• Opini
  • Skeptisisme Gen Z Terhadap Janji Iklim Capres

Skeptisisme Gen Z Terhadap Janji Iklim Capres

Semua pasangan capres dan cawapres harus serius memperhatikan isu perubahan iklim jika ingin merebut suara Generasi Z atau Gen Z dalam Pemilu 2024.

Moh. Hairud Tijani

Pegiat Literasi Gen Z dan Mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Alumnus PP Annuqayah Madura.

Aksi unjuk rasa aktivis lingkungan yang tergabung dalam Bandung Berisik (Bandung Selamatkan Iklim) di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (5/11/2021). (Agil Mohammad Gilman Najib/BandungBergerak.id)

16 November 2023


BandungBergerak.id – Di era yang semakin sadar akan dampak perubahan iklim pada lingkungan dan keberlangsungan hidup manusia, calon presiden (capres)  menawarkan janji-janji untuk mengatasi isu ini. Namun, apakah generasi Z (Gen Z), yang merupakan generasi yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim, percaya dengan janji-janji ini?

Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat apa yang telah dijanjikan oleh capres sehubungan dengan isu perubahan iklim. Beberapa janji ini mencakup pengurangan emisi karbon, memperkuat energi terbarukan, perlindungan hutan dan lautan, serta investasi dalam teknologi hijau. Namun, sejauh mana janji-janji ini dapat diwujudkan dan apakah Gen Z memiliki keyakinan bahwa capres benar-benar akan memenuhi janjinya?

Gen Z dan Janji Manis Capres Seputar Perubahan Iklim

Perubahan iklim adalah salah satu masalah paling mendesak yang dihadapi planet kita saat ini, dan ini sangat relevan bagi generasi muda, yang dikenal sebagai Gen Z. Sebagai generasi pertama yang tumbuh dengan pengetahuan penuh mengenai dampak perubahan iklim, Gen Z memiliki perspektif unik mengenai masalah ini. Menjelang pemilihan presiden mendatang, banyak kandidat yang memberikan janji mengenai kebijakan iklim mereka.

Naiknya permukaan air laut dan meningkatnya frekuensi bencana alam adalah beberapa dampak perubahan iklim yang paling nyata. Mencairnya lapisan es dan gletser menyebabkan naiknya permukaan air laut, yang mengancam kota-kota pesisir dan negara-negara kepulauan. Peristiwa cuaca ekstrem, seperti El Nino, banjir, dan kebakaran hutan, semakin sering terjadi dan semakin parah, polusi udara dan panas ekstrem menyebabkan gangguan kesehatan, seperti penyakit pernapasan, serangan panas, dan alergi. Yang terakhir, dampak ekonomi dari perubahan iklim sangat besar, di mana generasi mendatang harus menghadapi biaya pangan, air, dan energi yang lebih tinggi.

Kandidat presiden telah mengusulkan berbagai kebijakan iklim yang bertujuan untuk memitigasi dampak perubahan iklim. Kebijakan-kebijakan ini mencakup peralihan ke sumber energi terbarukan, penerapan pajak karbon, dan investasi pada infrastruktur ramah lingkungan.

Tiga pasangan calon (paslon) capres dan cawapres memberikan perhatian serius ke masalah perubahan iklim dan energi baru terbarukan (EBT). Bahkan, dalam visi misi yang sudah di serahkan, mereka memberikan janji-janji yang begitu indah. Semoga, yang terpilih nanti mampu merealisasikan janjinya soal iklim ini.

Pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, mengusung visi “Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari”, berbicara mengenai perubahan iklim dan EBT dengan  tegas. Selanjutnya Pasangan Anies dan Muhaimin (AMIN) ini tampil dengan visi “Indonesia Adil Makmur untuk Semua”.  mencantumkan masalah energi dalam agenda “Jalan Perubahan” yang menjadi misinya. Bahkan  Pasangan calon Prabowo dan Gibran dengan visinya yaitu “Bersama Indonesia Maju, Menuju Indonesia Emas 2045” memaparkan mengenai masalah perubahan iklim dan EBT dengan lebih detail.

Jika melihat cita-cita tiga pasangan calon ini, arah kebijakan Indonesia mengenai iklim dan energi tidak perlu dikhawatirkan lagi. Semuanya senada hanya dengan melodi yang berbeda.

Baca Juga: Seruan Darurat Iklim dari Jalanan Kota Bandung
Pemuda Bandung Menuntut Tindakan Nyata Pemerintah dalam Mengurangi Dampak Krisis Iklim
Krisis Iklim belum Menjadi Agenda Prioritas Partai Politik

Perspektif Generasi Z terhadap Krisis Iklim “ Generasi Paling Cemas”

Generasi Z terbukti sangat prihatin terhadap krisis iklim, hal ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa Gen Z tumbuh di dunia di mana perubahan iklim merupakan isu yang semakin mendesak, dan mereka sangat sadar akan potensi konsekuensi dari tidak adanya tindakan. Hasilnya, generasi Z sangat berinvestasi dalam mencari solusi terhadap masalah ini, dan mereka sangat memperhatikan janji-janji iklim yang dibuat oleh para kandidat politik.

Persepsi generasi Z terhadap janji-janji kandidat presiden mengenai perubahan iklim beragam, ada yang skeptis dan ada pula yang merasa penuh harapan. Banyak generasi Z yang skeptis terhadap janji-janji politisi mengenai perubahan iklim, karena mereka hanya melihat sedikit kemajuan dalam isu ini meskipun sudah bertahun-tahun melakukan retorika politik. Namun, beberapa pihak lebih optimis dan percaya bahwa kandidat tertentu benar-benar berkomitmen untuk mengatasi krisis iklim.

Selain itu, Gen Z adalah generasi yang sangat peduli dengan lingkungan dan menjadi pelopor dalam gerakan perubahan iklim. Mereka memahami bahwa isu ini bukan hanya masalah di masa depan, tetapi juga mempengaruhi hidup mereka saat ini. Gen Z lebih mudah sensitif terhadap janji-janji kosong dari capres. Mereka membutuhkan bukti dan tindakan konkret untuk membuktikan keseriusan calon presiden untuk memperhatikan isu perubahan iklim.

Namun, meskipun ada ketidakpercayaan pada janji-janji capres, Gen Z harus tetap berpartisipasi dalam pemilihan presiden dan mengajukan pertanyaan yang tepat. Mereka harus meminta capres untuk memberikan rincian yang jelas tentang rencana mereka untuk mengatasi isu perubahan iklim. Selain itu, Gen Z harus terlibat dalam gerakan perubahan iklim dan memastikan bahwa isu ini tetap menjadi perhatian para pemimpin di masa depan.

Potensi Dampak Keyakinan Generasi Z Terhadap Pemilu 2024

Generasi Z, yang lahir dan besar dengan teknologi digital, menjadi kekuatan yang signifikan dalam pemilu mendatang. Kandidat presiden potensial yang dipilih oleh Generasi Z telah diidentifikasi, yang menyoroti semakin besarnya pengaruh mereka dalam lanskap politik. Dengan tingginya jumlah pemilih muda yang diperkirakan akan berpartisipasi dalam pemilu mendatang, keyakinan dan sikap Gen Z terhadap perubahan iklim dan janji-janji yang dibuat oleh calon presiden dapat berdampak signifikan terhadap hasil pemilu.

Jika pemilih Gen Z tidak percaya pada janji-janji iklim yang dibuat oleh para kandidat presiden, dan menyebabkan kurangnya motivasi untuk memilih, sehingga tingkat partisipasi pemilih nantinya  cenderung bakal  lebih rendah. Hal ini, pada gilirannya, dapat menimbulkan konsekuensi yang signifikan terhadap hasil pemilu 2024 mendatang, dan berpotensi menghasilkan kandidat yang tidak peduli akan masa depan lingkungan.

Generasi Z adalah generasi yang akan paling menderita jika presiden terpilih nantinya jauh dari kata prihatin akan iklim. Gen Z harus mau memprioritaskan isu ini ketika memberikan suaranya. Hal ini dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap hasil pemilu mendatang, untuk  menghasilkan kandidat yang mau memprioritaskan perubahan iklim dan mencari solusi yang signifikan bagi kelanjutan generasi berikutnya.

Meskipun kita memiliki keraguan terhadap janji-janji yang dibuat oleh capres terkait isu perubahan iklim, dan keseriusan mereka, namun Gen Z tidak boleh kehilangan harapan dan tetap terlibat dalam gerakan perubahan iklim dan penentu perubahan. Kita harus menjadi suara yang kuat dan menuntut tindakan nyata dari pemimpin masa depan untuk menyelesaikan isu ini.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//