• Narasi
  • Menjaga dan Melestarikan Budaya Reak Melalui Media Digital

Menjaga dan Melestarikan Budaya Reak Melalui Media Digital

Padepokan Bumi Ageung Saketi bekerja sama dengan Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung mengemas budaya Reak dengan memanfaatkan teknologi digital.

Tim Pengabdian Unpar – Hibah Dikti

Kristining Seva, Willfridus Demetrius Siga, Syayu Zhukhruffa, Angelique Ivy Vrisyanie, Elonora Kalyana Mitta, Felicia Irvanka, Marsiloan, Dimas Wira D

Kemeriahan pementasan seni reak menyedot perhatian warga di Kampung Jati, Cibiru, Kota Bandung. (Foto: Putra Dimas/BandungBergerak.id)

8 September 2023


BandungBergerak.id – Semakin maraknya arus globalisasi telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan kita, salah satunya yaitu kebudayaan. Pelestarian budaya menjadi salah satu hal yang krusial di era digital ini melihat kondisi di mana budaya lokal sudah mulai pudar dan tergantikan oleh budaya asing yang masuk ke negara kita dengan begitu mudah akibat arus globalisasi.

Peran dari organisasi penggerak budaya dan tradisi seperti Padepokan Bumi Ageung Saketi menjadi penting untuk mendukung pelestarian budaya lokal. Padepokan Bumi Ageung Saketi merupakan salah satu komunitas yang ditujukan untuk mewadahi masyarakat yang ingin mengenal serta belajar tentang kebudayaan Sunda.

Berdiri sejak tahun 2019, hingga saat ini Padepokan Bumi Ageung Saketi tetap aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti pelaksanaan Bhakti Mantha Purnamakala secara berkala, acara Ruwatan Gunung Manglayang, Sekolah Anak, Diskusi Naskah Kuno Sunda, serta usaha dalam melestarikan lingkungan dan mengembangkan produk-produk lokal sebagai bagian dari upaya memajukan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Baca Juga: Sawah di Bandung Hilang, Seni Reak Kian Langka
Anak-anak Membara Seni Reak
Kolaborasi Seni Reak dan Pantomim Memperingati Hari Spesies Terancam Punah di Indonesia dan Dunia

Memasarkan Reak Digital

Perkembangan teknologi yang semakin maju mengharuskan setiap organisasi untuk ikut bertransformasi secara digital agar dapat menjaga eksistensinya. Begitu juga yang saat ini tengah dilakukan oleh Padepokan Bumi Ageung Saketi  untuk menjaga eksistensinya.

Salah satu upaya transformasi digital yang sedang diupayakan oleh Padepokan Bumi Ageung Saketi adalah pemasaran digital khususnya di media digital, yang dilakukannya melalui kerja sama dengan Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung. Kerja sama ini mencakup pembuatan website untuk padepokan dan berbagai pelatihan dalam membekali ilmu bagi pihak padepokan terkait pemasaran digital yang akan dilakukan.

Pada 23 Agustus 2023 lalu, telah diselenggarakan pelatihan Digital Marketing dan Website yang salah satu materinya adalah terkait content creation dan penggunaan iklan Ads di media sosial seperti Instagram, Tiktok, dan Facebook. Selain untuk mengenalkan budaya Reak kepada masyarakat luas, penggunaan media sosial juga ditujukan untuk meningkatkan traffic website yang menjadi channel utama Padepokan Bumi Ageung Saketi.

Didik Pebriansyah atau yang lebih dikenal dengan Venol selaku perwakilan dari Padepokan Bumi Ageung Saketi mengatakan bahwa Tiktok akan menjadi media sosial utama padepokan dalam pemasaran digital ini dengan website sebagai muara dari segala aktivitas digital yang dilakukan. Terkait dengan konten yang akan dibuat, Venol juga mengatakan bahwa pihak padepokan akan berfokus pada konten jenis edukasi dengan tetap melihat algoritma publik di internet.

“Konten yang akan dibuat direncanakan akan beragam sesuai dengan algoritma viral yang ramai di publik internet, tapi fokus utama kita ada di wilayah edukasi,” ujar Venol, Senin (4/9/2023).

Sebagai langkah awal, pihak padepokan telah membuat tim riset digital dan melakukan pembagian job desc untuk mengelola media digital dengan melibatkan masyarakat adat yang akan memasarkan produknya pada salah satu fitur yang terdapat di website padepokan.

“Rencana yang telah dibuat dalam mempersiapkan pemasaran digital yang akan dijalankan adalah membuat tim riset digital, kemudian pembagian job desc agar media digital dapat dikelola dengan baik. Untuk saat ini pihak yang terlibat di antaranya beberapa masyarakat adat yang produknya akan kami kelola. Ke depan kita akan mencoba membuka jaringan antar komunitas dan juga lembaga pemerintahan,” ujar Venol.

Terakhir, Venol juga menyampaikan bahwa harapannya dengan aktifnya pemasaran melalui digital, ekonomi masyarakat di Cibiru dapat diberdayakan menjadi sebuah kedaulatan dan kemandirian ekonomi.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//