• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Dinamika Pendidikan di Era Society 5.0

MAHASISWA BERSUARA: Dinamika Pendidikan di Era Society 5.0

Revolusi Industri 5.0 mengubah gaya dan model pembelajaran dengan menekankan pemecahan masalah, kreativitas, dan pemikiran kritis.

Celina Tabitha Chandra

Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung

Sistem pendidikan di era digital tidak lepas dari gawai dan sambungan internet, seperti terlihat dalam pembelajaran jarak jauh di SDN Patrakomala, Bandung, Senin (13/12/2021). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

29 Desember 2023


BandungBergerak.id – Sebelum munculnya revolusi industri, kegiatan manusia masih dilakukan secara manual tanpa mesin, masa ini disebut sebagai masa prarevolusi. Dimulai pada abad ke-17 sampai awal abad ke 18 dimulai dengan kemunculan Revolusi Industri 1.0 ditandai dengan hadirnya mesin dan tenaga uap. Pada abad 18 terjadi Revolusi Industri 2.0 yang ditandai dengan pemanfaatan tenaga listrik dan mulainya produksi mobil. Revolusi Industri 3.0 terjadi sejak tahun 1960 dengan penggabungan teknologi digital seperti mesin, komputer dan robot. Selanjutnya Revolusi Industri 4.0 terjadi pada tahun 2011 dengan kemunculan robot, artificial intelligence, machine learning, biotechnology, blockchain, internet of things, dan driverless vehicle. Revolusi industri ini sangat berpengaruh dalam cara hidup, bekerja dan komunikasi antar manusia satu sama lain.

Revolusi Industri 5.0 atau lebih dikenal sebagai era society 5.0 adalah transformasi masyarakat yang didorong oleh perkembangan teknologi digital seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), Internet of Things (IoT) dan lainnya. Revolusi Industri 4.0 berfokus pada cara mengoptimasi sebuah pekerjaan, efektivitas otomasi sebuah mesin dan teknologi, dan sistem komputerisasi. Sedangkan pada Revolusi Industri 5.0 lebih fokus pengoptimalan waktu untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan, cara mengoptimasi pengetahuan seseorang dengan bantuan kecerdasan buatan, dan cara mempercepat pekerjaan dengan bantuan mesin.

Bidang pendidikan dapat memanfaatkan Revolusi Industri 5.0 dengan baik untuk membantu dalam proses belajar mengajar. Pada era ini, peserta didik diharapkan dapat menguasai 4C (creativity, critical thinking, communication, dan collaboration) agar generasi penerus bangsa dapat bersaing pada abad 21.

Baca Juga: MAHASISWA BERSUARA: Sedikit Menguliti Fakta di Balik Pendidikan Indonesia
MAHASISWA BERSUARA: Fitur Bayar Tunda, Gaya Hidup Konsumtif, dan Pendidikan Literasi Keuangan
MAHASISWA BERSUARA: Pengaruh Pendidikan Modern Mesir pada Perkembangan Pendidikan Tinggi Islam di Indonesia

Dampak Revolusi Industri 5.0 pada Bidang Pendidikan

Revolusi Industri 5.0 memberikan inovasi yang besar pada bidang pendidikan seperti penyediaan akses pendidikan yang lebih mudah dan fleksibel. Contoh yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari seperti kursus pembelajaran online, konten pendidikan di media sosial, dan platform pembelajar online. Dengan penyediaan akses pendidikan yang lebih luas dan fleksibel, pendidikan orang-orang di daerah terpencil akan memiliki kesempatan untuk mendapat kemajuan dengan daerah lain.

Revolusi Industri 5.0 juga berpengaruh besar dalam perubahan gaya dan model pembelajaran. Metode yang awalnya berpusat pada guru sekarang digantikan dengan pendekatan pada siswa yang menekankan pemecahan masalah, kreativitas, dan pemikiran kritis. Tugas yang diberikan pada zaman sekarang lebih berbasis proyek dikarenakan kemajuan teknologi.

Peran guru juga berubah secara perlahan saat memasuki Revolusi Industri 5.0. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan mentor untuk membantu siswa berkembang dalam keterampilan kritis, kreativitas dan kolaborasi secara mandiri. Guru juga dapat menggunakan teknologi untuk membantu proses mengajar dalam kelas dan membuat pengalaman pembelajaran yang menarik dan yang relevan pada kehidupan siswa.

Pada zaman virus korona tahun 2019 terjadi perubahan yang sangat besar terutama dalam sistem pendidikan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Pendidikan berubah menjadi berbasis online yang lebih dikenal dengan sebutan daring dikarenakan untuk mencegah penyebaran wabah virus korona yang mematikan. Pembelajaran daring menjadi sesuatu yang baru untuk murid dan pengajar, sehingga kedua belah pihak membutuhkan adaptasi atas sistem pembelajaran yang baru. Pembelajaran daring adalah sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung dengan menggunakan internet.

Dikarenakan perubahan sistem pembelajaran yang mendadak ini, masih banyak siswa yang belum siap dengan metode daring dikarenakan minimnya sinyal di suatu daerah dan siswa yang tidak memiliki perangkat elektronik yang memadai. Guru juga harus memodifikasi metode pembelajaran yang tidak membosankan agar pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Dengan metode daring, dapat mengurangi tingkat kedisiplinan siswa dalam belajar karena minimnya keterlibatan guru. Sehingga, pembelajaran online tidak dapat berjalan secara maksimal

Di sisi lain, dengan pembelajaran sistem daring kemampuan guru, murid dan orang tua dalam mengoperasikan teknologi dan jaringan internet menjadi semakin  berkembang menjadi baik karena tuntutan kebutuhan kebiasaan yang baru pandemi. Jaringan internet juga berkembang menjadi pesat karena kebutuhan manusia yang serba digital. Covid-19 menjadi pemicu yang baik dalam transformasi pendidikan dalam penggunaan teknologi.

Dengan berkembangnya Revolusi Industri 5.0, aksesibilitas pendidikan menjadi lebih mudah dengan materi pembelajaran yang bisa diakses kapan saja dan di mana saja oleh para siswa. Pembelajaran juga menjadi lebih interaktif dan menarik dengan pemanfaatan teknologi yang membuat siswa lebih tertarik dengan materi dan meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran. Pendidikan juga menjadi lebih personal dan adaptif yang menyesuaikan dengan kepribadian dan kemampuan yang diminati oleh siswa.

Perkembangan teknologi juga membantu siswa dalam keterampilan dan pemahaman materi pembelajaran lebih baik. Siswa dapat berinisiatif untuk mengakses ilmu selain dari materi sekolah melalui internet. Artificial intelligence atau yang lebih dikenal dengan sebutan AI juga dapat membantu siswa dalam mengerjakan tugasnya bila sedang buntu dengan memberikan data mentah yang harus diolah kembali oleh siswa. Siswa pada zaman Society 5.0 sudah difasilitasi dengan kemudahan dan kecepatan mengambil informasi.

Tantangan Society 5.0 Dalam Dunia Pendidikan

Walaupun Society 5.0 sudah berperan besar dalam perkembangan teknologi di bidang pendidikan, akses pendidikan masih belum sepenuhnya merata di semua daerah, terutama di daerah yang kurang berkembang dengan sumber daya yang terbatas. Siswa yang tidak memiliki akses yang memadai akan memiliki hambatan dalam memahami perkembangan teknologi pada zaman sekarang terutama dalam proses pembelajaran.

Dalam pendidikan, penggunaan teknologi yang berlebihan akan mengurangi interaksi antara guru dan siswa atau sesama siswa karena lebih fokus dengan gawai masing-masing. Interaksi antar warga sekolah juga penting dalam proses perkembangan dan pembelajaran dalam lingkungan sekolah untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional dalam masyarakat karena pembelajaran di sekolah tidak hanya fokus dalam materi pembelajaran, tetapi sekolah juga berperan dalam membentuk dan mengajarkan nilai-nilai karakter siswa yang baik dan sopan dalam berperilaku.

Kedisiplinan siswa juga menjadi lebih kendor terutama dalam mengerjakan tugas. Siswa menjadi menggampangkan tugas karena banyak dari mereka  menulis ulang jawaban yang sudah ada di internet untuk mengerjakan suatu tugas, sehingga siswa tidak berpikir dan menjadi tidak ada manfaatnya, tugas diadakan dengan harapan siswa menjadi lebih berkembang setelah selesai mengerjakan suatu tugas yang diberikan oleh guru.

Keamanan dan data juga menjadi terancam karena seiringnya perkembangan teknologi yang semakin pesat, semakin banyaknya juga kasus pencurian data pribadi. Perlu diedukasi sejak dini kepada siswa agar lebih waspada dengan keamanan dan privasi masing-masing untuk melindungi data pribadi yang bersifat penting agar tidak disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab dengan cara tidak membuat kata sandi (password) yang mudah ditebak dan tidak menyebarkan kata sandi yang sudah dibuat kepada sembarang orang.

Dalam mengerjakan tugas, siswa bisa menggunakan bantuan AI (artificial intelligence) untuk mengerjakan tugas mereka. Sehingga siswa hanya menyalin saja jawaban dari tugas mereka yang sudah dikerjakan oleh AI tersebut. Tetapi jawaban yang diberikan oleh AI tidak sepenuhnya benar, terutama dalam hal berhitung. Jawaban dari AI tidak bisa dijadikan patokan yang benar untuk mengerjakan tugas karena mereka menjawab tugas hanya dengan menyerap sejumlah data yang besar lalu dianalisis dan disimpulkan menjadi satu jawaban, kita tidak tahu data yang dikumpulkan oleh AI tersebut itu benar atau salah.

Seiring dengan perkembangan revolusi industri, masyarakat harus beradaptasi kembali dengan perubahan tersebut terutama di bidang pendidikan, banyak tantangan dan peluang baru yang harus dihadapi. Pendidikan di Indonesia sudah berubah ke arah yang lebih baik dengan teknologi sekarang. Siswa dan guru harus bisa memanfaatkan teknologi ini dengan baik dalam sistem pembelajaran dengan cara lebih interaktif agar siswa bisa lebih menerima materi pembelajaran dari biasanya.

Dengan perkembangan teknologi yang pesat ini, fasilitas pendidikan juga menjadi lebih baik, siswa dan guru bisa melakukan kegiatan pembelajaran dengan lebih maksimal. Diharapkan dengan perkembangan teknologi ini tidak membuat guru atau siswa menjadi lebih malas karena terlena dengan kemudahan teknologi, jangan sampai kedisiplinan menjadi kendor.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//