Perdebatan Netizen dan Penamaan Kereta Cepat Jakarta Bandung
Presiden Joko Widodo memberi nama “Whoosh” untuk kereta cepat Jakarta-Bandung, terinspirasi dari bunyi yang dihasilkan ketika kereta cepat melesat dengan kencang.
Chen Die
Mahasiswa S-3 Linguistik Universitas Pendidikan Indonesia
21 Oktober 2023
BandungBergerak.id – Akhir-akhir ini dunia maya khususnya masyarakat internet atau netizen yang aktif di media sosial “X” atau dulu lebih dikenal dengan Twitter ramai berbincang mengenai penamaan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Kini, kereta cepat tersebut memiliki nama yaitu “WHOOSH” usai peresmiannya di Stasiun Halim, Jakarta pada tanggal 02 Oktober 2023.
Penggunaan nama “WHOOSH” merupakan usulan dari Presiden Jokowi, menurutnya kata “Whoosh” tersebut terinspirasi dari masyarakat saat melakukan uji coba gratis KCJB dan berucap “was wus wus” yang tak lain suara tersebut menirukan bunyi kereta cepat saat meninggalkan stasiun. Presiden RI Jokowi memaparkan bahwa kata “Whoosh” sendiri merupakan singkatan dari “Waktu Hemat Operasi Optimal Sistem Hebat” yang mana kata-kata tersebut mewakili keunggulan dari kereta cepat Bandung Jakarta.
Menariknya, sebelum penggunaan nama “WHOOSH”, Presiden RI memerintahkan kepada Pak Budi selaku Menteri Perhubungan Republik Indonesia untuk mengadakan sayembara penamaan kereta cepat serta logo yang akan menjadi identitas serta ciri khas moda transportasi unggul tersebut. Hingga akhirnya didapatkan beberapa kandidat yang telah mengusulkan nama untuk Kereta Cepat Jakarta Bandung yang diposting di akun Twitter @KeretaCepatID pada tahun 2016 yang lalu.
Tetapi, berbagai usulan yang telah diberikan oleh para kandidat tidak satu pun digunakan sehingga menimbulkan perbincangan yang cukup ramai di media sosial “X”. Banyak yang menanggapi dengan rasa kecewa mengapa dinamakan “WHOOSH” padahal sudah ada beberapa nama yang bagus berdasarkan usulan kandidat, namun tetap saja pada akhirnya nama yang digunakan yaitu berdasarkan usulan Presiden Republik Indonesia Bapak Jokowi.
Baca Juga: Membandingkan Tarif Kereta Cepat Jakarta Bandung dengan Ongkos Kereta Api dan Kendaraan Pribadi
Sebelum Whoosh, Ada Eendaagsche Express sebagai Kereta Cepat era Hindia Belanda
Menganalisis Pengaruh Variasi Fonem yang Bebas
Menelisik Makna dari Simbol Bunyi Penggunaan Kata “ Whoosh”
Dalam ilmu linguistik, penggunaan suatu kata atau beberapa kumpulan kata dengan peniruan atas suatu bunyi atau suara yang direpresentasikan berdasarkan benda mati atau makhluk hidup disebut dengan onomatope atau onomatopeia (dalam Bahasa Inggris). Ahli linguistik Indonesia, Chaer menyatakan bahwa onomatope merupakan satu bunyi yang menyatakan kesan atau bunyi dari suatu benda, keadaan dan tindakan. Dapat disimpulkan onomatope merupakan kata yang terbentuk dari suatu makhluk hidup, bunyi yang dihasilkan dari benda mati, ataupun bunyi yang dihasilkan oleh lingkungan sekitar.
Penggunaan onomatope dari perspektif bahasa merupakan bagian yang saling berkaitan dengan kegiatan komunikasi sehari-hari. Maka dari itu, beragam bahasa di dunia memiliki onomatope dalam bahasanya. Salah satunya dalam bahasa Indonesia, seperti yang dipaparkan oleh Saifullah (2018) dalam bukunya yang berjudul “Semantik Dan Dinamika Pergulatan Makna” bahwa contoh dari penggunaan onomatope dapat dilihat berdasarkan tiruan bunyi suara ayam ketika berkokok.
Secara umum dalam Bahasa Indonesia, suara ayam berkokok akan ditulis dengan kata “kukuruyuuk”, sementara dalam bahasa Inggris “cock-a-doodle-do”. Berdasarkan kedua contoh tersebut, penggunaan kata atas tiruan bunyi yang dipilih berdasarkan suaranya yang cukup familier didengar atau dikenal. Akan tetapi dalam bahasa yang sulit diketahui atau dikenal, tiruan bunyi yang digunakan pun akan sulit diprediksi secara benar dan akurat. Sehingga penggunaan onomatope di berbagai bahasa pun akan menghasilkan bunyi yang berbeda karena bunyi yang dihasilkan oleh suatu benda maupun binatang tidak memiliki alat fisiologis seperti manusia. Faktor selanjutnya disebabkan karena sistem fonologi setia bahasa tidak sama.
Penggunaan onomatope tentunya memiliki fungsi di antaranya untuk menamakan sebuah benda, menamakan sebuah perlakuan yang dilakukan oleh hewan maupun manusia, mengekspresikan emosi manusia, menjelaskan intensitas sebuah kejadian, dan membuat efek tertentu dari pembaca. Kembali pada penggunaan nama “Whoosh” terinspirasi dari bunyi yang dihasilkan ketika kereta cepat melesat dengan kencang. Maka jika dikaji lebih lanjut, alasan penamaan “Whoosh” pun merupakan contoh dari suatu simbol bunyi yaitu onomatope. Whoosh merupakan tiruan bunyi yang merepresentasikan kereta cepat Jakarta Bandung yang menjadi primadona di tahun ini.
Whoosh yang merupakan suara tiruan dari bunyi yang berasal dari Bahasa Inggris merupakan bunyi yang dihasilkan dari kecepatan hingga 350 kilometer per jam (220 mil per jam). Kereta cepat ini pun memiliki headway 20-30 menit serta pilihan waktu yang disediakan WHOOSH dengan perjalanan dari Jakarta-Bandung dapat ditempuh dalam waktu 44 menit.
Jika bunyi yang dihasilkan mengikuti pelafalan bahasa Indonesia dan Jawa maka kata yang terdengar hanya “wus, was dan wos”, ketiga kata tersebut terdiri dari tiga macam huruf vokal. Tak hanya tiruan bunyinya saja yang digunakan dalam penamaan kereta cepat, kata “WHOOSH” merupakan akronim dari “Waktu Hemat Operasi Optimal Sistem Hebat”, berdasarkan uraian kumpulan kata tersebut Presiden RI Jokowi menjelaskan bahwa Kereta Cepat Jakarta Bandung merupakan suatu transportasi yang dapat mengantarkan masyarakat secara cepat dengan kecanggihan mesin yang digunakan kereta cepat.