• Narasi
  • Dunia Gen Z, Lebih Penting Fashion atau Ilmu?

Dunia Gen Z, Lebih Penting Fashion atau Ilmu?

Pemahaman Generasi Z terhadap mode dan pengetahuan adalah sebuah refleksi dari keunikan mereka dalam proses pendidikan mereka.

Galih Nur Dwiarta

Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Pasundan (Unpas) Bandung

Warga melakukan fashion show di atas zebra cross. Disambut sorak-sorai. Kesulitan hidup sesaat sirna. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

15 Januari 2024


BandungBergerak.id – Apakah Generasi Z benar-benar lebih peduli tentang penampilan mereka daripada pendidikan mereka di perguruan tinggi? Sejak munculnya Generasi Z (Gen Z), terdapat stereotipe yang mengatakan bahwa generasi ini lebih fokus pada mode daripada mencari pengetahuan selama menjalani masa pendidikan. Klaim ini muncul seiring dengan dominasi media sosial dan budaya mode dalam kehidupan sehari-hari. Namun, apakah pandangan ini benar? Dalam esai ini, penulis akan mengekspresikan pemikirannya tentang pandangan tersebut.

Generasi Z adalah generasi yang tumbuh dalam era teknologi digital dengan media sosial sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Media sosial juga sering kali mereka gunakan untuk mempertontonkan fashion yang meraka kenakan. Flexing menjadi sebuah kata yang familier bagi Generasi Z yang kerap memamerkan gaya mereka di sosial media. Imbas dari kebiasaan tersebut, muncul stereotipe dari generasi di atasnya bahwa generasi Z sangat mementingkan penampilan mereka.

Dalam dunia pendidikan khususnya pada bangku perkuliahan yang memberikan kebebasan berpakaian, fashion Generasi Z pertunjukan juga tidak jauh berbeda dengan apa yang mereka pertontonkan di sosial media. Tak jarang juga pakaian mahal mereka tidak mencerminkan pemikiran yang harusnya sepadan dengan apa yang mereka kenakan. Pemandangan ini melahirkan stereotipe bahwa generasi Z lebih mementingkan mode daripada pengetahuan.

Walaupun, pada kenyataannya Generasi Z mampu menyeimbangkan gaya dan keilmuan mereka. Menghargai pentingnya pendidikan dan aktif dalam penelitian, maupun kegiatan sosial juga termasuk dalam prioritas proses pendidikan mereka. Selain untuk memamerkan fashion, sosial media juga kerap dijadikan media bagi generasi Z untuk mencari sumber pengetahuan yang membuat mereka selalu up-to-date terhadap isu-isu global dan sosial. Dengan begitu, Generasi Z tidak semata-mata menggunakan platform sosial media untuk flexing fashion, tetapi juga menjadikan media sosial sebagai sarana untuk memperluas pengetahuan mereka.

Baca Juga: Skeptisisme Gen Z Terhadap Janji Iklim Capres
Mengenalkan Nilai Demokrasi dan Pemilu pada Gen Z Bandung
Ngopi, Nongki, Gengsi vs. Investasi Properti, Tantangan Keuangan Gen Z Membeli Rumah

Ekspresi Identitas

Data statistik cnbcindonesia.com menyatakan bahwa 40% dari total populasi generasi z gemar mencari informasi pada sosial media TikTok. Walaupun beberapa informasi yang bertebaran di TikTok dicap sebagai hoaks, generasi Z mampu menangkal kendala ini. Studi komunikasi yang dilakukan mahasiswa BINUS, menyatakan bahwa Generasi Z dinilai dapat membasmi hoaks karena sikap mereka yang cenderung lebih kritis dalam menanggapi berita hoaks.

Dalam dunia fashion generasi Z juga tidak absen mengekspresikan keilmuan yang diserapnya. Kumparan.com menyatakan bahwa menurut buku Susan B. Kaiser yang berjudul "The End of Fashion: Clothing and Dress in the Age of Globalization", fashion telah menjadi salah satu medium ekspresi diri bagi Generasi Z. Susan B. Kaiser menyebutkan bahwa Generasi Z melihat fashion sebagai cara untuk mengekspresikan identitas berdasarkan keilmuan yang mereka miliki. Selain itu, fashion juga dapat dianggap sebagai cerminan keyakinan dan pandangan politik Generasi Z. Dalam konteks ini, fashion lebih dari sekadar cara bagi Generasi Z untuk menyuarakan pandangan dan identitas mereka dalam dunia yang semakin kompleks.

Tumbuh dalam era media sosial, Generasi Z memiliki hubungan yang sangat akrab dengan dunia fashion yang unik. Mengapa unik? Karena bagi mereka, media sosial adalah bukan sekadar wadah untuk berbagi momen sehari-hari, tetapi juga panggung di mana inspirasi fashion mereka ditemukan, dibagikan, dan dihidupkan. Terdapat data menarik dari survei pada tahun 2022 yang mengungkap bahwa sekitar 62,5% dari Gen Z melihat Instagram sebagai sumber utama inspirasi mode. Instagram menjadi platform tempat imajinasi berkembang, ide-ide diberikan wadah, dan dampak pun bisa ditemukan dengan ekspresi fashion yang mereka unggah.

Begitu memasuki dunia media sosial, Gen Z tidak sekadar menjalani rutinitas digital, mereka juga menciptakannya. Mereka menemukan kembali definisi fashion melalui lensa yang lebih kreatif dan inovatif.

Sosial media telah memberikan mereka kesempatan untuk berbagi inspirasi, ide-ide gaya, dan bahkan untuk memengaruhi orang lain. Bukan rahasia lagi bahwa mereka sering menggunakan platform seperti TikTok untuk berpartisipasi dalam edukasi. Inilah tempat di mana Gen Z menyalurkan semangatnya untuk berbicara tentang isu-isu penting seperti lingkungan, kesehatan mental, dan ilmu pengetahuan. Tak jarang terlihat fashion yang mereka kenakan pada video yang mereka unggah di platform tersebut mencerminkan pandangan mereka terhadap isu-nya. Seperti Aaliyah Massaid (@aalmassaid) Tiktoker yang memiliki jumlah follower sebanyak 419.5K ini menggunakan platformnya untuk memberikan pandangannya tentang fashion dan juga kerap mengekspresikan dirinya dengan menggunakan pakaian yang memiliki pesan positif serta inspiratif seperti menggunakan bahan pakaian yang ramah lingkungan.

Selain itu, media sosial bukan hanya sekadar tempat berbicara, tetapi juga cara untuk membangun koneksi. Generasi Z telah memahami kekuatan jaringan sosial dan secara aktif menggunakan platform ini untuk memperluas lingkaran mereka. Bergabung dalam grup dan komunitas online yang memiliki minat yang sama adalah cara yang sangat umum bagi mereka untuk memperluas jaringan.

Ekspresi Keragaman

Bukan hal yang aneh ketika fashion juga menjadi jembatan mereka dalam memperluas jaringannya. Terlihat dari banyaknya Generasi Z yang berkumpul atas kegemaran fashion yang mereka kenakan berujung menjadi suatu forum untuk membicarakan isu yang ada. Sebagai contoh, munculnya trend­ skena di Bandung akhir-akhir ini, membuat Generasi Z menjadi lebih peka terhadap masalah efisiensi pemasaran brand lokal yang ada di Bandung.

Maka dari itu, media sosial bukan hanya sekadar platform untuk memamerkan fashion yang dikenakan. Tetapi dapat menjadi ruang di mana Generasi Z mengeksplorasi dan menggali lebih dalam ke dalam dunia fashion dan keilmuan yang tersimpan di dalamnya.

Penulis berkesimpulan bahwa pandangan umum yang menyatakan Generasi Z atau Gen Z lebih mementingkan mode daripada pengetahuan adalah upaya yang terlalu sederhana dan tidak sepenuhnya mencerminkan kenyataan yang lebih kompleks. Pemahaman Gen Z terhadap mode dan pengetahuan adalah sebuah refleksi dari keunikan mereka dalam proses pendidikan mereka.

Generasi Z adalah generasi yang tumbuh dalam era teknologi digital dan media sosial yang mendominasi kehidupan mereka. Di antara pandangan dunia yang beragam, penulis beropini bahwa mereka mampu menyeimbangkan berbagai aspek kehidupan mereka. Cinta mereka terhadap mode dan pengetahuan mencerminkan kemampuan mereka untuk menjalani kehidupan yang beragam dan dinamis. Mereka memahami pentingnya pendidikan dan pengetahuan dalam menghadapi dunia yang semakin kompleks, dan ini tercermin dalam partisipasi aktif mereka dalam penelitian, dan kegiatan sosial.

Mode, dalam konteks ini, bukanlah pengganti pengetahuan, tetapi alat tambahan bagi Gen Z untuk menyuarakan pandangan dan identitas mereka dalam dunia pendidikan yang semakin terbuka dan semakin luas. Mereka mengintegrasikan mode sebagai satu elemen dari banyak yang membentuk identitas mereka dan menggunakan media sosial sebagai sarana ekspresi kreatif dan juga sumber pengetahuan yang berharga.

Penulis menegaskan bahwa klaim yang menyatakan Generasi Z lebih memprioritaskan mode daripada pendidikan adalah sebuah generalisasi yang terlalu berlebihan dan tidak mencerminkan situasi sebenarnya. Gen Z adalah kelompok generasi yang menggabungkan semangat untuk pendidikan dengan minat pada dunia fashion, menciptakan harmoni yang unik yang mencerminkan kehidupan mereka yang penuh dengan keragaman. Oleh karena itu, penilaian mereka seharusnya dilihat sebagai suatu gambaran menyeluruh yang memperhitungkan beragam aspek kehidupan yang mereka alami.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//