• Cerita
  • CERITA ORANG BANDUNG #66: Personel Bengkel Ubeng Siap Membantu Pemotor yang Kebanjiran di Bojongsoang

CERITA ORANG BANDUNG #66: Personel Bengkel Ubeng Siap Membantu Pemotor yang Kebanjiran di Bojongsoang

Erfan dan Adi Ajed personel bengkel Ubeng Speed 135 berjaga di genangan banjir Bojongsoang untuk memberi pertolongan pertama bagi motor mogok akibat menerjang banjir

Adi Ajed dan Ubeng berpose di lokasi mereka membantu motor yang tidak menyala karena kebanjiran, di Jl. Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Sabtu (6/5/2023). (Foto: Awla Rajul/BandungBergerak.id)

Penulis Awla Rajul14 Mei 2023


BandungBergerak.id – Seorang pemuda menunggu dengan sabar motornya yang tidak bisa menyala. Ia memasrahkan motornya kepada Erfan dan Adi Ajed. Keduanya membongkar beberapa bagian penting motor seperti busi, lantas mendirikan motor itu agar air banjir yang masuk ke bagian-bagian penting motor dapat keluar. Usai memastikan mesin motor itu bisa menyala dan bisa berjalan normal, Erfan dan Adi Ajed menutup bagian yang tadinya dibuka. Si pemuda berterima kasih dengan memberikan sejumlah uang.

Hari itu, Sabtu (6/5/2023) akibat hujan semalaman membuat kawasan Dayeuhkolot banjir. Jalur Bojongsoang-Dayeuhkolot lumpuh. Tepat sebelum jembatan di Jalan Bojongsoang, sebelum mencapai Yonzipur, air ikut menggenang sekitar setengah meter lebih. Beberapa motor dari arah Bojongsoang yang menuju Dayeuhkolot terpaksa putar balik, beberapa menerobos. Sedangkan kendaraan dari Dayeuhkolot menuju Bojongsoang melintasi genangan air secara perlahan.

Di lokasi setelah genangan itulah, Erfan, Adi Ajed, dan Ubeng bersedia membantu pengendara motor yang kesulitan karena motornya mati akibat melewati genangan air banjir. Erfan sendiri bahkan sudah berjaga di lokasi itu sejak pagi pukul delapan. Sebab air mulai menggenang sejak sebelum subuh. Kebanyakan motor yang mati berasal dari arah Dayeuhkolot. Titik banjir setinggi hampir semeter berada tepat di depan Masjid Besar Dayeuhkolot.

Erfan mengaku, mereka sering membantu pemotor yang kesulitan jika musim penghujan dan banjir. Mereka tinggal di Bojongsoang, tak jauh dari situ dan membuka sebuah bengkel rumahan yang bernama Ubeng Speed 135. Motif mereka menolong dan tidak mematok harga atas jasa mereka memperbaiki motor. Seberapa pun yang diberikan mereka akan menerimanya.

"Udah mah kesusahan, terus ya butuh pertolongan juga. Yang ngasih Alhamdulillah yang enggak juga gapapa," ungkap Erfan kepada BandungBergerak.id saat ditemui sedang bersantai bersama, kondisi genangan air mulai surut.

Kondisi genangan air di Jl. Bojongsoang tepat sebelum jembatan Yonzipur, Sabtu (6/5/2023). (Foto: Awla Rajul/BandungBergerak.id)
Kondisi genangan air di Jl. Bojongsoang tepat sebelum jembatan Yonzipur, Sabtu (6/5/2023). (Foto: Awla Rajul/BandungBergerak.id)

Baca Juga: CERITA ORANG BANDUNG #65: Kesetiaan Nce di Warung Kopi
CERITA ORANG BANDUNG #64: Empat Puluh Tahun Aah Asia Berjualan Tahu Tempe
CERITA ORANG BANDUNG #63: Kisah Pak Ogah yang Bertahan di Belantara Kemacetan Bandung

Berjaga di Genangan Banjir Bojongsoang

Erfan bercerita, beberapa motor tidak perlu dibongkar, beberapa mesti dibongkar. Sebab, jika air masuk ke dalam karburator motor, otomatis harus dibongkar. Kondisi yang parah jika harus membongkar head untuk memeriksa klep, sebab air bisa sampai masuk ke seker. Adapun jika motor injeksi, perlu pengecekan yang lebih seksama. Sebab, mesin injeksi bisa menyedot air hingga masuk ke dalam mesin.

Erfan berpesan, jika memang harus menerjang genangan banjir, cara agar motor tidak mati dan tetap bisa digunakan adalah dengan menutup knalpot serapat-rapatnya. Saat melintasi genangan yang tinggi, mesin motor jangan dinyalakan, cukup dengan didorong.

"Pastilah aman itu, gak akan repot. Tinggal buka dan buang air dari tempat pembuangan, dinyalain pasti nyala," lanjut Erfan.

Meski begitu, penting untuk mengganti oli motor usai kebanjiran. Sebab air bisa masuk melalui celah-celah terkecil. Air yang masuk bisa sampai ke dalam mesin dan mencampuri oli. Adi Ajed kemudian menimpali. Jasa mereka sebenarnya cukup membantu para pemotor yang kesulitan. Sebab, menurut Adi, jika membawa motor kebanjiran ke bengkel untuk dibongkar, biaya yang dikeluarkan relatif mahal.

"Kalau ke bengkel tu bongkar air udah pasti lebih dari 50 ribu. kita mah mau 10 ribu mau gak ngasih juga gapapa," ungkap Abi Ajed sambil tertawa.

Abi membeberkan, bahwa pemotor yang kesulitan dan butuh bantuan saat melihat mereka pastilah sudah mengira mereka orang bengkel. Sebab, mereka membawa kunci dan peralatan lainnya. Sehingga beberapa pemotor memang langsung meminta bantuan atau sekedar meminjam kunci. Ia juga bilang, kalau mereka tidak berniat mencari siapa yang kesulitan. Pemotor yang kerepotan akan ditawarkan bantuan, jika tidak butuh bantuan, mereka tidak akan memaksa untuk ditolong.

Namun begitu, Abi Ajed mengaku, pada hari Sabtu itu, sejak pagi, banyak motor yang sudah mereka bantu. Mereka bertiga, Erfan, Abi Ajed, dan Ubeng masing-masing "memegang" rata-rata lebih dari 20 motor.

"Kalau misalnya diambilin semua, wah banyak bangetlah, repot juga," celoteh Abi Ajed.

Peralatan yang dibawa Abi Ajed dan kawan-kawan untuk membantu motor yang tidak menyala berupa kunci, obeng, dan peralatan lainnya. (Foto: Awla Rajul/BandungBergerak.id)
Peralatan yang dibawa Abi Ajed dan kawan-kawan untuk membantu motor yang tidak menyala berupa kunci, obeng, dan peralatan lainnya. (Foto: Awla Rajul/BandungBergerak.id)

Membantu Motor Mogok lewat Medsos

Erfan dan Abi Ajed mengaku bahwa kemampuan dan keahlian mereka bisa memperbaiki motor karena diajarkan oleh Ubeng. Bengkel milik Ubeng itu merupakan bengkel khusus mengurusi sepeda motor mesin dua tak. Namun tidak menutup kemungkinan mengurusi sepeda motor mesin empat tak. Erfan menyampaikan bahwa niat membantu orang yang kebanjiran didasarkan pada identitas mereka sebagai anak motor yang sering "main jauh".

"Kita kan sering main jauh juga, jadi ngerasainlah kalau kita kerepotan di jalan gak ada yang nolong, atau teman, saudara yang kena repot di jalan gini kan kasian," ungkap Erfan.

Dari situ, di bengkel mereka ada layanan siap panggil ke lokasi jika ada pengendara motor yang mogok atau ada kesulitan pada kendaraannya. Mereka siap terjun ke lokasi serta tidak mematok berapa tarif jasa mereka. Ubeng membeberkan, asal motornya bisa jalan terlebih dahulu untuk sampai ke tujuannya.

Ide ini bermula karena prihatin dengan para ojek online. Ada yang bekerja hampir 24 jam, namun ketika terkendala dengan motornya, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka biasanya mencari informasi terkait pemotor yang memiliki kendala melalui media sosial, misalnya Facebook atau Instagram. Mereka lalu menawarkan dari sana. Jika yang bersangkutan bersedia dibantu, barulah mereka akan ke lokasi.

"Kita membantu orang dari media sosial, cuma kan kita gak ngarepin imbalan yang gede-gede banget, kesatu itu. Keduanya kita sambil sweeping-sweeping dari orang jahat. Jadi kan kalau lagi sweeping di Facebook kan misalnya ada yang kerepotan, mogok atau gimana-gimana kita siap terbang, siap merapat," ungkap Ubeng.

Adapun jika di lokasi motornya tidak bisa dibenarkan, lanjut Ubeng, mereka akan menawarkan untuk diperbaiki dengan serius di bengkel. Ubeng menegaskan bahwa mereka tidak fokus memanfaatkan momen banjir untuk meraup keuntungan. Momen banjir merupakan momen membantu.

Kondisi genangan kian surut sekitar pukul tiga menuju pukul empat sore itu. Motor-motor sudah cenderung leluasa melewati genangan air, meski tetap harus pelan-pelan saat melaluinya. Usai bersantai itu, Abi Ajed kemudian merapikan kunci dan peralatan. Mereka kembali ke bengkel.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//