• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Rahasia Gelap dalam Seduhan Teh

MAHASISWA BERSUARA: Rahasia Gelap dalam Seduhan Teh

Mengonsumsi teh dalam taraf memang membawa banyak manfaat positif. Namun mengonsumsi teh berlebihan dapat menyebabkan berbagai dampak negatif.

Patrick Jonathan Laksono

Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung

Daun teh muda yang masih dihasilkan tanaman teh berusia 120 tahun warisan Rudolf Eduard Kerkhoven.

30 Juni 2023


BandungBergerak.id – Dalam hiruk-pikuk kesibukan sehari-hari, tak ada yang bisa menyamai keindahan yang tersembunyi dalam secangkir teh. Dari aromanya yang memikat hingga kenikmatan bahwa, meminum teh telah menjadi suatu kebiasaan bagi banyak orang terutama bagi masyarakat Indonesia.

Melalui survei yang dilakukan oleh Antonius Purwanto, terungkap bahwa sebanyak 16 persen responden meyakini bahwa teh membantu meningkatkan fokus dan konsentrasi sehingga kerja pun menjadi lebih produktif. Secangkir teh hangat dirasakan ampuh memperbaiki mood saat beraktivitas (Purwanto, 2020).

Segala sesuatu yang berlebihan pasti tidak baik, begitu pula dengan minum teh. Para ahli kesehatan mengemukakan bahwa teh merupakan sumber alami yang kaya akan kafein, teofilin, dan antioksidan yang bermanfaat untuk mencegah perkembangan sel kanker. Namun mengutip dari CNN Indonesia, “manfaat baik teh justru tak akan efektif bila diminum melebihi 3-4 gelas teh sehari atau setara dengan 3 botol teh kemasan” (CNN Indonesia, 2019).

Salah satu senyawa yang berperan sebagai pedang bermata dua dalam mengkonsumsi teh adalah kafein. Apa sebenarnya kafein itu? Apakah bermanfaat atau malah berbahaya? Kafein memiliki lebih banyak dampak buruk ketimbang dampak baik yang dapat diberikannya.

Baca Juga: MAHASISWA BERSUARA: Fitur Bayar Tunda, Gaya Hidup Konsumtif, dan Pendidikan Literasi Keuangan
MAHASISWA BERSUARA: Mencegah Hak Veto Dewan Kemanan PBB Mencederai Perdamaian dan Keamanan Dunia
MAHASISWA BERSUARA: Besok Sungai Bukan Air tapi Sampah Plastik

Kafein dalam Teh  

Senyawa kafein biasa ditemukan sebagai kandungan di dalam kopi, namun ternyata kafein juga terkandung di dalam teh. Senyawa kafein termasuk ke dalam golongan alkaloid yang merupakan senyawa bahan alam yang mengandung unsur nitrogen dan memiliki sifat yang sama dengan senyawa golongan amina. Kafein termasuk ke dalam turunan senyawa xantin yang berfungsi sebagai stimulan sistem saraf dan otot (Unit Laboratorium MIPA IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2022).

Selama ini kafein dikenal sebagai senjata yang efektif dalam menghalau kantuk, tetapi sebenarnya masih banyak manfaat lain dari kafein bagi kesehatan. Menurut dr. Sienny Agustin, kafein bermanfaat untuk menurunkan risiko serangan jantung, menurunkan berat badan, mengurangi rambut rontok, meningkatkan performa olahraga, mencegah penyakit kanker, meredakan sembelit, dan masih banyak lagi manfaat-manfaat lainnya (Agustin, 2023).

Namun sayangnya, kafein ibarat pedang bermata dua. Efek paling umum dari konsumsi kafein yang berlebihan adalah dapat menyebabkan gangguan tidur, akan tetapi sebenarnya masih banyak dampak negatif lainnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Medan Area, konsumsi kafein yang berlebihan dapat meningkatkan kecemasan, stress, dan kegelisahan, menyebabkan mulas atau memperburuk gejala refluks asam serta sakit maag, menyebabkan komplikasi kehamilan, menimbulkan sakit kepala serta rasa pusing, dan ketergantungan pada kafein (Universitas Medan Area, 2021).

Bahaya Mengkonsumsi Teh Berlebihan

Dampak-dampak negatif tersebut memang secara sekilas terlihat sepele, namun dampak-dampak tersebut menjadi signifikan karena kafein juga menyebabkan ketergantungan. Menurut Hilliard dan Parisi (2023) dalam Sicca (2023), kafein dapat menyebabkan ketagihan karena senyawa ini bersifat sebagai antagonis reseptor adenosin  (Sicca, 2023).

Ketika asupan kafein berlebihan maka fungsi adenosin akan terganggu sehingga sifat kimia otak dan karakteristik fisik akan berubah seiring waktu. Tubuh akan membangun toleransi terhadap kafein sehingga diperlukan lebih banyak kafein untuk mendapatkan efek yang sama. Siklus tersebut akan terus berulang hingga timbul adiksi atas kafein.

Jika seseorang sudah mengalami adiksi kafein dari minum teh, maka mereka pasti akan mengalami dampak negatif lainnya. Hal tersebut diperburuk dengan fakta bahwa orang yang kecanduan akan merasa dampak-dampak negatif tersebut dapat diatasi dengan mengonsumsi lebih banyak teh yang mengandung kafein. Siklus tersebut akan terus berputar hingga pada akhirnya timbul berbagai komplikasi atas adiksi dan dampak buruk dari kelebihan kafein tersebut. Oleh karena itu, kafein cenderung menimbulkan dampak buruk yang lebih banyak daripada manfaat yang dapat diberikannya.

Mengonsumsi teh dalam taraf yang wajar memang membawa banyak manfaat positif. Manfaat positif tersebut salah satunya disebabkan oleh senyawa kafein. Namun mengonsumsi teh atau spesifiknya kafein secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai dampak negatif. Dampak negatif yang paling signifikan merupakan kecanduan kafein yang pada akhirnya dapat menyebabkan komplikasi lainnya. Maka dari itu kafein membawa lebih banyak dampak buruk ketimbang dampak baik yang dapat diberikannya. Jagalah tingkat konsumsi teh Anda agar hanya merasakan manfaat yang positifnya saja dan tidak terkena dampak negatifnya.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//