• Pemerintah
  • Data Perkembangan Bayi Lahir di Kecamatan Buah Batu Kota Bandung 2013-2020, Anjlok di Tahun Pandemi

Data Perkembangan Bayi Lahir di Kecamatan Buah Batu Kota Bandung 2013-2020, Anjlok di Tahun Pandemi

Pada 2020 jumlah bayi lahir di Kecamatan Buah Batu tercatat sebanyak 815 orang, atau berkurang sebanyak 961 orang bayi dibandingkan tahun sebelumnya.

Penulis Sarah Ashilah2 November 2021


BandungBergerak.id - Kelahiran bayi berpengaruh pada laju pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dan berkaitan secara langsung dengan angka fertilitas. Itu sebabnya jumlah kelahiran bayi juga menjadi perhatian dan catatan penting dalam sebuah data kependudukan.

Merujuk dokumen Profil Kesehatan Kota Bandung 2020 yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung, dalam kurun 2016-2020 jumlah bayi lahir mengalami tren penurunan. Dari 43.695 orang bayi pada tahun 2016, menjadi 34.366 orang bayi pada 2020.

Tren serupa ditemui di Kecamatan Buah Batu. Data menunjukkan terjadinya penurunan signifikan jumlah bayi lahir pada 2020, tahun dimulainya pandemi Covid-19. Pada 2013, jumlah bayi lahir tercatat 622 orang dan terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Puncaknya, pada 2019 jumlah bayi lahir tercatat mencapai 1.776 orang bayi. 

Penurunan signfiikan terjadi pada 2020. Jumlah bayi lahir di Kecamatan Buah Batu tercatat sebanyak 815 orang, atau berkurang sebanyak 961 orang bayi dibandingkan tahun sebelumnya. 

Baca Juga: Data Jumlah Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Kota Bandung 2014-2020, Kembali Melonjak di Tahun Pandemi Covid-19
DATA BICARA: Angka Pemberian ASI Eksklusif Turun, Prevalensi Balita Stunting Melonjak

Masih menurut dokumen Profil Kesehatan Kota Bandung, pasangan suami istri berusia 15-49 tahun di Kota Bandung yang menerapkan program Keluarga Berencana (KB) dan menjadi peserta KB aktif cenderung meningkat di masa pagebluk. Dari 272.800 peserta KB aktif pada 2019 menjadi 289.470 peserta aktif pada 2020.

Kebalikannya di tingkat nasional. Menurut data yang dilansir Bappenas.go.id, pandemi Covid-19 secara nasional berpengaruh pada akses publik untuk mendapatkan layanan kesehatan karena adanya gangguan pada sistem layanan kesehatan, termasuk program Keluarga Berencana. Kondisi ini berpengaruh terhadap perubahan pola pemakaian kontrasepsi, potensi meningkatnya putus pakai kontrasepsi, serta risiko kehamilan yang tidak diinginkan.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//