, dan jenis latihannya. Diketahui, jenis lari berdasarkan lokasi tempat terbagi menjadi dua, yaitu road run dan trail run.
Road Run adalah lari yang dilakukan di permukaan jalan yang beraspal, beton, atau jalur perkotaan yang datar dan terukur. Permukaan yang rata membuat pelari dapat fokus pada kecepatan dan ritme langkah. Dengan permukaannya yang stabil, road run sering menjadi pilihan pelari pemula sampai rekreasional yang ingin mencatat target pribadi.
Trail Run adalah jenis olahraga yang menggabungkan kegiatan berlari dan mendaki gunung. Sehingga, lari ini dilakukan di medan alam terbuka, seperti hutan, bukit, pegunungan, jalan setapak, tanah, bahkan bebatuan yang memiliki banyak tanjakan dan turunan. Jenis lari ini menitikberatkan pada daya tahan, keseimbangan, koordinasi, dan keterampilan teknis saat melewati medan yang tidak rata.
Di Indonesia sendiri kegiatan ini masih jarang dilakukan, tidak seperti negara-negara lain yang sering mengadakan trail run. Namun pada dasarnya, Indonesia memiliki sarana yang memadai dalam mengembangkan olahraga trail run. Seperti di Kabupaten Banyuwangi, trail run pertama kali dilaksanakan pada tahun 2016 dengan event "Ijen Green Run".
Jenis lari berdasarkan jarak. Terbagi menjadi lari pendek dan menengah. 5K Run atau lari sejauh 5 kilometer sering dipakai di acara komunitas atau perlombaan di jalan raya. 10K Run atau lari sejauh 10 kilometer menjadi tergolong jarak populer di perlombaan favorit. Lebih lanjut, 21K Run atau lebih sering dikenal Half Marathon dengan lari sepanjang 21,0975 kilometer dengan menuntut pelarinya memiliki daya tahan lebih tinggi.
Selanjutnya, 42K Run atau sebutan populernya dari Marathon dengan lari 42,195 kilometer sebagai jarak standar marathon internasional. Pelari marathon ini menuntut stamina dan persiapannya yang intensif. Terakhir, terdapat Ultra Marathon yang berlari dengan jarak di atas marathon (42K), seperti 50K, 70K, 100K, atau lebih. Jarak ini kerap muncul di ajang pelari ultra yang menantang ketahanan fisik dan mental.
Kemudian, terdapat jenis lari berdasarkan latihan, yakni easy run, recovery run, long run, tempo run, interval run, fartlek run, progresi run.
Easy Run sesuai namanya merupakan lari santai dengan intensitas ringan sampai menengah dengan durasi cukup panjang tapi tidak terlalu cepat. Lari ini bertujuan membangun daya tahan aerobik dasar tanpa stres berlebih pada tubuh dan menjadi dasar latihan mingguan. Umumnya berdurasi sekitar 30-45 menit atau lebih lama sesuai level pelari.
Recovery Run merupakan sesi lari setelah latihan intens atau berat, misalnya interval atau tempo. Intensitas lari ini sangat rendah di mana hanya menggunakan maksimal 70 persen dari tenaga dan kecepatan jantung. Tujuan lari ini untuk pemulihan otot, badan tetap bugar, dan mempertahankan jarak mingguan tanpa menambah kelelahan.
Long Run, lari dengan durasi dan jaraknya terus meningkat setiap pekan yang dilakukan dalam pace tertentu dan berkelanjutan. Lari ini adalah kombinasi dari long run dan easy run yang kerap dipakai untuk progress latihan mencapai jarak tertentu. Manfaatnya dapat meningkatkan daya tahan tubuh untuk berlari lebih lama dan membiasakan tubuh memetabolisme energi secara efisien.
Tempo Run adalah lari dengan kecepatan stabil yang relatif menantang, namun dapat dipertahankan dalam waktu tertentu sekitar 30-40 menit. Lari ini dapat membantu tubuh belajar mempertahankan kecepatan kompetitif selama durasi panjang tanpa cepat lelah.
Interval Run menjadi latihan lari terstruktur yang terdiri dari lari cepat diselingi pemulihan dengan berjalan atau lari lambat. Lari ini dapat meningkatkan kecepatan lari dan kapasitas aerobik (VO2 max), serta efektif dalam persiapan lomba jarak pendek hingga menengah.
Misalnya, lari cepat dengan pace 5 dalam satu putaran, kemudian diselingi jogging dengan pace 8 selama 2 menit. Variasi ini biasanya akan diulang sampai 6 kali tergantung hitungan target jarak dan kecepatan lari yang mau dicapai.
Fartlek Run lebih sering dikenal sebagai "speed play". Metode lari ini berasal dari Swedia dan menjadi variasi lari dengan kombinasi kecapatan tinggi dan rendah tanpa struktur khusus, seperti interval sesungguhnya. Fartlek berlari berganti-ganti antara tempo lari lebih cepat dan lebih lambat, tetapi tidak pakai aturan jarak atau waktu yang kaku.
Fartlek dikenal lebih fleksibel dan informal, sedagkan interval memiliki struktur yang jelas. Lari jenis ini dapat melatih adaptasi tubuh terhadap perubahan intensitas. Selain itu juga baik untuk stamina, kecepatan, serta variasi latihan.
Progesi Run adalah latihan lari yang dimulai dengan pace ringan lalu semakin cepat seiring waktu. Tujuannya untuk melatih tubuh menyesuaikan diri terhadap peningkatan kecepatan, terutama untuk bagian akhir lomba atau sesi kuat. Lari ini merupakan gabungan unsur endurance dan speed dalam satu latihan.
Dengan begitu banyak jenis lari dan tren komunitas lari yang terus meningkat. Olahraga ini hadir menjadi bagian dari budaya hidup sehat di Indonesia.
*Kawan-kawan dapat mengikuti kabar terkini dari BandungBergerak dengan bergabung di Saluran WhatsApp Kami

