• Kampus
  • Pemanfaatan Sampah Dapur Menjadi Bahan Percetakan Alami

Pemanfaatan Sampah Dapur Menjadi Bahan Percetakan Alami

Ecoprint merupakan teknik cetak menggunakan bahan alami atau ramah lingkungan yang bisa digunakan pada banyak media. Bahan alami ini dapat berasal dari sampah dapur.

Makara Art Center (MAC) Universitas Indonesia (UI) dan Komunitas Bakul Budaya mengadakan pelatihan eco enzyme dan ecoprint di Pelataran Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB), Rabu (07/06/2023). (Sumber: Universitas Indonesia)

Penulis Iman Herdiana13 Juni 2023


BandungBergerak.idMakara Art Center (MAC) Universitas Indonesia (UI) dan Komunitas Bakul Budaya  mengadakan pelatihan Eco enzyme dan Ecoprint di Pelataran Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) pada Rabu (07/06/2023). Peserta diajak memanfaatkan sampah dapur untuk diolah menjadi cairan eco enzyme yang sangat bermanfaat bagi bermacam keperluan.

Materi pelatihan eco enzyme disampaikan oleh aktivis dari Eco Enzyme Nusantara, yakni Ketua Eco Enzyme Nusantara wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, dan Sukabumi, Ketut Budi, serta M. Mediatrix Widijanto, dan Pius Wisnu.

Kegiatan ini merupakan rangkaian dari “Sedekah Hutan UI 2023”.  Acara tersebut dibuka oleh Ketua Umum Bakul Budaya, Dewi Fajar Marhaeni.

“Eco enzyme adalah cairan serbaguna yang dihasilkan dari fermentasi sampah organik seperti sisa makanan, buah, dan sayur. Ia disebut juga sebagai enzim sampah karena dihasilkan dari sampah organik,” katanya, dikutip dari laman Universitas Indonesia (UI), Selasa (13/6/2023).

Sampah merupakan persoalan bersama yang juga harus diatasi setiap individu, dimulai dari rumah tangga sebagai salah satu penghasil sampah. Dari rumah tangga, sampah harus dipilah menjadi yang organik dan anorganik.

Sampah anorganik untuk diolah lagi (recycle) sehingga menghasilkan nilai tambah, sedangkan sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku eco enzyme. “Sampah dapur seperti kulit buah dan sisa sayuran segar dapat dijadikan bahan dasar pembuatan eco enzyme”, kata Mediatrix Widijanto.

Baca Juga: Pendaftaran Beasiswa Penuh Jenjang D3, D4, SI, S2, dan S3 dari Jabar Future Leaders Scholarship (JFLS) 2023 segera Dibuka
Mau Beasiswa Penuh dari Kementerian Agama? Ini Hal-hal yang Harus Diketahui
Catat Tanggal Pembukaan dan Ketentuan Beasiswa LPDP Tahap 2 Tahun 2023

Sesi praktik mengolah bahan-bahan, seperti kulit buah dan sisa sayuran menjadi eco enzyme, dipandu oleh Pius Wisnu, ratusan peserta hadir dari berbagai kalangan, antara lain  pelajar, mahasiswa, anggota komunitas budaya, dan masyarakat umum sangat antusias mengikuti kegiatan.

Di akhir sesi pelatihan eco enzyme seluruh peserta diajak untuk bersama-sama menuangkan cairan eco enzyme ke Danau Kenanga UI. Aksi ini dilakukan guna membuat kualitas air danau tersebut menjadi lebih sehat dan menyuplai nutrisi untuk berbagai hewan yang hidup di dalamnya.

Tidak kalah antusiasnya, pada sesi pelatihan ecoprint, peserta kegiatan yang sudah membawa berbagai jenis daun untuk dijadikan materi pembuatan ecoprint, bersemangat mempelajari teknik ecoprint dipandu Demetria Dewi yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Atsiri Indonesia.

Ecoprint merupakan teknik cetak menggunakan bahan alami atau ramah lingkungan yang bisa digunakan pada banyak media. Bahan alami tersebut dapat berasal dari tanin atau zat warna daun, akar atau batang yang diletakan pada sehelai kain, kemudian kain tersebut direbus. 

Seluruh peserta gembira melihat hasil karya masing-masing. Karya-karya itu nantinya akan dibawakan dalam fashion show saat penutupan acara Sedekah Hutan UI 2023 di Makara Art Center UI. Kepala Makara Art Center UI, Dr. Ngatawi Al  Zastrouw, menyambut  baik diselenggarakannya acara ini, karena dinilai sebagai bentuk sumbangsih UI bagi masyarakat luas.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//