• Opini
  • Matahari Bandung Terlihat Merah Merona Penanda Bahaya

Matahari Bandung Terlihat Merah Merona Penanda Bahaya

Matahari merah bukan sekedar tontonan visual yang indah di sore hari, tapi penanda bertambahnya potensi risiko kesehatan akibat kualitas udara yang memburuk.

Indra Maulana Pratama

Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Pasundan

Fenomena matahari berwarna merah di kota Bandung, 17 Desember 2023. (Foto: Indra Maulana Pratama)

28 Desember 2023


BandungBergerak.id – Bandung menjadi rumah bagi kurang lebih dua setengah juta jiwa, baik laki-laki dan perempuan. Bandung memang terkenal akan orang-orangnya yang ramah dan lemah lembut. Bandung sering jadi tujuan orang-orang berwisata karena memiliki bentangan alam yang indah. Udara yang sejuk juga jadi alasan mengapa banyak kendaraan dengan pelat nomor Jakarta di kota Bandung ketika akhir pekan. Namun benarkah udara di kota Bandung sesuai dengan apa yang selalu kita bayangkan di benak kita masing-masing?

Akhir-akhir ini matahari terbit dan terbenam di kota Bandung selalu terlihat merah menyala, terutama matahari terbenam yang selalu terlihat seperti langit ini sedang luka ataupun berdarah. Lalu apa yang menyebabkan terjadinya fenomena ini? Dan apa dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat karena adanya fenomena ini?

Polusi udara dari kendaraan, kota Bandung merupakan kota yang secara ekonomi terus bertumbuh, hal ini juga menyebabkan meningkatnya kepemilikan kendaraan pribadi yang juga meningkatkan tingkat polusi udara. Ketika bahan bakar fosil atau bensin dibakar akan menghasilkan polutan partikel (PM2.5) dan nitrogen dioksida (NO2) yang dilepaskan ke udara. Efek kemerahan disebabkan oleh penyerapan dan hamburan sinar matahari oleh kontaminan tersebut. Polutan ini menyebarkan dan menyerap sinar matahari, sehingga menimbulkan efek kemerahan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Bandung, kendaraan menyumbang sekitar 70% dari total polusi udara di kota. Peningkatan signifikan jumlah kendaraan pribadi, ditambah dengan kemacetan lalu lintas, memperburuk tingkat emisi polutan dalam jangka waktu tertentu, sehingga memperparah fenomena matahari merah.

Baca Juga: Partikel Polusi di Udara Jalanan Kota Bandung 2018-2020
Bandung akan Menghadapi Masalah Polusi dan Biaya jika Mengatasi Sampah dengan Insinerator
Polusi Kabut Asap dari Kebakaran Sampah TPA Sarimukti Menyerang Kampung dan Sekolah

Matahari Merah

Menurut Wisconsin State Journal, cahaya adalah bentuk energi elektromagnetik yang tidak membutuhkan materi untuk merambat. Kita dapat mencirikan energi ini dengan panjang gelombangnya, yang merupakan jarak sepanjang gelombang dari satu puncak ke puncak lainnya. Mata kita peka terhadap cahaya dengan panjang gelombang antara sekitar 0,4 hingga 0,7 mikron. Warna biru memiliki panjang gelombang yang lebih pendek, sedangkan warna merah memiliki panjang gelombang yang lebih panjang.

Ketika cahaya berinteraksi dengan partikel yang melayang di udara, cahaya tersebut dapat dihamburkan atau diserap. Energi yang dihamburkan menyebabkan perubahan arah jalur cahaya. Jumlah cahaya yang dihamburkan merupakan fungsi dari ukuran partikel relatif terhadap panjang gelombang cahaya yang jatuh pada partikel. Meskipun semua warna dihamburkan oleh molekul udara, namun warna ungu dan biru paling banyak dihamburkan. Langit terlihat biru, bukan ungu, karena mata kita lebih peka terhadap cahaya biru.

Asap dapat menyebabkan langit tampak berkabut, bahkan jika asap berada tinggi di atas tanah. Ketika asap tebal, asap dapat menyebabkan matahari terbenam dan terbit berwarna merah cemerlang. Partikel-partikel asap yang kecil menyebarkan cahaya biru. Jadi, saat matahari terbenam dan cahayanya melewati gumpalan asap, semua cahaya biru akan dihamburkan keluar dari jalur antara matahari yang terbenam dan mata Anda, sehingga hanya menyisakan warna merah dan jingga. Hal ini menyebabkan matahari memiliki warna merah cerah.

Jika angin bertiup dengan tepat, asap dapat diangkut ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kualitas udara. Partikel-partikel kecil yang membentuk asap dapat menyebabkan gangguan pernapasan, terutama bagi anak-anak, orang tua, dan penderita asma.

Dampak lingkungan dari terjadinya fenomena ini adalah akumulasi dari polusi yang menumpuk sampai menimbulkan kabut asap ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan menurunkan hasil pertanian. Selain itu, karena beberapa polutan memerangkap panas di atmosfer itu berarti dapat memperburuk perubahan iklim, peningkatan polusi udara juga berperan dalam pemanasan global.

Kesehatan masyarakat juga ikut terancam, karena fenomena matahari merah ini lebih dari sekedar tontonan visual yang indah di sore hari. Melainkan, ini merupakan tanda potensi risiko kesehatan yang disebabkan oleh kualitas udara yang buruk. Banyaknya polutan berbahaya di atmosfer dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia. Kanker paru-paru, bronkitis, dan asma adalah beberapa kondisi pernapasan yang diakibatkan oleh menghirup bahan kimia dan partikel berbahaya. Anak-anak, orang lanjut usia, dan orang-orang dengan gangguan pernapasan merupakan kelompok rentan yang sangat rentan terhadap risiko kesehatan ini.

Polusi Udara Makin Mebahayakan

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung menunjukkan adanya peningkatan penyakit pernafasan, batuk-batuk, dan juga radang tenggorokan yang mengkhawatirkan, terutama pada saat polusi udara meningkat. Fenomena matahari merah ini seharusnya menjadi pengingat akan pentingnya mengatasi polusi udara dan melindungi kesehatan masyarakat di Bandung.

Langkah yang paling masuk akal untuk di ambil saat ini adalah Penegakan peraturan yang lebih ketat mengenai emisi industri, pengelolaan limbah polusi hasil pabrik, dan regulasi pembelian kendaraan pribadi menjadi sangat penting untuk memerangi polusi udara. Bandung juga harus mulai berinvestasi dengan mengembangkan sistem transportasi umum yang nyaman dan menggunakan sumber energi terbarukan. Contohnya, bus kota dan angkutan umum yang ditenagai listrik. Yang terakhir, adalah mendorong industri untuk mengadopsi teknologi yang lebih ramah lingkungan.

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyebab dan dampak buruknya kualitas udara juga tak kalah penting dari solusi di atas. Edukasi mengenai pentingnya pengurangan emisi, hemat dalam menggunakan listrik ataupun energi lainnya dapat membantu membangunkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya.

Kesimpulannya, fenomena matahari merah di kota Bandung merupakan bukti nyata akan buruknya kualitas udara di kota ini. Penyebab terbesarnya ialah polusi kendaraan dan polusi hasil industri atau pabrik. Hal ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan lingkungan dan masyarakat. Maka sekarang, kesadaran haruslah mulai menjadi tindakan bukan hanya bayangan saja. Sehingga, Bandung dapat mewujudkan stereotipnya yaitu sebagai kota dengan udara yang segar. Jauh lebih penting daripada itu, Bandung juga dapat menjadi kota dengan masyarakat yang sehat dan bersih.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//