• Narasi
  • Perjuangan Pelaku Seni Kuda Renggong di Jatinangor

Perjuangan Pelaku Seni Kuda Renggong di Jatinangor

Grup Seni Reak dan Kuda Renggong Putra Pewaris menjadi wadah pelaku seni maupun generasi muda dalam melestarikan kebudayaan kuda renggong Jatinangor.

Fadhila Khairina Fachri

Mahasiswa Universitas Padjadjaran

Kemeriahan arak-arakan Seni Kuda Renggong menjadi pusat perhatian warga di Jalan Caringin, Jatinangor. (Foto: Fadhila Khairina)

3 Januari 2024


BandungBergerak.id – Kebudayaan merupakan warisan tak ternilai yang membentuk identitas suatu masyarakat. Di tengah arus globalisasi yang terus berkembang, mempertahankan dan mengembangkan tradisi menjadi sebuah tantangan tersendiri.

Salah satu kekayaan budaya yang patut dijaga adalah kuda renggong. Kebudayaan ini sebagai bagian tak terpisahkan dari kearifan lokal Jatinangor, menjadi warisan berharga yang tetap dijaga oleh komunitas kuda renggong. Pak Epen, Ketua Grup Seni Reak dan Kuda Renggong Putra Pewaris di Cikeruh Lio Jatinangor, memahami betul bahwa upaya pelestarian budaya ini masih menghadapi berbagai tantangan, meskipun tetap diteruskan dengan semangat dan dedikasi.

Grup Seni Reak dan Kuda Renggong Putra Pewaris telah berdiri sejak 2015 dengan tujuan untuk menjadi wadah para pelaku seni maupun generasi muda dalam melestarikan kebudayaan kuda renggong. Kegiatan utama komunitas ini biasanya terfokus pada perayaan pernikahan dan ulang tahun. Namun, komunitas juga berpartisipasi dalam festival-festival tahunan. Walaupun festival kuda renggong secara lokal  di Jatinangor telah absen selama tiga tahun terakhir.

Salah satu kendala utama yang dihadapi para pelaku seni di Jatinangor adalah kurangnya dukungan dari pemerintah, baik dalam hal acara maupun pendanaan. Keresahan tersebut dirasakan oleh pak Epen, selaku Ketua Grup Seni Reak dan Kuda Renggong Putra pewaris. Ia mengakui bahwa respons yang diberikan pemerintah kurang baik terhadap pelaku seni di Jatinangor, sehingga para pelaku seni sering kali harus mencari sponsor sendiri untuk mendukung acara mereka.

Komunitas Seni Reak dan Kuda Renggong Putra Pewaris di Cikeruh Lio, Jatinangor. (Foto: Fadhila Khairina)
Komunitas Seni Reak dan Kuda Renggong Putra Pewaris di Cikeruh Lio, Jatinangor. (Foto: Fadhila Khairina)

Baca Juga: Dampak Penggusuran Sawah dalam Pertunjukan Seni Ciganitri Kiwari
Pergolakan Seni dan Perubahan Sosial: Seni Rakyat dan Identitas Melawan Dominasi
MAHASISWA BERSUARA: Ada Apa dengan Jatinangor Sekarang?

Beradaptasi pada Perubahan

Meskipun dihadapi oleh kurangnya dukungan dari pemerintah, para pelaku seni di Jatinangor masih terus berjuang untuk tetap melestarikan kebudayaannya. Ditambah zaman yang bergeser menciptakan tuntutan baru terhadap seniman dan komunitas seni. Para pelaku seni kuda renggong di Jatinangor menyadari perlunya mengikuti arus perubahan agar seni tradisional tidak terpinggirkan.

Dalam hal ini, adaptasi menjadi kunci. Para pelaku seni menyadari bahwa musik dan pertunjukan kuda renggong tidak dapat stagnan di masa lalu. Mereka menciptakan kolaborasi dengan alat musik modern yang menggunakan lagu-lagu kontemporer untuk menarik perhatian generasi muda. Penggunaan bas, gitar, dan variasi genre musik menciptakan daya tarik baru, membuka pintu bagi kebudayaan kuda renggong untuk tetap eksis di era modern.

Pentingnya pelatihan formal dalam komunitas kuda renggong juga menjadi sorotan utama. Pak Epen mengungkapkan bahwa dalam grup kuda renggongnya, belum terdapat pelatihan formal karena kurangnya sarana dan pra-sarana dari pemerintah. Ia berharap adanya wadah untuk memfasilitasi seperti seminar atau edukasi yang bertujuan untuk memberikan pengenalan lebih terhadap kesenian khususnya kuda renggong kepada anak muda.

Dukungan finansial yang signifikan dapat dialokasikan untuk program-program seni dan budaya terkait kuda renggong di Jatinangor, termasuk penyelenggaraan acara, pelatihan formal, serta dokumentasi kegiatan seni. Pembentukan forum kesenian lokal menjadi langkah proaktif untuk mendorong kolaborasi dan ide-ide kreatif dalam komunitas seni.

Pengakuan resmi terhadap seni kuda renggong oleh pemerintah dapat memberikan dorongan moral serta mendukung perolehan dukungan dari pihak swasta. Penggunaan platform digital, pengembangan infrastruktur budaya, hingga penyusunan kebijakan pendukung, semuanya bertujuan untuk memastikan kelangsungan dan perkembangan seni tradisional ini di era modern. Dengan kerja sama antara pemerintah, komunitas seni, dan sektor swasta, diharapkan keberlanjutan kebudayaan kuda renggong dapat menjadi kenyataan, dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Jatinangor.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//