• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Mencegah Jebakan Gaya Hidup Konsumtif pada Anak Muda

MAHASISWA BERSUARA: Mencegah Jebakan Gaya Hidup Konsumtif pada Anak Muda

Literasi keuangan dapat membantu generasi muda menyadari konsekuensi finansial dari gaya hidup konsumtif dan membuat keputusan keuangan yang lebih rasional.

A. Siti Nurhalizha B. Ronda

Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung

Warga memadati pusat belanja di kawasan Alun-Alun Bandung, 3 Mei 2021. Banyak warga yang menyerbu pusat-pusat perbelanjaan di wilayah perkotaan sejak H-10 lebaran tanpa menghiraukan protokol kesehatan. (Foto: Prima Mulia)

22 Juni 2023


BandungBergerak.id – Perilaku keuangan yang baik akan mencerminkan pada perilaku bertanggung jawab dalam mengelola keuangan dan menentukan prioritas kebutuhan. Terlebih lagi di era globalisasi saat ini semua kebutuhan dapat cepat dan mudah dijangkau. Kenyamanan, kemudahan, dan kecepatan ini sudah memanjakan kita dengan segala konsekuensinya yaitu memberi dampak positif dan juga negatif.Generasi muda atau yang sering kita dengar dengan istilah generasi milenial dan Gen Z termasuk yang mudah terkena dampak derasnya globalisasi.

Generasi tersebut merupakan anak muda yang tumbuh dan berkembang bersama komputer dan internet. Mereka tersebut juga lahir di zaman yang memiliki beragam kemudahan akses untuk menjangkau lembaga keuangan. Seharusnya anak muda zaman now lebih mudah dan cepat untuk belajar mengenai sektor keuangan, sekaligus menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk berinvestasi misalnya, anak muda cukup mengakses segala hal yang dibutuhkannya melalui internet melalui gawainya masing-masing..

Sayangnya umumnya perilaku keuangan generasi muda  tidak mencerminkan itu. Lebih banyak yang memanfaatkan uang yang dimiliki untuk kegiatan konsumtifnya, daripada untuk menabung dan berinvestasi. Meskipun demikian, tidak sedikit pula yang sukses pada usia muda. Proses yang harus dilewati tidak terlepas dari pemahaman mengenai keuangan. Tentunya hal tersebut bermula dari pemahaman tentang keuangan individu.

Literasi keuangan membantu individu mengelola pendapatannya dengan baik dan menghindari kesalahan dalam pengeluaran serta membangun kebiasaan yang menguntungkan dalam pengelolaan keuangan pribadi. Menurut Azizah (2020), literasi keuangan adalah keahlian yang dimiliki oleh individu untuk mengelola pendapatannya dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan finansial. Dalam studi yang dilakukan oleh Lusardi dan Mitchell (2014), mereka menemukan bahwa individu yang memiliki tingkat literasi keuangan yang tinggi cenderung memiliki kebiasaan yang lebih baik dalam pengelolaan keuangan dan mampu mencapai tujuan keuangan jangka panjang.

Dalam pengelolaan pendapatan, literasi keuangan membantu individu untuk memahami konsep-konsep dasar seperti pengeluaran, penghematan, dan investasi. Sebagai contoh, melalui pemahaman literasi keuangan, individu dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan, dan mengalokasikan pendapatan dengan bijak berdasarkan prioritas keuangan (Luhsasi, 2021).

Selain itu, literasi keuangan juga memungkinkan individu untuk memanfaatkan instrumen keuangan yang ada dengan lebih efektif. Misalnya, individu yang memahami konsep bunga dan risiko investasi dapat membuat keputusan investasi yang cerdas dan mengoptimalkan pengembalian investasi mereka (Lusardi & Mitchell, 2014).

Dengan menguasai literasi keuangan, individu dapat merencanakan dan mengelola keuangan mereka secara lebih efektif. Mereka dapat membuat anggaran, mengontrol pengeluaran, dan mengatur tabungan atau investasi jangka panjang. Seiring waktu, hal ini dapat membantu individu membangun kestabilan finansial dan mencapai tujuan keuangan yang lebih besar, seperti membeli rumah atau pensiun dengan nyaman.

Baca Juga: MAHASISWA BERSUARA: Cara Cepat Membaca Kinerja Perusahaan dari Laporan Keuangan
MAHASISWA BERSUARA: Mencari Hukuman Setimpal untuk Koruptor
MAHASISWA BERSUARA: Penggunaan Batu Kali untuk Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Literasi Keuangan bagi Anak Muda

Literasi keuangan penting dalam mengendalikan kondisi keuangan generasi muda dan menghindari perilaku konsumtif karena memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk membuat keputusan keuangan yang cerdas. Menurut Luhsasi (2021), literasi keuangan berperan sebagai jembatan untuk menentukan prioritas kebutuhan dan mengatur keuangan pribadi. Dengan pemahaman literasi keuangan yang baik, generasi muda dapat mengambil keputusan keuangan berdasarkan pertimbangan rasional dan tidak hanya mengikuti nafsu konsumtif atau tren saat ini.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Lusardi dan Tufano (2015), mereka menemukan bahwa literasi keuangan yang tinggi dapat membantu generasi muda mengembangkan kebiasaan menabung yang baik. Dengan memahami pentingnya menabung untuk masa depan, generasi muda dapat menghindari perilaku konsumtif yang dapat menguras sumber daya keuangan mereka. Selain itu, literasi keuangan juga memberikan pengetahuan tentang manajemen utang dan risiko keuangan. Generasi muda yang paham literasi keuangan dapat memahami konsekuensi jangka panjang dari pengambilan utang yang tidak bijaksana, sehingga mereka dapat mengendalikan penggunaan kartu kredit, mengelola pinjaman, dan meminimalkan risiko keuangan yang mungkin timbul (Luhsasi, 2021).

Dengan pemahaman yang baik tentang literasi keuangan, generasi muda juga dapat melihat uang sebagai alat untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang, bukan hanya sebagai sarana untuk memenuhi keinginan dan gaya hidup saat ini. Mereka dapat mempertimbangkan investasi jangka panjang, merencanakan pensiun, dan mengembangkan kebiasaan pengelolaan keuangan yang bertanggung jawab.

Gaya hidup generasi muda dapat berdampak positif pada pengelolaan keuangan mereka jika mereka memiliki pemahaman yang baik tentang literasi keuangan. Bachtiar (2020) menyatakan bahwa gaya hidup yang teratur dan terarah dapat mempengaruhi pengelolaan keuangan secara positif. Jika generasi muda menerapkan gaya hidup yang mencakup kebiasaan penghematan, disiplin dalam pengeluaran, dan fokus pada tujuan keuangan jangka panjang, mereka cenderung memiliki pengelolaan keuangan yang lebih baik.

Namun, gaya hidup generasi muda juga dapat berdampak negatif pada pengelolaan keuangan mereka jika mereka terjebak dalam pola konsumtif yang tidak seimbang. Gaya hidup yang sering dikaitkan dengan keinginan untuk mengikuti tren, menghabiskan uang secara berlebihan, atau membiarkan pergaulan memengaruhi pengeluaran mereka dapat menyebabkan masalah keuangan jangka panjang. Luhsasi (2021) menjelaskan bahwa gaya hidup generasi muda yang konsumtif cenderung membuat mereka tidak mampu mengendalikan keuangan mereka sendiri.

Mencegah Gaya Hidup Konsumtif

Dalam sebuah studi oleh Hung, Parker, and Yoong (2009), mereka menemukan bahwa generasi muda yang cenderung memiliki gaya hidup konsumtif dan kurang memperhatikan literasi keuangan memiliki kecenderungan untuk memiliki lebih banyak hutang konsumtif dan kesulitan keuangan. Dengan demikian, literasi keuangan memainkan peran penting dalam membantu generasi muda mengendalikan gaya hidup mereka dan mengelola keuangan dengan bijaksana. Pemahaman literasi keuangan dapat membantu generasi muda menyadari konsekuensi finansial dari gaya hidup konsumtif dan membuat keputusan keuangan yang lebih rasional dan berkelanjutan.

Kemampuan mengelola keuangan dan menentukan prioritas kebutuhan merupakan basic skills yang harus dimiliki oleh semua manusia terutama generasi muda yang memiliki banyak tantangan gaya hidup. Generasi muda dengan segala kemudahan akses teknologi dan informasi yang dimilikinya harus mampu menggunakan literasi keuangan dengan baik. Literasi keuangan tersebut akan mengantarkan kepada pengelolaan keuangan yang baik pula.

Terdapat hubungan antara literasi keuangan dengan perilaku keuangan milenial, dimana tingginya tingkat literasi keuangan yang dimiliki milenial maka semakin tinggi tingkat perilaku keuangannya. Lalu, terdapat pula hubungan antara gaya hidup dengan perilaku keuangan, semakin baik milenial mengatur gaya hidup yang benar dan tepat maka perilaku keuangan mahasiswa akan semakin bagus dalam pengelolaannya. Dalam mengatur keuangannya, gaya hidup hedonisme dan konsumtif menjadi tantangan terbesar bagi generasi muda. Generasi muda harus lebih selektif dalam menentukan kebiasaan gaya hidup.

Literasi keuangan memainkan peran penting dalam pengelolaan keuangan individu, terutama generasi muda. Pemahaman literasi keuangan membantu individu mengelola pendapatan dengan baik, membangun kebiasaan yang menguntungkan, dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Dengan pemahaman tentang konsep-konsep dasar seperti pengeluaran, penghematan, dan investasi, individu dapat mengambil keputusan keuangan yang bijaksana. Selain itu, literasi keuangan memberikan pengetahuan tentang manajemen utang, risiko keuangan, dan penggunaan instrumen keuangan yang efektif. Dengan menguasai literasi keuangan, generasi muda dapat merencanakan dan mengelola keuangan mereka dengan lebih efektif, membangun kestabilan finansial, dan mencapai tujuan keuangan yang lebih besar.

Dalam melakukan pengelolaan keuangan dan mengatur prioritas kebutuhan diperlukan perencanaan keuangan untuk mencapai tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Gaya hidup generasi muda memiliki dampak signifikan pada pengelolaan keuangan mereka. Jika generasi muda menerapkan gaya hidup yang teratur, disiplin dalam pengeluaran, dan fokus pada tujuan keuangan jangka panjang, mereka cenderung memiliki pengelolaan keuangan yang baik. Namun, gaya hidup konsumtif dapat menjadi hambatan dalam pengelolaan keuangan generasi muda.

Gaya hidup generasi muda tersebut didorong oleh keinginan mereka untuk mengikuti tren dan menghabiskan uang secara berlebihan dapat menyebabkan masalah keuangan jangka panjang. Literasi keuangan dapat membantu generasi muda menyadari konsekuensi finansial dari gaya hidup konsumtif dan membuat keputusan keuangan yang lebih rasional serta berkelanjutan. Dengan pemahaman literasi keuangan juga, generasi muda dapat mengendalikan gaya hidup mereka dan mengelola keuangan dengan bijaksana, menghindari hutang konsumtif, dan membangun kebiasaan pengelolaan keuangan yang bertanggung jawab.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//