• Kolom
  • PAYUNG HITAM #16: Membayangkan Gelombang Protes Serangan Israel Menimpa Indonesia

PAYUNG HITAM #16: Membayangkan Gelombang Protes Serangan Israel Menimpa Indonesia

Gelombang kecaman semakin membesar mengutuk serangan brutal Israel pada Palestina. Bagaimana jika gelombang protes sebesar itu tertuju pada pemerintah Indonesia?

Rizki Fauzan

Pegiat Aksi Kamisan Bandung

Kendaraan melindas bendera Israel saat aksi unjuk rasa di depan Gedung Merdeka, Bandung, Jumat (14/4/2023). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

13 November 2023


BandungBergerak.id – "From the river to the sea, Palestine Will be free" seruan yang akhir-akhir ini banyak diucapkan oleh masyarakat Indonesia sebagai bentuk dukungan kepada orang-orang Palestina yang menjadi korban kekejaman genosida oleh Israel. Suatu fenomena perampasan Hak Asasi Manusia yang ternyata juga terjadi di Indonesia dilakukan oleh negara namun tidak mendapat perhatian masyarakat Indonesia.

Dalam kurun waktu satu bulan terakhir lini masa media sosial saya dipenuhi oleh foto, video dan artikel yang berisi tentang kekejaman Israel yang menyerang dan melakukan genosida kepada orang-orang Palestina yang berada di Gaza. Serangan dan kekerasan brutal yang dilakukan oleh Israel tentu mendapat respons yang sangat beragam dari seluruh masyarakat dunia. Ada yang pro terhadap apa yang dilakukan oleh Israel dengan dalih karena Hamas yang melakukan serangan terlebih dahulu, namun tentu saja respons kontra dan menyuarakan perlawanan terhadap serangan Israel juga begitu besar dan sangat masif di seluruh penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia.

Gelombang protes yang muncul di Indonesia atas berbagai kekerasan dan pembantaian yang terjadi di wilayah Gaza, Palestina menjadi cerminan tersendiri jika sebenarnya masyarakat Indonesia sangat mengecam berbagai tindakan kekerasan yang dilakukan kepada masyarakat sipil. Protes dilakukan dengan berbagai cara mulai dari mengutuk berbagai tindakan kekerasan melalui akun sosial media, melakukan pemboikotan terhadap berbagai brand dan merek yang disinyalir memiliki relasi ekonomi dengan Israel, bahkan hingga melakukan aksi protes langsung di jalanan. Tidak hanya melakukan berbagai protes, masyarakat Indonesia secara aktif turut menggalang berbagai donasi untuk membantu berbagai kebutuhan orang Palestina.

Baca Juga: PAYUNG HITAM #13: 1 Tahun Tragedi Kanjuruhan, Keadilan Tertiup Angin
PAYUNG HITAM #14: Kekerasan Aparat dan Tuntutan Warga Desa Bangkal yang Diabaikan
PAYUNG HITAM #15: Dari Elos ke Ibukota Negara, Semangat Kami Semakin Membara

Kekerasan pada Masyarakat Sipil di Indonesia

Pembunuhan, penembakan, pemukulan, penangkapan, ancaman teror, adalah persamaan yang dilakukan oleh Indonesia kepada warga negaranya dan juga Israel kepada orang Palestina. Masih erat dalam ingatan kita pada awal bulan Oktober yang lalu, satu orang warga desa Bangkal tewas ditembak peluru tajam oleh aparat kepolisian, penembakan yang terjadi di desa Bangkal merupakan butir pasir di tepi pantai segala bentuk kekerasan yang dilakukan oleh negara lewat aparat kepolisian.

Berbagai kekerasan ini nyatanya tidak selalu membuat masyarakat Indonesia marah dan melakukan berbagai protes mengecam tindakan tersebut. Tak serupa dengan protes kecaman yang dilakukan terhadap kekerasan yang dilakukan oleh Israel kepada orang-orang Palestina, masyarakat Indonesia mudah lupa dan memaafkan berbagai bentuk kekerasan yang dilakukan pemerintah Indonesia.

Saya masih ingat betul ketika malam mencekam di Dago Elos, dalam hitungan jam media masa dipenuhi dengan berbagai kecaman terhadap serangan yang dilakukan oleh aparat kepolisian, dalam sekejap kata "Dago Elos" menjadi trending topik di berbagai sosial media. Hanya berselang satu pekan setelah kejadian tersebut, masyarakat Indonesia seperti sudah melupakan penyerangan mengerikan yang dilakukan aparat kepolisian pada malam itu. Atau pembunuhan pendeta Yeremia yang dilakukan TNI di Papua, peristiwa ini seperti tidak mendapat perhatian masyarakat Indonesia sama sekali.

Jika dibandingkan dengan protes kecaman terhadap serangan Israel ke Palestina, tentu eskalasinya sangat berbeda jauh. Sudah satu bulan sejak serangan brutal Israel dilakukan, gelombang kecaman terus berdatangan dan semakin membesar. Sering kali saya berpikir "bagaimana jika gelombang protes sebesar ini ditujukan kepada pemerintah Indonesia?" Sebuah pertanyaan yang sulit terjawab. Apakah orang Indonesia tidak mengetahui berbagai kekerasan tersebut? Apakah ada gelombang besar yang bisa meredam gejolak protes tersebut? Mungkin peribahasa "semut di seberang lautan terlihat, gajah di pelupuk mata tidak terlihat" adalah fenomena yang sedang terjadi?

Sebagai seorang yang cukup resah dengan kekerasan dan ancaman yang dilancarkan oleh pemerintah Indonesia, saya membayangkan gelombang protes yang besar dan berkelanjutan seperti yang dilakukan kepada serangan Israel ke Palestina, juga terjadi kepada pemerintah Indonesia. Pemerintahan Indonesia sekarang sudah begitu "auto-pilot" dengan berbagai kesewenang-wenangan yang ia lakukan di berbagai aspek, mulai dari pembuatan kebijakan hingga kekerasan yang dilakukan kepada warga negara Indonesia.

Tinggalkan Metode Aksi yang Sudah Usang

Melakukan aksi di depan gedung-gedung pemerintahan nyatanya sudah seperti "jadwal rutin" yang dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat mulai dari mahasiswa hingga serikat buruh, berulang kali aksi dilakukan berulang kali itu pula kegagalan tanpa hasil diterima massa aksi. Pemerintah dan aparat sudah begitu "khatam" dengan arena aksi yang dipilih oleh massa aksi sekarang.

Persiapkan arena yang baru, masih ingat dengan aksi "unik" yang dilakukan kawan-kawan di kota Bogor? Dengan jumlah massa aksi yang tidak banyak, mereka melakukan blokade di gerbang tol Jagorawi, lalu beberapa pekan setelahnya mereka kembali melakukan aksi dengan tema "khotbah" di jalanan yang diakhiri dengan pembersihan sampah visual di jalanan, tentu metode dan arena aksi tersebut belum banyak dilakukan di Indonesia namun metode dan arena yang dipilih bisa menjadi pemantik dan mengejutkan.

Mulailah memikirkan cara-cara baru yang "unik" dan bisa mengejutkan negara, mulailah menaikkan eskalasi protes kepada pemerintahan yang semakin otoriter ini. Jangan terbuai dengan berbagai hegemoni yang diberikan oleh negara, masih banyak daerah-daerah yang terjajah di tanahnya sendiri sama seperti orang-orang Palestina yang terus dijajah oleh zionis Israel.

Indonesia sebagai negara katanya mengecam berbagai kekerasan yang dilakukan oleh Israel kepada Palestina ternyata dan secara masif melakukan berbagai kekerasan yang sama yang dilancarkan kepada warga negaranya sendiri. Bagi saya, segala kecaman yang diucapkan pemerintah Indonesia kepada kekerasan yang dilakukan Israel ke Palestina tak ubahnya mengutuk diri sendiri yang sama kejamnya.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//