• Cerita
  • DATA BICARA: Kota Bandung Semakin Panas, Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Sulit Ditambah

DATA BICARA: Kota Bandung Semakin Panas, Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Sulit Ditambah

Kota Bandung terus memanas, tak lagi sesejuk di masa lalu. Dalam kurun bersamaan, penambahan luas ruang terbuka hijau (RTH) berjalan sangat lambat.

Penulis Sarah Ashilah14 April 2022


BandungBergerak.idKota Bandung hari ini sudah tidak sesejuk di masa lalu. Tidak sedikit warga mulai mengeluhkannya. Ibu kota provinsi Jawa Barat yang juga menjadi pusat ekonomi ini semakin panas, semakin hareudang.

Data mengonfirmasi adanya peningkatan suhu rata-rata Kota Bandung dalam 48 tahur terakhir. Dari 22,6 derajat Celcius pada 1975 menjadi 25,69 derajat Celcius pada 2020.

Dalam kurun waktu yang sama, jumlah penduduk Kota Bandung terus bertambah secara signifikan. Kota yang wilayahnya tidak meluas ini semakin sesak. Semakin banyak lahan yang dialihfungsikan untuk mencukupi kebutuhan aktivitas dan mobilitas penduduknya, mulai dari tempat tinggal hingga gedung untuk bekerja.

Data mengonfirmasi bagaimana Kota Bandung kepayahan memenuhi amanat luas minimal ruang terbuka hijau (RTH). Saat ini, luas RTH ada di kisaran 12,25 persen dari total luas wilayah. Jauh di bawah angka minimal 30 persen.

Pemerintah Kota Bandung berulang kali mengklaim komitmen mereka menjaga ruang terbuka hijau (RTH). Belum lama ini, misalnya, Pelaksana Tugas Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyebut program penambahan luas RTH menjadi bagian dari Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung 2022-2042. 

"Untuk pemenuhan RTH, ada surat pernyataan mengenai komitmen dalam Raperda RTRW Kota Bandung. Meliputi pengembangan rimba kota, taman kota, taman kecamatan, RTH, jalur hijau, roof garden," ungkap Yana, dikutip dari siaran persnya, Selasa (5/4/2022).

Manusia dan Industri

Kenaikan suhu rata-rata merupakan salah satu bukti perubahan iklim yang terjadi secara global. Di Bandung, warga merasakannya. Aktivitas manusia dan kegiatan industri menjadi faktor penyumbang masalah serius yang masih banyak diabaikan ini.

“Selain aktivitas manusia perkotaan, kegiatan di kawasan industri sekitar Kota Bandung menghasilkan gas emisi yang menyebabkan efek rumah kaca. Tentu ini berimbas juga pada (kenaikan) suhu di Kota Bandung,” tutur Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat Meiki W. Paendong.

Gas buang seperti karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO 2), Nitrogen Monoksida, Gas Metana, dan Gas Fluorinated diketahui dihasilkan oleh pembakaran pabrik, kendaraan bermotor, cara olah sampah yang keliru, dan berbagai aktivitas manusia lainnya. Keberadaan ruang terbuka hijau (RTH), terutama hamparan pohon, menjadi krusial. Selain membersihkan udara, pohon-pohon yang ditanam pun menjadi sumber oksigen untuk manusia.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, lewat unggahan di akun Instagramnya pada 24 Juli 2021, menyebut bahwa dalam satu tahun, sebuah pohon dapat menyejukkan udara setara dengan 10 penyejuk udara (AC) yang menyala terus-menerus.

Merujuk data, kita tahu ada permasalahan serius yang dihadapi Kota Bandung. Suhu terus meningkat, sementara penambahan luas lahan terbuka hijau berjalan teramat lambat. Yang dibutuhkan adalah komitmen kuat untuk melakukan tindakan nyata.

Editor: Tri Joko Her Riadi

COMMENTS

//