• Kolom
  • NGULIK BANDUNG: Dr Tjipto di Balik Kisah Percobaan Peledakan Gudang Mesiu 18 Juli 1927 #3

NGULIK BANDUNG: Dr Tjipto di Balik Kisah Percobaan Peledakan Gudang Mesiu 18 Juli 1927 #3

Sam Ratulangi menyangkal konflik bersenjata yang melibatkan prajurit desertir Manado di Bandung terkait gerakan komunisme.

Ahmad Fikri

Pendiri Komunitas Djiwadjaman, bisa dihubungi via FB page: Djiwadjaman

Prajurit KNIL di Bandoeng. (Kolesi Album Foto v. P.J. Baldwin, KITLV 157868, digitalcollections.universiteitleiden.nl)

23 Juni 2023


BandungBergerak.id  – Otoritas keamanan saat itu seakan mencoba meyakinkan situasi sudah terkendali. Tentara sudah dalam keadaan baik-baik saja. Koran Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie? tanggal 21 Juli 1927 misalnya menurunkan berita berjudul De vergadering der Menadoneesche Militaire (Majelis Prajurit Manado) yang isinya memberitakan pertemuan seluruh prajurit Manado yang ada di Garnisun Bandung sebagai buntut aksi penyerangan gudang mesiu. Sekitar 200 prajurit Manado berkumpul di sana yang menyatakan sikapnya untuk mengembalikan lagi reputasi prajurit Manado di kalangan militer Hindia Belanda.

Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi (1890 –1949), yang dikenal dengan Sam Ratulangi (Ratu Langi) kala itu duduk sebagai anggota Volkraad (Dewan Rakyat). Sarjana ilmu alam dari Universitas Zurich serta eks Ketua Indische Vereniging atau Perhimpunan Indonesia saat masih belajar di Eropa ini, pada tahun 1927 baru diangkat menjadi anggota Volksraad yang mewakili Minahasa. Ia salah satu tokoh muda pergerakan Indonesia. Aksi prajurit Manado yang desertir di Bandung menarik perhatiannya. Ia termasuk yang meragukan plot komunis di balik aksi tersebut.

Pada terbitan Deli courant tanggal 27 Juli 1927, Ratulangi selaku anggota Volksraad menyuarakan sangkalannya. Koran tersebut menuliskan bahwa Ratulangi meyakini tidak ada keterkaitan antara paham komunisme dan rencana prajurit desertir Manado di Bandung. Namun tetap saja, koran tersebut meragukan pendapat Ratulangi.

... lezen we nog dat er vele pogingen gedaan zijn om langs den weg van de werving communisten in het leger te smokkelen. Vergeefs tot nu toe, want de met veel geld werkende propaganda wist tenslotte toch slechts enkelen te doen bezwijken (... kita membaca bahwa banyak upaya dilakukan untuk menyelundupkan komunis ke dalam ketentaraan di sepanjang jalur perekrutan. Sia-sia selama ini, karena propaganda yang bekerja dengan banyak uang akhirnya berhasil membuat hanya sedikit yang menyerah),” tulis Deli courant (27/7/1927).

Pendapat Ratulangi tersebut berbuah kecaman. Jaap Veer dalam tulisannya di harian De koerier tanggal 4 Agustus 1927 mengecam Ratulangi dengan menyebutnya “dat hij zoo slecht communisme kan ontdekken (dia sangat buruk dalam mendeteksi komunisme)” karena Ratulangi menyebut alasan prajurit Manado yang terlibat rencana peledakan itu “dat ze slechts uit hun evenwicht zijn geraakt (sedang kehilangan keseimbangan)”.

Plot kerusuhan di Bandung tersebut nampaknya ternyata sudah tercium lama. Harian Deli courant tanggal 25 Juli 1927 misalnya menyebutkan peran Raden Machmad, Asisten Wedana merangkap sebagai reserse polisi yang menerima penghargaan karena jasanya menemukan rencana konspirasi itu dengan mengumpulkan informasi secara diam-diam sejak Maret 1927. Jenderal Gramberg, pemimpin militer Hindia Belanda yang langsung memberikan penghargaan di hari pertama rencana peledakan gudang mesiu di Bandung berhasil digagalkan.

Serangkaian penangkapan masih terus dilakukan hingga beberapa pekan kemudian. Hasil interogasi tahanan yang diberitakan di koran-koran terus memperbarui detail cerita di balik rencana kerusuhan pada 17-18 Juli 1927.

Koran De koerier (4/8/1927) dalam tulisan panjangnya De laatste Explosie (Ledakan Terakhir) merangkum plot tersebut dengan penambahan informasi terbaru. Misalnya rencana kerusuhan bulan Juli memiliki skala yang lebih luas dari yang selama ini diinformasikan otoritas. Informasi sengaja dibatasi agar tidak menimbulkan keresahan masyarakat Eropa di Hindia Belanda. Disinyalir ada tokoh utama yang menjadi otak rencana kerusuhan yang sekaligus berperan sebagai penyedia dana.

Selanjutnya prajurit Menado berperan memancing perhatian dengan aksinya, sementara di tiap-tiap kampung pentolan kelompok Korban Diri sudah bersiap melibatkan warga dalam kerusuhan. Indikasi pelibatan warga tersebut dilakukan sejak lama dengan bujukan dan teror, dikuatkan dengan perilaku pekerja rumah tangga yang umumnya tidak berani untuk pulang ke rumahnya masing-masing jika pekerjaan mereka selesai lewat jam 8 malam.

Target penyerangan prajurit Manado tidak hanya sebatas gudang mesiu, tapi juga menyasar kompleks Artillerie Constructie Winkel (ACW) yakni bengkel peralatan militer tentara Hindia Belanda di Bandung. Indikasinya, sejumlah bumiputra yang bekerja bengkel tersebut ditangkap.

Koran Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie?  (15/8/1927) dalam artikelnya berjudul “De communisten van Midden Preanger (Komunis Prianger Tengah)” mencatatkan sudah 51 orang ditahan dari Bandung saja, 15 orang di antaranya pekerja ACW dan beberapa sudah bekerja lebih dari 10 tahun. Koran ini menyebutkan ada kelompok lain selain Korban Diri yang ikut bergerak, yakni kelompok PKI lama yang berdiam di Oedjungbroeng. Koran tersebut mencatat ada 60 orang anggota kelompok PKI Oedjungbroeng ditahan yang terkumpul dari serangkaian penangkapan di Tjimahi, Tjiparai, dan Bandjaran. Wedana Lembang R. Kartahadimadja dilibatkan dalam penyelidikan kelompok ini karena ia memiliki pengalaman dalam penelusuran kelompok komunis yang memberontak pada November 1926.

Baca Juga: NGULIK BANDUNG: Kisah di Balik Percobaan Peledakan Gudang Mesiu 18 Juli 1927 #1
NGULIK BANDUNG: Kisah di Balik Percobaan Peledakan Gudang Mesiu 18 Juli 1927 #2
NGULIK BANDUNG: Teror Bom di Bandung pada Zaman Kolonial

Koran De koerier  tanggal 4 Agustus 1927 menerbitkan tulisan panjang berjudul De laatste Explosie (Ledakan Terakhir) merangkum  informasi terbaru rencana peledakan gudang mesiu di Bandung. (Sumber delpher.nl)
Koran De koerier tanggal 4 Agustus 1927 menerbitkan tulisan panjang berjudul De laatste Explosie (Ledakan Terakhir) merangkum informasi terbaru rencana peledakan gudang mesiu di Bandung. (Sumber delpher.nl)

PKI Oedjungbroeng

Secuplik informasi mengenani pergerakan kelompok PKI Oedjungbroeng di paparkan dalam koran De koerier (18/8/1927) dalam artikelnya yang berjudul “Het Complot van Oedjungbroeng (Plot Oedjungbroeng)”. Koran tersebut mengembangkan penjelasan Binnenlander, pejabat pemerintah setempat mengenai plot yang disiapkan pada 17-18 Juli 1927.

Di antaranya tujuan gerakan secara keseluruhan adalah perebutan kekuasaan dengan mengincar pejabat administrasi bumiputra dan Eropa setelah menerima suplai senjata dari tentara Manado yang memberontak di Bandung. Huru-hara di markas-markas militer di Tjimahi dan Bandung akan menjadi pemicu kerusuhan.

Ditemukan koneksi antara rencana aksi di Bandung dan gerakan di Oedjungbroeng. Aksi di Bandung dilakukan oleh kelompok Korban Diri/Djiwa yang disokong 15 pekerja ACW, sementara di Oedjungbroeng oleh kelompok PKI lama yang akan memaksa pejabat pemerintah setempat untuk ikut  dan selanjutnya akan bergerak memasuki Bandung.

Kelompok Bandung tersebut mengikuti sejumlah pertemuan yang dilakukan kelompok Oedjungbroeng. Anggota kelompok Bandung terhubung dengan prajurit Manado. Jejaring dua kelompok ini terhubung dengan kelompok lainnya di Madjalaja, Tjiparai, serta Garut.

Di tengah-tengah penelusuran tersebut, pemerintah Hindia Belanda menerbitkan beleid yang melarang seorang prajurit menjadi anggota perkumpulan sipil. Beleid ini kemungkinan besar lahir gara-gara keterlibatan prajurit Manado dalam plot pergerakan komunis di kalangan militer.

Koran De Sumatra post (17/8/1927) dalam artikelnya yang berjudul De militaire organisaties (Organisasi militer) menyebutkan akibat larangan tersebut organisasi Perserikatan Minahasa berubah menjadi organisasi militer murni.

Anggota sipil di organisasi tersebut akan keluar dan mendirikan perkumpulan baru yakni Persatoean Minahasa. “...  de Persatoean Minahassa, gevestiga te Weltevreden, met als doel: bevordering van de economische, sociale en politieke ontwikkeling van de Minahassa en de Minahas sers. Voorzitter van het voorloopig hoofdbestuur is Ratu Langi. (... Persatoean Minahasa, yang berkedudukan di Weltevreden, dengan tujuan mempromosikan pembangunan ekonomi, sosial dan politik Minahasa dan Minahasa. Ketua dewan sementara adalah Ratu Langi.)” (De Sumatra post,17/8/1927). (Bersambung)

*Tulisan kolom Ngulik Bandung merupakan bagian dari kolaborasi bandungbergerak.id dan Komunitas Djiwadjaman. Simak tulisan-tulisan lain Ahmad Fikri atau artikel-artikel lain tentang Tjipto Mangoenkoesoemo 

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//