• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Pengaruh Penggunaan ChatGPT terhadap Karakter Akademik Mahasiswa

MAHASISWA BERSUARA: Pengaruh Penggunaan ChatGPT terhadap Karakter Akademik Mahasiswa

Penggunaan ChatGPT dapat membantu aktivitas pembelajaran mahasiswa. ChatGPT juga dapat berdampak buruk jika digunakan dengan tidak bertanggung jawab dan tidak etis.

Ratna Salsabila Mariana

Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung

Tampilan antarmuka untuk menggunakan ChatGPT di laman chat.openai.com. (Foto: Ahmad Fikri/BandungBergerak.id)

15 Juli 2023


BandungBergerak.id – Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah menjadi teknologi yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia modern. Artificial intelligence telah digunakan dalam berbagai sektor, seperti sektor industri, bisnis, kesehatan, pemerintahan, pendidikan, dan sektor lainnya. Artificial intelligence adalah aktivitas yang memberikan mesin seperti komputer kemampuan untuk menampilkan perilaku yang dianggap setara dengan kemampuan yang ditunjukkan oleh manusia.

Menurut Gaskin, artificial intelligence adalah kecerdasan yang dihasilkan dari benda yang dibuat oleh manusia, dalam hal ini merujuk pada kecerdasan yang dimasukkan ke dalam program komputer untuk menirukan perilaku manusia. Artificial intelligence memerlukan data untuk bisa memiliki kemampuan mengerjakan pekerjaan manusia. Kelebihan dari artificial intelligence yaitu proses pencarian data tidak selalu dikendalikan oleh manusia tetapi dapat belajar sendiri berdasarkan pengalaman yang didapatkan saat digunakan oleh manusia.

Beberapa pendekatan dalam pengembangan artificial intelligence, yaitu machine learning, neural networks, logika dan pemrograman berbasis aturan, serta natural language processing. Meskipun penggunaan artificial intelligence telah berkembang secara signifikan, namun terdapat pula tantangan yang perlu dihadapi dan dipecahkan dalam perkembangan artificial intelligence yang akan lebih berkembang dan efektif di masa yang akan datang.

Baca Juga: MAHASISWA BERSUARA: Imbas Polarisasi Algoritma Media Sosial terhadap Kehidupan Pengguna Media Sosial
MAHASISWA BERSUARA: Rumah Tropis Sebagai Solusi Iklim Panas Indonesia
MAHASISWA BERSUARA: Sejumlah Alasan Mengapa Kita Memerlukan Perjanjian Perkawinan

Penggunaan Artificial Intelligence di Sektor Pendidikan

Saat ini salah satu artificial intelligence yang sedang banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa dalam proses pembelajaran, yaitu ChatGPT. Generative Pre-Trained Transformer atau lebih dikenal sebagai ChatGPT adalah robot atau chatbot yang memanfaatkan artificial intelligence untuk mampu melakukan interaksi dan membantu manusia dalam memberikan informasi serta membantu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penggunanya. Selain itu, ChatGPT juga dapat memberikan bantuan penulisan dan menghasilkan teks yang relevan dengan yang dimaksud oleh penggunanya. Lund & Wang (2023) mengungkapkan bahwa ChatGPT memiliki kekuatan yang besar untuk memajukan akademisi dan kepustakawan dengan cara baru.

ChatGPT sendiri diluncurkan oleh OpenAI pada 30 November 2022 dan dengan cepat menarik perhatian masyarakat karena ChatGPT sendiri memiliki respons yang detail dan memiliki artikulasi jawaban yang baik dengan domain pengetahuan yang sangat banyak. Hingga Maret 2023 tercatat sudah lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan.

Saat ini banyak mahasiswa menggunakan ChatGPT untuk membantu dalam proses pembelajaran, karena kemampuannya memberikan penjelasan dengan baik dan dengan konsep yang lebih mudah terkait pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa terkait materi pembelajaran yang diajarkan oleh dosen. ChatGPT juga bisa memberikan ide ataupun membantu mahasiswa untuk mengerjakan tugas terkait karya tulis ataupun proyek seni. Namun penggunaan ChatGPT penting untuk digunakan secara bertanggung jawab dan etis agar penggunaan teknologi ini dapat meningkatkan kualitas suatu pendidikan dan meminimalisir hal-hal yang dapat berdampak buruk terhadap penggunanya.

Dosen sebagai tenaga pendidik juga harus memberikan pemahaman nilai moral yang baik agar penggunaan ChatGPT yang digunakan oleh mahasiswa tidak membuat mahasiswa terlena akan kemudahan mendapatkan informasi yang mampu mengikis kemampuan berpikir kritis karena terlena dengan segala kemudahan yang didapatkan dari penggunaan ChatGPT. Dan perlu diperhatikan bahwa ChatGPT tetap harus digunakan hanya sebagai alat bantu bukan sebagai pengganti dari interaksi langsung dengan dosen ataupun mahasiswa lainnya.

Dampak Penggunaan ChatGPT terhadap Karakter Akademik Mahasiswa

Banyak sekali manfaat yang didapat dari adanya ChatGPT yang dapat dirasakan oleh para mahasiswa dalam proses pembelajaran. ChatGPT pun dapat membantu mahasiswa dalam melakukan pemecahan masalah baik dalam akademik ataupun dalam kehidupan biasa dengan cara mahasiswa menjelaskan masalah yang sedang dihadapi, kemudian ChatGPT dapat membantu mahasiswa dengan cara memberikan strategi, saran, maupun pendekatan yang efektif untuk membantu penyelesaian masalah yang dihadapi. Penggunaan ChatGPT juga dapat menghemat waktu dan usaha dalam mencari informasi ataupun mencari pemecahan masalah terkait masalah akademik maupun masalah non akademik sehingga mahasiswa dapat meningkatkan produktivitasnya dalam berbagai konteks sekaligus dapat memanfaatkan waktu yang ada untuk kegiatan yang lainnya.

Penggunaan ChatGPT memang sangat banyak memberikan manfaat, namun penggunaan ChatGPT juga dapat memberikan dampak buruk jika mahasiswa menggunakannya dengan tidak bertanggung jawab dan tidak etis. ChatGPT berpotensi memberikan informasi yang tidak akurat atau memperkuat pemahaman yang salah karena ChatGPT cenderung memberikan informasi berdasarkan pola yang ditemukan dalam data yang dimiliki. Jika data yang dimiliki memiliki informasi yang tidak akurat maka ChatGPT juga akan menghasilkan jawaban yang tidak akurat juga.

ChatGPT juga memiliki potensi akan penyebaran konten negatif apabila tidak diawasi dengan baik. ChatGPT dapat digunakan untuk menyebarkan konten negatif, seperti disinformasi, SARA, ataupun ujaran kebencian. Perlu di ingat bahwa ada risiko ChatGPT dapat digunakan sebagai alat dengan tujuan yang merugikan. Kemudian ChatGPT juga memungkinkan tidak memahami konteks dari pertanyaan yang diajukan sehingga jawaban yang diberikan tidak relevan atau bahkan salah.

Adanya kemudahan yang diberikan oleh ChatGPT dapat membuat ketergantungan pada mahasiswa sehingga dapat mengurangi kemandirian serta kemampuannya untuk memecahkan masalah. Ketergantungan pada ChatGPT tanpa pemikiran kritis juga dapat menghambat keterampilan analitis mahasiswa. ChatGPT juga memungkinkan untuk mendapatkan akses informasi pribadi atau rahasia, sehingga perlu berhati-hati dalam penggunaan ChatGPT agar informasi pribadi atau rahasia dari mahasiswa tidak terakses oleh ChatGPT

Gunakan ChatGPT dengan BIjak

Penggunaan ChatGPT dalam aktivitas pembelajaran para mahasiswa dapat memberikan manfaat yang signifikan, seperti mampu membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun akademik, membantu dalam memahami materi pembelajaran dengan penjelasan yang lebih mudah dipahami, hingga membantu mahasiswa untuk memperluas wawasan. Namun di balik semua dampak positif yang telah disebutkan, terdapat juga dampak negatif yang perlu diperhatikan terkait pengaruh ChatGPT terhadap karakter akademik mahasiswa.

Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan yaitu ketergantungan yang berlebihan pada ChatGPT. Kemudahan yang didapat dalam penyelesaian tugas dapat membuat mahasiswa kehilangan kemampuannya dalam memproses informasi dan berpikir kritis. Ketergantungan ini juga dapat menghambat mahasiswa untuk menganalisis suatu masalah secara mandiri karena mahasiswa terlalu mengandalkan ChatGPT untuk mencarikan jawaban atas permasalahan yang dihadapi. Selain itu, ChatGPT juga dapat mengancam integritas akademik mahasiswa karena mahasiswa melakukan penyalinan ide dari teks yang dihasilkan oleh ChatGPT dan berisiko melakukan tindak plagiarisme. Oleh sebab itu, penting bagi mahasiswa untuk menggunakan ChatGPT dengan tidak mengabaikan moral, mahasiswa juga perlu untuk selalu mengembangkan kemampuan memproses informasi, mengembangkan pemikiran kritis, dan menyelesaikan masalah dengan kemampuan sendiri.

ChatGPT seharusnya hanya berperan sebagai sumber informasi tambahan dan bukan sebagai pengganti kemampuan sendiri. Dalam menghadapi pengaruh penggunaan ChatGPT terhadap karakter akademik mahasiswa,  dosen sebagai tenaga pendidik  pun dirasa perlu memberikan pedoman serta pemahaman nilai moral yang baik sehingga penggunaan ChatGPT dapat digunakan dengan bijak, dengan memperhatikan manfaat serta dampak yang diberikan oleh ChatGPT, maka mahasiswa diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan ChatGPT untuk mendukung karakter akademik mereka dengan bijak.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//