• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Kontroversi Diet Keto, Pertimbangkan Manfaat dan Risikonya

MAHASISWA BERSUARA: Kontroversi Diet Keto, Pertimbangkan Manfaat dan Risikonya

Perlu ditinjau kembali risiko ataupun efek samping dari diet keto. Olahraga tetaplah menjadi kunci utama dari keberhasilan diet.

Phoebe Graciella

Mahasiswi Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung

Pekerja pabrik roti di Bandung, Juli 2022. Karbohidrat merupakan makanan yang dihindari dalam diet keto. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

5 Juli 2023


BandungBergerak.id - Diet keto menjadi opsi bagi sebagian orang untuk menjaga bentuk dan kesehatan tubuh, meskipun faktanya diet keto masih kontroversial. Diet model ini dipercaya dapat membuat berat badan turun drastis karena adanya pembatasan jumlah asupan karbohidrat dan gula.

Diet keto juga diyakini dapat menyembuhkan beberapa penyakit seperti alzheimer, epilepsi, diabetes, dan lain sebagainya. Khasiat lain dari diet keto adalah dapat berperan dalam pemulihan orang yang mengidap penyakit epilepsi. Peneliti menduga hal tersebut dikarenakan metode diet keto membuat tubuh kita memproduksi keton yang dapat mengurangi frekuensi kejang.

Namun diet keto memiliki sejumlah kontroversi, antara lain dapat memicu kenaikan kolesterol karena metodenya yang memakan banyak lemak. Kolesterol dapat menyumbat dan menyempitkan jalur pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan berbagai penyakit jantung.

Selain itu, dengan mengkonsumsi protein yang tinggi bisa mengakibatkan pencernaan lambat dan berisiko pada kerusakan ginjal. Rusaknya ginjal dapat mendatangkan penyakit seperti albuminuria, gagal ginjal, dan lain sebagainya. Walaupun terbukti cukup berhasil di banyak kasus, faktanya diet keto bisa membahayakan kesehatan tubuh.

Dalam diet keto, karbohidrat adalah gizi yang dapat membahayakan tubuh. Karbohidrat dapat menyebabkan obesitas, gula darah tinggi, dan diabetes karena itu pada diet keto hanya memakan karbohidrat 5-10 persen saja. Pelaku diet keto dapat secara mudah mengidentifikasi karbohidrat dengan menggunakan iodin. Umumnya, ketika makanan berkarbohidrat ditetesi iodin maka ia berubah menjadi warna kebiruan. Dengan semakin pekat warna kebiruan yang dihasilkan maka kandungan karbohidrat dalam makanan tersebut semakin tinggi.

Selain itu, pelaku diet keto dapat mengidentifikasi karbohidrat dengan reagen fehling. Tujuan dilakukan tes fehling pada karbohidrat adalah mengidentifikasi karbohidrat dengan cara menunjukan sifat khas yang dimiliki karbohidrat yaitu adanya karbohidrat pereduksi. Terdapat dua jenis larutan fehling yaitu fehling A dan fehling B. Dalam larutan fehling A terkandung CuSO4 dalam air sedangkan dalam larutan fehling B terkandung larutan garam KNa-tartrat dan NaOH dalam air.

Reaksi yang terjadi dalam tes fehling pada karbohidrat adalah 2Cu2+ + 2OH → 2Cu2O + H2O. Dalam reaksi tersebut terjadi reduksi Cu2+ menjadi Cu+ dalam suasana basa lalu diendapkan menjadi Cu2O. OH dari glukosa terputus saat ditambahkan fehling A dan fehling B dapat mencegah pengendapan Cu2+ dalam suasana alkalis. Hasil dari reaksi tersebut endapan Cu2O yang berwarna merah bata.

Pelaku diet keto juga harus memperhatikan komposisi lemak dalam makanan, apalagi lemak dapat menghasilkan energi paling banyak. Lemak khususnya trigliserida dapat menghasilkan energi sebesar 9 kkal per gram, sedangkan karbohidrat dan protein hanya dapat menghasilkan energi sebesar 4 sampai 5 kkal per gram.

Lemak merupakan golongan ester yang terbentuk dari asam lemak dan gliserol. Terdapat dua jenis asam lemak yaitu asam lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Lemak tidak jenuh merupakan senyawa yang pada rantai hidrokarbonnya terdapat ikatan rangkap sedangkan lemak jenuh merupakan senyawa pada rantai hidrokarbonnya tidak terdapat ikatan rangkap. Pelaku diet keto dapat secara mudah mengidentifikasi lemak dengan menggunakan air dan pelarut organik seperti eter dan kloroform. Lemak tidak dapat larut dalam air karena memiliki kepolaran yang berbeda. Lemak dapat larut dalam alkohol karena memiliki kepolaran yang sama.

Pelaku diet keto percaya bahwa lemak memiliki manfaat yang setara dengan karbohidrat, yaitu lemak dapat melindungi tubuh dari suhu rendah, melindungi organ tubuh yang vital, berperan sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K, menahan rasa lapar, dan lain sebagainya. Lemak mampu memperlambat kerja pencernaan, semakin lambat pencernaan tubuh maka semakin lama pelaku diet keto menahan lapar.

Makanan yang mengandung protein dalam berdiet membuat rasa lebih kenyang yang lama dibandingkan memakan makanan yang mengandung karbohidrat. Dibandingkan dengan karbohidrat efek thermal yang dimiliki protein lebih besar oleh karena itu protein tidak bisa disimpan dalam tubuh sehingga harus langsung masuk dalam proses metabolisme tubuh.

Pemecahan protein membutuhkan waktu terlama dibandingkan zat gizi lainnya. Protein dijadikan sumber utama gizi yang mengandung asam-asam amino yang tersusun dari atom C, H, O, dan N, tetapi terkadang beberapa protein mengandung atom S, P, I, Co dan Fe. Protein dapat diubah menjadi sumber energi ketika tubuh sedang kekurangan energi.

Baca Juga: MAHASISWA BERSUARA: Rahasia Gelap dalam Seduhan Teh
MAHASISWA BERSUARA: Mungkinkah Kecerdasan Buatan akan Menggantikan Peran Akuntan?
MAHASISWA BERSUARA: Besok Sungai Bukan Air tapi Sampah Plastik

Risiko dan Efek Samping

Pelaku diet keto dapat dengan cukup mudah mengidentifikasi protein dengan reagen biuret. Dalam biuret terkandung NaOH dan CuSO4 yang encer. Protein terkandung ikatan peptida sehingga ketika direaksikan dengan biuret ikatan peptida pada protein akan menghasilkan kompleks ion Cu2+ dan berwarna ungu. Pelaku diet keto dapat mempertimbangkan manfaat dari protein yaitu dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan tubuh, dapat mengganti sel-sel yang rusak, dan lain sebagainya.

Diet keto tidak hanya sebatas membatasi gula dan karbohidrat, namun pemenuhan gizi dengan membuat kebiasaan memakan protein dan lemak yang tinggi. Sebenarnya hasil akhir tetap kembali pada masing-masing kondisi tubuh, karena belum tentu semua orang cocok dengan metode diet ini.

Perlu ditinjau kembali risiko ataupun efek samping dari diet keto, karena itulah olahraga tetaplah menjadi kunci utama dari keberhasilan diet. Olahraga dapat membantu menjaga metabolisme tubuh tetap baik dan dengan konsultasi dokter bisa membantu untuk mengikuti arahan untuk diet keto lebih benar. Konsultasi dengan dokter dapat memastikan diet keto cocok bagi tubuh masing-masing, melalui program makanan dan durasi diet ketonya.

Dengan demikian konsultasi dengan dokter dan tetap rutin olahraga membuat diet keto tidak akan menjadi merugikan atau membawa dampak yang buruk bagi kesehatan tubuh.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//