• Kolom
  • PAYUNG HITAM #19: Ilusi Basi Mengayomi dan Melindungi

PAYUNG HITAM #19: Ilusi Basi Mengayomi dan Melindungi

Kode yang bukan sekadar simbol, melainkan sikap politik yang tegas untuk menentang dan melawan balik kekerasan yang dilakukan alat negara.

Fayyad

Pegiat Aksi Kamisan Bandung

Grafiti di salah satu sudut di kampung Dago Elos, Bandung, 7 November 2023. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

14 Desember 2023


BandungBergerak.id – Beberapa tahun belakang ini jika kita cukup detail memperhatikan di berbagai tembok jalanan atau pada aksi demonstrasi di berbagai tempat, ditemukan coretan dengan kode "ACAB" yang merupakan sebuah akronim dari kalimat "All Cops Are Bastards" (Semua Polisi Adalah Bajingan). Selain itu, kode "1312" pun kerap ditemukan dengan maksud sebagai pemaknaan kode ACAB berbentuk angka. Huruf A sebagai urutan pertama disimbolkan dengan angka 1, kemudian huruf C sebagai urutan ke-3 dalam abjad, serta huruf B pada posisi ke-2. Maka jika dirunut akan menjadi kode 1312 serupa kode ACAB.

Merespons kode tersebut yang bagi kami bukan hanya sekedar simbol belaka, melainkan sebuah sikap politik yang tegas bagaimana menentang dan melawan balik kekerasan negara menggunakan alatnya yang disebut sebagai institusi kepolisian.

Di setiap arogansi kekuasaan dan kebrutalan robot-robot ciptaan otoritas yang hanya menguntungkan mereka para pemilik modal dan penguasa. Sebuah institusi yang bernama polisi mereka yang dengan congkak mengatakan bahwa mereka adalah pengayom dan pelindung masyarakat adalah pembohong, mereka hanya akan menjadi pelindung  dan pengayom bagi para kapitalis dan penguasa yang bebas melakukan apa pun yang mereka inginkan.

Baca Juga: PAYUNG HITAM #16: Membayangkan Gelombang Protes Serangan Israel Menimpa Indonesia
PAYUNG HITAM #17: Yang Hilang dari Tamansari
PAYUNG HITAM #18: Hari HAM Sedunia dan Refleksi Pelanggaran HAM di Indonesia

Ilusi Mengayomi dan Melindungi

Seperti yang kita ketahui dan kita saksikan sendiri bahwa polisi adalah mereka yang memukul dan menembaki gas air mata terhadap saudara-saudara kita di Kanjuruhan Malang, Dago Elos, Tamansari, dan berbagai kejadian lainnya. Seperti yang kita tahu dan kita saksikan sendiri juga bahwa mereka yang mengancam dan menggusur rumah saudara-saudara kita di Babakan Siliwangi, Stasiun Barat, Kiaracondong, Pancoran, Bara Baraya, Tambakrejo, Kulonprogo, Pekayon, Pasar Raya, Bulogading dan masih banyak lagi.

Polisi adalah mereka yang menembak mati warga Bangkal yang memperjuangkan haknya, polisi adalah mereka yang mengeroyok dan menembak mati Randy, Yusuf Kardawi, Bagus Putra Mahendra, Maulana Suryadi, Akbar Alamsyah saat berjuang untuk menggagalkan regulasi yang akan membuat hidup semakin susah di 2019. Polisi adalah mereka yang mengintimidasi, meneror dan menangkapi petani Pakel yang berjuang mempertahankan lahannya, serta kepada nelayan pulau Kodingareng saat berjuang menolak tambang pasir yang merusak ekosistem laut dan menghancurkan sumber kehidupan nelayan.

Polisi adalah mereka yang mengancam, melakukan pelecehan seksual dan memperkosa NW, DS, DP, IN dan masih banyak perempuan yang menjadi korban. Polisi adalah mereka yang telah membunuh warga Papua yang berjuang untuk kebebasan dan kemerdekaannya. Polisi adalah mereka yang di tiap pos dan kantornya menahan dan memeras masyarakat dengan dalih aturan. Polisi adalah pembunuh, penindas, pemerkosa, penggusur, pemeras dan masih banyak lagi.

Polisi tidak akan pernah menembak para koruptor yang merampok uang rakyat dalam jumlah besar, polisi tidak akan menembak para investor yang menghancurkan alam secara besar besaran yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat adat dan spesies yang ada di dalamnya.

Polisi tidak akan pernah menembak bos perusahaan yang tidak membayar gajih para buruh yang hampir mati karena kelaparan. Polisi tidak akan pernah berani, tidak akan! Karena polisi adalah budak dari semua itu. Tapi polisi akan memukul dan menangkap rakyat dan petani yang berjuang mempertahankan tanahnya, polisi akan membungkam suara buruh yang menuntut haknya, polisi akan menangkap dan menembaki rakyat, pelajar atau mahasiswa yang melakukan protes terhadap regulasi yang melegetimasi kesewenang-wenangan penguasa.

Polisi adalah seragam, pentungan, senjata yang siap melukai masyarakat kapan pun itu. Polisi akan melakukan semua itu, karena polisi diciptakan untuk itu. Itulah sebabnya MENGAYOMI DAN MELINDUNGI hanya ilusi.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//