Mendengarkan Cerita PKL Jalan Ganesha setelah Ultimatum Relokasi TIba
Pemkot Bandung sudah melayangkan surat ultimatum relokasi bagi PKL Jalan Ganesha. Para pedagang berharap masih bisa bertahan.
Penulis Awla Rajul27 Juli 2023
BandungBergerak.id – Menutup pintu negosiasi Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menargetkan bisa merelokasi para pedagang kaki lima (PKL) di kawasan kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) di Jalan Ganesha pada Agustus 2023 ini. Surat ultimatum sudah dilayangkan, sementara para pedagang masih berharap bisa bertahan.
Iis Mariyati (49 tahun), salah seorang pedagang di Jalan Ganesha seberang kampus ITB. Kedai Pasrah, demikian nama usahanya, sudah membantu menghidupi keluarganya selama 12 tahun terakhir. Dia berharap masih bisa berjualan di lokasi ini.
“Ibu sejujur-jujurnya dalam hati minta mudah-mudahan masih bisa tetap berjualan di sini lah. Ibaratnya sampai Ibu matilah, penginnya gitu. Karena Ibu jualan ini bukan buat Ibu sendiri, (tapi juga) untuk keluarga Ibu,” ungkap ibu dari dua orang anak ini dengan mata berkaca-kaca saat ditemui BandungBergerak.id di lapaknya, Selasa, 25 Juli 2023.
Dalam keyakinan Iis, sudah umum jika di depan kampus-kampus banyak PKL. Mahasiswa tentu membutuhkan makanan, minuman, dan jajanan. Jika pun harus dipindahkan, dia meminta pemerintah memberikan kepastian tempat agar tetap bisa melanjutkan usaha.
“Ya Ibu penginnya tolong lihat masyarakat kecil gitu,” ucapnya.
Iis bercerita, dia memang sudah beberapa kali mendengar kabar penggusuran. Bahkan sudah ada surat dari pihak Kecamatan yang terkini tiba pada Jumat pekan lalu. Isinya, peringatan bagi para pedagang untuk segera pindah dalam kurun waktu 7x24 jam.
Setiap kali kabar penggusuran itu datang, Iis was-was. Tidak ada tempat usaha lain yang dia punya. Kalaupun harus mengontrak, dia mengeluhkan biaya yang mahal.
“Lagian butuh modal juga kan kita misalkan mau pindah,” kata warga Kecamatan Coblong tersebut. “Sekarang kontrakan kan pada mahal, komo mengulang lagi mencari pelanggan dari awal.”
Iis menyesalkan penggusuran, atau relokasi versi Pemkot Bandung, dilakukan para pedagang baru mulai bangkit usai pandemi Covid-19. Seperti kebanyakan PKL, dia menderita betul selama pandemi berlangsung. Ekonomi keluarga berantakan karena warung jus ini juga jadi tulang punggungnya.
Usaha minuman jus di Jalan Ganesha itu awalnya dimulai oleh anak Iis ketika masih duduk di bangku SMA. Iis sekarang menungguinya sendirian. Setiap hari, dari pukul sembilan pagi hingga menjelang waktu isya.
Dicap Meresahkan
Ketua Gapura Ganesha, Ade Laksana (54 tahun), menceritakan suasana rapat pada Selasa, 18 Juli 2023 lalu. Hadir di sana beberapa aparat Pemkot Bandung, di antaranya Camat Coblong dan petugas Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM). Di forum itulah, keberadaan PKL di Jalan Ganesha disebut meresahkan sehingga harus direlokasi ke Jalan Gelap Nyawang. Muncul juga kabar tentang pembangunan ITB yang akan dimulai pada 1 Agustus 2023 yang dikait-kaitkan dengan wacana pemindahan pedagang.
Selaku ketua paguyuban pedagang, Ade mengonfirmasi kabar tersebut ke pihak ITB dan mendapat konfirmasi bahwa tidak ada kaitan antara keberadaan pedagang kaki lima (PKL) dengan rencana pembangunan di kampus. Ia kemudian menyimpulkan bawa hasil rapat kondusif bagi para pedagang.
"Pas Bapak pulang dari sana, keluarlah surat itu dari Satpol PP. (Surat) Larangan itu. Terus Bapak sendiri nanyain kenapa ada surat kayak gini sedangkan Bapak di sana dinyatakan aman? Gak ada permasalahan, tapi kenapa sekarang (surat) ini muncul?" kata Ade kepada BandungBergerak.id ketika ditemui di lapak jualannya, Rabu, 26 Juli 2023 siang.
Para PKL Jalan Ganesha berkumpul dan mendiskusikan ultimatum ini. Mereka memutuskan untuk tetap berjualan di lapak masing-masing. Bukan untuk menentang kebijakan pemerintah, tapi untuk membuat suasana tetap kondusif sampai diteukan solusi yang baik bagi kedua belah pihak.
Menurut Ade, kebijakan relokasi PKL tidak tepat didasarkan hanya pada urusan estetika, tanpa mempertimbangkan isi perut masyarakat. Kawasan Jalan Ganesha telah menjadi tumpuan hidup banyak orang yang bekerja sebagai pedagang dan tukang parkir. Tercatat ada 86 orang PKL di Jalan Ganesha yang menjadi anggota paguyuban Gapura. Ditambah mereka yang tidak bergabung paguyuban, secara keseluruhan ada sekitar 130 orang PKL di sini.
Para pedagang berharap tetap bisa berjualan di Jalan Ganesha. Kalaupun dipindahkan, mereka meminta kepastian tempat. Tanpa itu, program relokasi sama saja mematikan para pedagang.
"Waktu kemarin rapat, ngeluh semua, nangis semua ibu-ibu,” tutur Ade. “Orang-orang yang di atas kan gak tahu."
Baca Juga: Melupakan Peran Penting PKL dengan Narasi Negatif dari Pemkot Bandung
Data Pedagang Kaki Lima (PKL) Kota Bandung 2021, Terbanyak di Kecamatan Regol
PKL ISBI Bandung Berharap tidak Ada Penggusuran Lagi
Tanpa Negosiasi
Selain di Jalan Ganesha, Pemkot Bandung juga berencana merekolasi para pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Rumah Sakit Hasan Sadikin di Jalan Eyckman. Para pedagang, ditambah dengan praktik parkir liar, dituding sebagai penyebab kemacetan.
Pelaksana harian (Plh.) Wali Kota Bandung Ema Sumarna menegaskan bahwa tidak ada lagi negosiasi bagi pedagang PKL yang menolak untuk ditertibkan. PKL di Jalan Ganesha akan dipindahkan ke Jalan Gelap Nyawang, sementara PKL Jalan Eyckman dipindahkan ke dalam lahan RSHS.
“Tidak ada negosiasi. Kita dorong saja pindah ke relokasi yang sudah disediakan. Setelah itu parkir liar juga langsung dibereskan,” ujar Ema di Balai Kota Bandung, Jumat, 21 Juli 2023, sebagaimana dikutip dari siaran pers Pemkot Bandung.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) Kota Bandung Atet Dedi Handiman mengaku, kebijakan relokasi PKL Jalan Ganesha sudah dibahas bersama koordinator pedagang. Tentang penempatan di Jalan Gelap Nyawang, harus dilakukan diskusi lanjutan terutama karena sudah ada PKL di kawasan tersebut.
“Sebanyak 60 PKL ini harus diatur dulu. Bisa juga posisinya membelakangi,” kata Atet.
Sementara itu, terkait relokasi Jalan Eyckman, Pemkot Bandung sudah sampai pada tahap penyelesaikan gerobak berjualan. Sebuah perusahaan air minum raksasa digandeng sebagai mitra.