• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Penggunaan Batu Kali untuk Bangunan Sederhana Tahan Gempa

MAHASISWA BERSUARA: Penggunaan Batu Kali untuk Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Fondasi batu menjadi pilihan praktis dan mudah untuk fondasi bangunan sederhana di wilayah-wilayah dengan risiko gempa yang rendah hingga sedang.

Fideles Aldha Kharisma

Mahasiswa dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung

Warga melintas di depan rumah tahan gempa di Cianjur, Jawa Barat, 19 Januari 2023. (Foto Ilustrasi: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

21 Juni 2023


BandungBergerak.id – Pembangunan anti gempa  mengacu pada praktik dan langkah-langkah yang diambil dalam merencanakan dan membangun struktur bangunan yang tahan gempa bumi. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko kerusakan dan kehilangan jiwa akibat gempa bumi. Peraturan bangunan sangat mengatur dalam mengatur desain dan konstruksi bangunan agar tahan terhadap gempa bumi. Peraturan ini mencangkup aspek seperti penggunaan material, perencanaan struktural, dan penggunaan teknik konstruksi yang aman.

Sebelum memulai pembangunan, penilaian risiko gempa dilakukan untuk menentukan potensi gempa di daerah yang akan di bangun. Dengan mengetahui karakteristik gempa bumi yang mungkin terjadi. Sistem peredam gempa seperti peredam kejut, isolator getar, dan pegas dapat digunakan untuk mengurangi efek gempa pada bangunan. peredam gempa ini bertujuan untuk menyerap dan mengurangi energi yang dihasilkan oleh gempa bumi sehingga meminimalkan kerusakan struktural.

Baca Juga: Menelisik Potensi Gempa Bandung Raya, Pemerintah Perlu Berkomitmen Membangun Pengetahuan Mitigasi Bencana
Indonesia Rawan Gempa Bumi Merusak, Patahan Lembang tidak boleh Dilupakan
Bangunan Tahan Gempa tidak Harus Modern, Nenek Moyang sudah Membuktikannya

Fondasi Batu Kali

Fondasi batu kali adalah jenis fondasi yang menggunakan batu-batu besar atau kerikil sebagai bahan utamanya. Fondasi batu kali dapat digunakan sebagai bangunan dari bangunan sederhana yang tahan gempa dengan catatan tertentu. Berikut yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yakni melakukan analisis lokasi, analisis lokasi gempa berguna untuk menentukan apakah daerah yang akan di bangun merupakan zona gempa atau tidak dan karakteristik tanah di lokasi yang akan di bangun. Informasi ini digunakan untuk merancang fondasi yang sesuai dengan kekuatan dan getaran yang diharapkan. Pastikan desain struktur bangunan memperhitungkan gaya-gaya yang timbul akibat gempa. Ini termasuk pemilihan tipe bangunan yang cocok untuk wilayah gempa dan desain elemen struktural yang memadai, seperti balok dan kolom.

Perancangan fondasi batu kali dapat digunakan sebagai bagian dari fondasi, tetapi perlu dipertimbangkan beberapa hal, baik dari ketebalan dan kedalaman fondasi yang tepat untuk memastikan stabilitas dari struktur yang di bangun. Kemudian gunakan perhitungan struktural yang mempertimbangkan beban gempa dan karakteristik tanah. Pastikan batu kali yang terikat dengan baik satu sama lain dan dengan struktur beton. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan adukan semen dan penempatan batu kali yang cermat. Pengikatan yang kuat antara batu-batu tersebut akan membantu mengurangi risiko kerusakan akibat getaran gempa. Kemudian pastikan sistem drainase yang baik di sekitar fondasi. Air yang terjebak di sekitar fondasi dapat menyebabkan pergerakan tanah yang tidak stabil, sehingga meningkatkan risiko kerusakan akibat gempa.

Penerapan fondasi batu kali diterapkan dengan membersihkan area di mana fondasi akan digunakan dari vegetasi dan bahan-bahan lain yang tidak diinginkan. Pastikan juga permukaan tanah telah digali hingga mencapai kedalaman yang cukup untuk mendukung fondasi, yakni untuk bangunan sederhana 1 lantai dengan kedalaman 45 cm dari permukaan tanah namun jika bangunan dengan 2 lantai maka kedalaman fondasi yakni 60 cm dari permukaan tanah. Kemudian rencanakan dimensi dan bentuk fondasi batu kali berdasarkan beban struktural yang akan ditanggung dan karakteristik tanah di lokasi. Biasanya fondasi batu kali memiliki dimensi yang cukup besar untuk memberikan stabilitas dan daya dukung yang memadai. Perhatikan jenis tanah yang berada di lokasi apakah tanah sangat lembek, lembek, keras, sangat keras, dan sebagainya. Klasifikasi ini berdasarkan kekuatan daya dukung tanah yang bisa di lihat dari uji kuat tekan atau uji sondir. Berdasarkan percobaan uji sondir (standard penetration test/SPT), nilai daya dukung tanah untuk jenis tanah yang berbeda-beda besarnya tidak sama yakni: Sangat lembek  σt=0,0-0,3; Lembek σt=0,3-0,6; Sedang σt=0,6-1,2; Keras σt=1,2-2,4; Sangat keras  σt=2,4-4,8; dan Keras sekali σt>4,8.

Pengukuran luas dasar fondasi yang direncanakan akan dipakai yakni jika 1/2 batu minimum maka gunakan 20 cm untuk ukuran atas fondasi dan jika 1 batu minimum maka gunakan 30 cm untuk ukuran atas fondasi. Di atas fondasi batu kali biasanya dibuat sloof yaitu pasangan beton bertulang yang akan mengikat konstruksi tiang-tiang beton yang kemudian disalurkan secara merata ke fondasi batu kali yang sudah dirancang. Sloof untuk bangunan 1 lantai biasanya berukuran 15/20 cm dan untuk bangunan 2 lantai biasanya berukuran 20/30 cm. untuk kondisi tanah yang stabil sistem fondasi batu kali ini cukup memadai untuk memikul beban konstruksi di atasnya dan sistem fondasi batu kali biasanya dipakai untuk bangunan 1 lantai dan bangunan 2 lantai umumnya akan ditambah dengan fondasi telapak atau fondasi ceker ayam di titik struktural.

Stabilitas fondasi batu kali sangat penting untuk memastikan kekuatan dan keandalan suatu struktur bangunan. Batu kali adalah bahan alami yang sering digunakan dalam pembangunan fondasi karena kekuatannya yang tinggi. Namun, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk mencapai stabilitas yang baik dalam fondasi batu kali. Batu kali yang digunakan harus berkualitas baik dan kuat. Batu kali yang retak atau rapuh dapat menyebabkan kegagalan fondasi. Jika mungkin, batu kali harus dipilih dengan ukuran dan bentuk yang seragam untuk memudahkan perakitan dan meningkatkan stabilitas. Pengukuran luas dasar fondasi yang direncanakan akan dipakai yakni jika 1/2 batu minimum maka gunakan 20 cm untuk ukuran atas fondasi dan jika 1 batu minimum maka gunakan 30 cm untuk ukuran atas fondasi.

Proses konstruksi fondasi batu kali harus dilakukan secara hati-hati. Batu kali harus ditempatkan dengan ketat satu sama lain tanpa celah yang besar. Mungkin diperlukan penggunaan mortar atau campuran semen untuk meningkatkan kekuatan dan stabilitas fondasi. Juga, penting untuk memperhatikan tingkat kerataan dan kesejajaran batu kali agar fondasi menjadi kokoh.

Pemanfaatan Fondasi Batu Kali

Batu kali memiliki berat yang cukup besar dan daya dukung yang baik. Batu kali dapat memberikan stabilitas struktural pada bangunan karena beratnya yang mampu menahan gaya-gaya horizontal yang timbul akibat gempa. Perlu dipertimbangkan faktor-faktor lingkungan seperti erosi tanah, pergerakan tanah, dan kelembaban yang dapat mempengaruhi stabilitas fondasi batu kali. Oleh karena itu, setelah fondasi di bangun, penting untuk melakukan perawatan dan pemeliharaan yang teratur. Memeriksa kondisi batu secara berkala dan mengambil tindakan perbaikan jika ditemukan kerusakan atau kegagalan.

Fondasi batu kali memiliki kemampuan yang baik dalam menyerap gaya guncangan atau getaran yang disebabkan oleh beban dinamis seperti gempa bumi atau aktivitas manusia. Fondasi batu kali memiliki keuntungan dalam menyerap gaya guncangan karena kontak langsung dengan tanah. Batu kali yang berat dan kuat dapat mentransmisikan gaya guncangan ke tanah melalui tumpukan batu. Tanah di sekitar fondasi akan berperan dalam menyerap dan meredam getaran. Fondasi batu kali, terutama yang menggunakan batu kali dengan ukuran dan bentuk seragam, mampu mendistribusikan gaya guncangan secara merata ke tanah di sekitarnya. Ini membantu mengurangi konsentrasi gaya pada satu titik dan mengurangi risiko kegagalan konstruksi.

Dalam konstruksi fondasi batu kali, batu kali biasanya di susun dengan kesejajaran dan kedataran yang baik untuk menciptakan interlock antara batu-batu tersebut. Interlock ini meningkatkan stabilitas dan menambah kekuatan keseluruhan fondasi. Selama guncangan, interlock ini membantu batu kali tetap terkait satu sama lain dan memperkuat fondasi. Fondasi batu kali juga dapat menyerap gaya guncangan dengan cara meresapkan energi getaran ke dalam batu-batu. Batu kali memiliki sifat elastisitas yang memungkinkannya mengambil dan melepaskan energi secara bertahap selama guncangan, mengurangi dampaknya pada struktur di atasnya.

Kekuatan geser fondasi batu kali mengacu pada kemampuan fondasi tersebut untuk menahan atau menanggung gaya geser yang diterapkan kepadanya. Gaya geser dapat terjadi saat terjadi perubahan beban yang dapat menyebabkan pergeseran atau pergerakan tanah di sekitar fondasi. Kekuatan batu kali yang digunakan dalam fondasi akan mempengaruhi kemampuan fondasi untuk menahan geser. Batu kali yang memiliki kekuatan yang tinggi akan lebih mampu mengatasi gaya geser dan mempertahankan kestabilan fondasi. Penggunaan batu kali yang kuat dan berkualitas baik sangat penting dalam memastikan kekuatan geser yang memadai.

Fondasi batu kali dapat menahan gaya geser yang dihasilkan oleh gempa. Membuatnya menjadi pilihan yang praktis dan mudah untuk fondasi bangunan sederhana di wilayah-wilayah dengan risiko gempa yang rendah hingga sedang. Dalam praktiknya, kekuatan geser fondasi batu kali dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik tambahan seperti penggunaan campuran semen atau mortar untuk mengikat batu-batu dalam fondasi atau dengan mempertimbangkan struktur dudukan yang lebih dalam atau dukungan tambahan.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//