• Pemerintah
  • Data Jumlah Potensi Kendaraan Bermotor di Kota Bandung 2005-2020: Melonjak Nyaris tanpa Kendali

Data Jumlah Potensi Kendaraan Bermotor di Kota Bandung 2005-2020: Melonjak Nyaris tanpa Kendali

Dalam satu dekade, kenaikan jumlah kendaraan bermotor di Kota Bandugn mencapai tiga kali lipat. Berimas pada masalah kemacetan, polusi udara, dan kenaikan suhu.

Penulis Sarah Ashilah16 Desember 2022


BandungBergerak.id -  Jumlah kendaraan bermotor di Kota Bandung terus bertambah secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kemudahan mengajukan kredit dan keleluasaan mengendarai kendaraan pribadi membuat minat warga untuk memiliki kendaraan pribadi semakin tinggi.

Pada tahun 2005, jumlah potensi kendaraan di Kota Bandung tercatat sebanyak 651.584 unit. Empat tahun kemudian, pada 2019, jumlah potensi kendaraan meroket menjadi 1.102.115 unit.

Data juga menunjukkan bahwa sejak tahun 2009, jumlah potensi kendaraan bermotor di Kota Bandung tidak pernah berada di bawah angka satu juta unit. Bisa dibilang, rasio jumlah potensi kendaraan bermotor dan penduduk di Kota Bandung adalah 1:2.

Baca Juga: Data Jumlah Lembaga Keuangan di Kota Bandung 2019-2020, Perusahaan Leasing Lebih Banyak Dibandingkan Bank
Data Penanaman Modal di Kota Bandung 2016-2020, Realisasi Investasi Meroket di Tahun Pandemi

Selain menjadi salah sat faktor penyebab kemacetan di berbagai ruas jalan di Kota Bandung, penambahan jumlah kendaraan bermotor yang nyaris tanpa kendali berimbas buruk juga ke lingkungan. Selain polusi udara, asap kendaraan bermotor juga menyumbang masalah terkait kenaikan suhu udara rata-rata dalam beberapa tahun belakangan.

Muhamad Iid Mujtahiddin, peneliti cuaca dan iklim sekaligus prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Bandung, membenarkan hal tersebut. Iid menjelaskan, ada tiga parameter suhu untuk mengetahui temperatur rata-rata di suatu tempat, yakni termometer bola kering untuk mengukur suhu rata-rata, termometer maksimum untuk mengetahui suhu tertinggi, dan termometer minimum untuk mengukur suhu terendah.

“Memang ada tren kenaikan di ketiga parameter tersebut. Hal ini akibat dari pemanasan global yang juga disebabkan aktivitas manusia. Salah satunya seperti asap kendaraan bermotor yang menyumbang gas emisi efek rumah kaca,” ujarnya ketika dihubungi BandungBergerak.id Kamis (29/7/2021) lalu.

Editor: Tri Joko Her Riadi

COMMENTS

//