• Budaya
  • Alumni GSSTF Unpad Luncurkan Platform Budaya Menuai.id

Alumni GSSTF Unpad Luncurkan Platform Budaya Menuai.id

Situs Menuai.id menghimpun beragam karya seni yang relatif luas. Dari yang baku hingga eksperimental.

Alumni Gelanggang Seni Sastra dan Film (GSSTF) Universitas Padjadjaran lintas angkatan dalam peluncuran platform digital budaya bertajuk Menuai.id di Teras Sunda Cibiru, Bandung, Minggu (13/5.2023). (Foto: Dokumentasi Tim Produksi Menuai.id)

Penulis Ahmad Fikri15 Mei 2023


BandungBergerak.id – Alumni serta pegiat unit kegiatan mahasiswa Gelanggang Seni Sastra dan Film (GSSTF) Universitas Padjadjaran angkatan 84 hingga 2023 meluncurkan platform budaya berbasis website Menuai.id berisi karya yang relatif lengkap. Ada puisi, cerpen skenario teater dan film, musik, karya film, hingga karya eksperimental.

“Menuai.id adalah hasil dari proses diskusi selama hampir empat bulan dengan semangat mengumpulkan karya-karya dari kawan-kawan yang pernah berproses berkesenian di GSSTF Unpad”, ujar Setiaji Purnosatmoko, periset sosial yang juga alumni GSSTF dikutip dari rilis yang diterima BandungBergerak.id.

Dalimunthe, dosen Fakultas Psikologi Unpad sekaligus Alumni GSSTF menambahkan, awalnya karya-karya alumni GSSTF lintas angkatan tersebut akan dikumpulkan dalam bentuk buku. Namun rencana tersebut bergeser.

“Awalnya kami berencana untuk membuat buku, namun sepertinya akan mempersempit beberapa karya, terutama karya berbasis digital. Plus, media digital adalah media yang paling banyak digunakan saat ini. Maka diputuskan untuk membangun sebuah website sebagai platfrom digital yang menuai karya dari kawan-kawan,” ujar Karolina.  

Baca Juga: Pengobatan Alternatif dari Sudut Pandang Kedokteran dan Budaya
Budaya Suap yang Menjadi Konsumsi Publik di Indonesia
Sahabat Heritage Indonesia: Mencintai Cagar Budaya dengan Berkomunitas

Peluncuran platform budaya tersebut digelar dalam acara bertajuk Menuai.id yang berlangsung di Teras Sunda Cibiru, Kota Bandung, pada Minggu (13/52023). Acara peluncuran diselingi diskusi, orasi budaya, penampilan Orkes Kerontjong Rindi Order, Band Suro Buldog Begal Cinta, pementasan teater, dramatic reading, pameran karya, sekaligus reuni alumni GSSTF.

Yudi Latif, cendekiawan nasional yang juga alumni GSSTF mengisi orasi budaya. “Apa pentingnya manusia berkesenian? Apa pentingnya manusia berkebudayaan lalu dikumpulkan dan disebarkan seperti platform Menuai.id ini?” ujarnya.

“Jawabannya sederhana. Karena manusia hidup dengan mengolah alam menggunakan budaya. Itulah pembeda manusia dengan primata lainnya yang hidup hanya dengan mengandalkan insting.”

Yudi menutup  orasinya dengan pernyataan yang menekankan pentingnya seni sebagai hasil budaya. “Maka, tolong jangan anggap tidak penting kesenian, hasil budaya, karena itulah yang membuat manusia berkembang secara jasmani dan rohani untuk kemudian menjadi manusia seutuhnya,” tutupnya.

Di sesi diskusi, Budhi Sp., pegiat Radio Komunitas yang juga alumni GSSTF mengatakan, platform digital tersebut diharapkan menjadi ruang besar untuk menghimpun karya-karya alumni serta anggota GSSTF sekaligus menjadi ruang berkumpul. “Akhirnya menuai.id menjadi sebuah orkestrasi lintas jaman, lintas generasi yang saat ini bertitik awal di keluarga besar GSSTF dan tentunya bisa dinikmati oleh masyarakat luas,” kata dia..

“Harapan kami, semoga keberadaan platform menuai.id dapat berkontribusi dan memberi warna tersendiri pada dinamika budaya masa kini yang berbasis digital di Indonesia,” ujar Sitti Aminah Syahidah, konsultan komunikasi yang juga alumni GSSTF dan bertindak sebagai perwakilan tim produksi.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//