• Foto
  • Anak-anak Membara Seni Reak

Anak-anak Membara Seni Reak

Anak-anak antusias mengikuti lokakarya Membara (Mengenal dan Mewarnai Bangbarongan dan Rajawali) di Sanggar Seni Reak Tibelat pimpinan Abah Enjum.

Fotografer Putra Dimas29 Juni 2023

BandungBergerak.idDi tengah perkampungan padat Bandung timur, anak-anak antusias mengikuti lokakarya kesenian tradisional reak. Tak hanya belajar memainkan seni pertunjukan reak yang di dalamnya terdapat komponen bangbarongan dan rajawali, mereka juga menekuni bahasa Sunda, etika atau sopan santun, dan menjaga lingkungan.

Lokakarya “Membara: Mengenal dan Mewarnai Bangbarongan dan Rajawali” tersebut digelar di Sanggar Seni Reak Tibelat yang dipimpin Abah Enjum. Acara ini diisi oleh narasumber dari pimpinan Sanggar Reak Tibelat (Bah Njoem) dan pengrajin alat kesenian (Bah Ndin). Event ini digagas oleh kelompok Galapraya, sekelompok mahasiswa Antropologi Budaya angkatan 2021 dari ISBI Bandung yang beranggotakan lima orang.

Lokakarya ini merupakan proyek untuk tugas akhir mereka pada mata kuliah Pariwisata Budaya yang bekerja sama dengan sanggar di Jalan Manisi, Cibiru, Kota Bandung serta mengundang SDN 169 Pelita yang berada di Cipadung untuk berpartisipasi dalam acara ini.

“Tujuan utama acara ini mengajak anak-anak untuk lebih memahami mengenai pertunjukan seni reak untuk menumbuhkan pemahaman dan apresiasi terhadap pertunjukkan seni reak,” ujar Nabila selaku ketua pelaksana, Sabtu (24/6/2023).

Anak-anak berkesempatan mewarnai miniatur bangbarongan sebagai salah satu elemen yang ada dalam pertunjukkan seni reak. Pengalaman mewarnai ini tidak hanya melatih kemampuan motorik halus pada anak karena dapat merangsang kreativitas dan menumbuhkan semangat kreatif, melainkan juga sebagai bentuk apresiasi terhadap perbedaan visual sebagai representasi visual warisan budaya yang diwakili oleh bangbarongan ini.

Lokakarya dirancang sebagai pendidikan karakter bagi anak tentang pemahaman kesenian dan budaya yang ada sebagai pewaris budaya di masa depan. “Serta diharapkan kedepannya event ini dapat menjadi salah satu acara yang berkelanjutan untuk menjaga budaya lokal yang perlu adanya upaya pelestarian,” sambung Nabila.

Salah satu upaya pelestarian itu adalah dengan memaksimalkan peran pariwisata sebagai ajang promosi kebudayaan serta keikutsertaan masyarakat dan pemerintah khususnya dalam kesenian. Wisata budaya perlu dikembangkan supaya kebudayaan akan terus terlestarikan dan tidak hilang seiring perkembangan zaman.

Sejak awal didirikan sampai saat ini, Sanggar Seni Reak Tibelat sudah menjadi tempat bagi anak-anak dan generasi muda untuk lebih mengenal kebudayaan Sunda, khususnya seni reak. Eksistensi sanggar seni reak ini tak lepas dari peran Abah Enjum.

Abah Enjum telah mentransmisikan pengetahuan, filosofi, teknik, dan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam seni reak kepada murid-muridnya. Melalui dedikasinya, Abah Enjum telah membantu menjaga dan mengembangkan tradisi seni reak di wilayah Bandung timur itu.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//