• Narasi
  • ESAI TERPILIH OKTOBER 2023: Dari “Dosa” Lingkungan para Capres hingga Kongres Bahasa Indonesia

ESAI TERPILIH OKTOBER 2023: Dari “Dosa” Lingkungan para Capres hingga Kongres Bahasa Indonesia

Lebih dari 33 esai sepanjang Oktober 2023 kami terima dari KawanBergerak. Tiga di antaranya membahas isu lingkungan dan Pemilu 2024.

Tim Redaksi

Awak Redaksi BandungBergerak.id

Pengumuman Esai Terpilih BandungBergerak.id, Oktober 2023. (Desain: Virliya Putricantika/BandungBergerak.id)

8 November 2023


BandungBergerak.idSepanjang bulan Oktober 2023 kemarin, kanal Esai BandungBergerak.id menayangkan sidikitnya 33 esai dari KawanBergerak (sapaan dari kami untuk audiens BandungBergerak.id). Seperti bulan-bulan sebelumnya, pada November ini kami umumkan tiga Esai Terpilih.

Tidak mudah untuk memilih tiga Esai Terpilih dari puluhan esai yang masuk ke meja redaksi, karena seluruhnya memiliki bobot dan mutu tersendiri. Berkali-kali kami tekankan bahwa pengumuman Esai Terpilih bulanan BandungBergerak.id ini bukan ajang pemilihan esai terbaik yang terkesan ingin menafikan esai-esai lainnya. Pemilihan tiga Esai Terpilih tentu melewati beberapa pertimbangan (yang tidak sepenuhnya objektif) tim redaksi, tanpa bermaksud mengecilkan tulisan-tulisan lainnya yang seluruhnya terbaik dan untuk itu kami haturkan terima kasih dan hormat setulus-tulusnya.

Tiga Esai Terpilih pilih sepanjang bulan Oktober tersebut merupakan dua esai dari penulis umum dan satu esai dari penulis mahasiswa (Mahasiswa Bersuara). Berdasarkan alfabet, tiga Esai Terpilih masing-masing ditulis: Fauqi Muhtaromun Nazwan, Rizki Sanjaya, dan Zulfiana Amaliana MZ. Berikut ini sedikit ulasan masing-masing esai mereka:

Menyoal Isu Lingkungan, dari Propaganda Politik hingga Kesadaran Anak Muda

Fauqi Muhtaromun Nazwan menulis esai berjudul “Menyoal Isu Lingkungan, dari Propaganda Politik hingga Kesadaran Anak Muda”. Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini menyoroti posisi isu lingkungan di tahun politik menjelang Pemilu 2024.

Fauqi memaparkan masing-masing capres memiliki masalah terkait isu lingkungan. Ganjar Pranowo terkait dengan kasus lingkungan saat ia masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.

“Pasti pembaca mudah menebaknya, konflik di desa Wadas. Konflik Wadas mementingkan kegiatan perekonomian dengan melakukan tindakan represif terhadap warga. Secara gamblang memberikan gambaran pentingnya kegiatan ekonomi hingga melupakan masyarakat apalagi lingkungan yang mungkin dianggap sebagai ekosistem tidak bernyawa. Demikian catatan merah bagi Ganjar dalam menangani kasus demikian bagi para pemilih,” tulis Fauqi.

Namun Ganjar tidak sendiri. Capres lain juga memiliki catatan lingkungan. Persoalan polusi udara di Jakarta sempat ramai di media sosial. Capres Anies Baswedan yang pernah menjadi Gubernur DKI Jakarta hingga Presiden Joko Widodo atau Jokowi ramai digunjingkan mengenai polusi di Ibu Kota ini.

“Tak ketinggalan untuk veteran militer (juga Pilpres) Prabowo Subianto menggaungkan program food estate yang dikritisi banyak pakar lingkungan dengan dalih ketahanan pangan sebagai prioritas utama bagi masyarakat Indonesia,” tulis Fauqi.

Kongres Bahasa Indonesia: Cikal Bakal Bulan Bahasa dan Sastra

Rizki Sanjaya menulis esai berjudul Kongres Bahasa Indonesia: Cikal Bakal Bulan Bahasa dan Sastra. Rizki bukan wajah baru bagi BandungBergerak.id karena cukup rutin mengirimkan esai-esainya yang kritis dank has.

Kali ini Rizki mengajak pembaca melawat ke Kongres Bahasa Indonesia (KBI), forum yang berperan besar dalam merawat bahasa Indonesia yang lahir dari gerakan Sumpah Pemuda. Rizki memotret perjalanan Kongres Bahasa Indonesia 1–4. KBI edisi pertama digelar tepat sepuluh tahun sejak Sumpah Pemuda diikrarkan. Pelaksanaannya sendiri berlangsung sepanjang 25–27 Juni 1938 di Solo, Jawa Tengah.

Enam belas tahun kemudian KBI II digelar di Medan, Sumatera Utara. KBI III, tepat 50 tahun sejak Sumpah Pemuda diikrarkan, diselenggarakan tahun 1978 di Hotel Sheraton, Jakarta. “Yang menarik dari gelaran KBI III adalah pidato pengarahan yang disampaikan oleh Daoed Joesoef. Pidato tersebut berisi anjuran untuk menggelar KBI secara rutin lima tahun sekali. Maka sejak pidato tersebut disampaikan, pelaksanaan KBI mulai rutin lima tahunan,” tulis Rizki.

Beriktunya, lanjut Rizki, KBI IV digelar di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, pada 21–26 November 1983. Beberapa poin yang dihasilkan dalam KBI IV seperti rekomendasi penyusunan tata baku bahasa Indonesia sebagai tata bahasa acuan, penyusunan Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan lafal baku dan sintaksis setiap kata, usulan agar bahasa Indonesia masuk ke dalam Wawasan Nusantara, serta rekomendasi pertanyaan kebahasaan setiap kali sensus penduduk.

Benarkah Urban Life adalah Ancaman?

Isu lingkungan juga menjadi topik yang dianalisis Zulfiana Amaliana MZ dalam esai “Benarkah Urban Life adalah Ancaman?”. Mahasiswa S-3 Linguistik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung ini menganalisa fenomena urban life, gaya hidup ala orang kota yang modern dan dinamis yang dipengaruhi pesatnya perkembangan teknologi.

Urban life erat kaitannya dengan kehidupan orang kota yang sibuk oleh tuntutan pekerjaan, afirmasi kelas sosial, jalanan yang semerawut; mereka dianggap sebagai simbol kemapanan dan intelek. Tetapi di balik itu semua mereka membutuhkan hiburan untuk mengurangi tingkat kejenuhan dan stres yang tinggi.

Namun di balik fenomena urban life, Zulfiana melihat ada perilaku konsumtif, boros, narsistik, dan cenderung individualis. Karakter ini disambut para pengusaha dengan membangun berbagai tempat-tempat wisata dan café-café. “Sehingga mereka (para pengusaha) mampu meraup keuntungan dari kecenderungan perilaku konsumtif para pelaku urban life tersebut,” tulis Zulfiana. 

Demikian sedikit ulasan tiga Esai Terpilih bulan Oktober 2023. BandungBergerak.id akan menghubungi kedua penulis esai terpilih untuk mengatur pengiriman sertifikat dan kenang-kenangan. Seluruh biaya pengiriman ditanggung oleh bandungbergerak.id. Atau bisa juga para penulis esai terpilih berinisiatif menghubungi akun Instagram KawanBergerak atau nomor telepon 082119425310. Selamat untuk ketiga kawan penulis!

Kami menunggu kiriman esai-esai bermutu dari kawan-kawan semua. Esai bisa dikirim ke [email protected]. Mari terus menulis, terus berdampak! Sesekali, mari mengkritik!

*Esai-esai BandungBergerak.id dapat disimak di tautan ini

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//