Mengenalkan Nilai Demokrasi dan Pemilu pada Gen Z Bandung
Japelidi Kota Bandung berkolaborasi dengan Fikom Unisba mengenalkan nilai-nilai demokrasi pada Gen Z. Jumlah pemilih pemula di Jawa Barat mendominasi.
Penulis Iman Herdiana27 Desember 2023
BandungBergerak.id - Akan banyak generasi Z atau gen Z Indonesua yang pertama kali mengalami pemungutan suara pada Pemilu 2024 nanti. Mereka memerlukan pembekalan dan pemahaman bahwa Pemilu bagian dari demokrasi yang esensinya suara rakyatlah yang berdaulat.
Untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi khususnya soal Pemilu 2024 pada gen Z, Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) Kota Bandung berkolaborasi dengan Fikom Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Kwarcab Kota Bandung menggelar kegiatan pelatihan Sekolah Kebangsaan Tular Nalar 3.0 di Unisba, Sabtu, 16 Desember 2023.
Acara ini diikuti oleh 99 orang gen Z yang merupakan siswa SMA dan mahasiswa yang tergabung sebagai anggota Pramuka di Kota Bandung, yang juga calon pemilih pemula pada pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang.
Sekolah Kebangsaan adalah satu satu kegiatan yang diprakarsai oleh Tular Nalar - MAFINDO (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) sebuah organisasi independen yang berfokus pada literasi digital.
Penanggungjawab Sekolah Kebangsaan Tular Nalar 3.0 Rita Gani yang juga menjabat sebagai koordinator Community Outreach program Tular Nalar 3.0 mengatakan, para siswa yang pada pemilu tahun 2024 nanti akan menggunakan hak pilihnya pertama kali, perlu mendapatkan pengetahuan dan wawasan demokrasi sehingga nantinya mereka bisa memilih kandidat pemimpin yang dipercaya.
“Dan untuk tidak menjadi generasi muda yang apatis karena suara Gen Z ini ikut menentukan arah demokrasi bangsa,” demikian dikutip dari siaran pers yang diterima BandungBergerak.id.
Ia berharap setelah mengikuti pelatihan Sekolah Kebangsaan ini, para siswa yang merupakan digital citizen ini akan memiliki konsep demokrasi yang baik dan bisa berperan serta mensukseskan pesta demokrasi di Indonesia.
Kegiatan yang bertempat di lantai empat kampus Unisba ini juga bekerja sama dengan kelompok mahasiswa yang tergabung dalam EO Sajeeva Connection. Kegiatan dikemas dengan konsep dinamis. Para peserta memberikan atensi dan energi penuh selama kegiatan berlangsung.
Peserta dibagi ke dalam sepuluh kelompok dan masing-masing kelompok ditemani oleh seorang fasilitator yang akan menyampaikan materi.
Koordinator fasilitator Eva Nurseha menjelaskan, para fasilitator merupakan asisten Laboratorium Simulasi Fikom Unisba yang sebelumnya sudah mengikuti berbagai rangkaian simulasi (TOT) sehingga bisa menyampaikan materi dengan baik.
Sepanjang durasi 180 menit pelatihan, peserta antusias mengikuti setiap segmen, baik materi, game kelompok maun segmen periksa fakta melalui berbagai aplikasi dan website periksa fakta.
Rafi, salah satu peserta pelatihan, merasa senang mengikuti pelatihan ini. Bukan hanya karena materinya yang menarik dan menerima pengetahuan baru, ia tertarik dengan cara penyampaian materi oleh fasilitator dalam kelompok kecil sehingga mudah dimengerti.
Rafi juga bisa berkenalan dengan teman-teman anggota Pramuka lain dari berbagai sekolah. Pelatihan Sekolah Kebangsaan tidak hanya memberikan berbagai materi tentang seluk beluk pelaksanaan pemilu, tetapi juga diselingi game sehingga terjalin keakraban di antara para peserta.
Baca Juga: Tular Nalar, Mengajak Pemilih Pemula Memahami Pemilu
Fikom Unisba dan Tular Nalar Mafindo Menggelar Pelatihan Literasi Digital untuk Pemilih Pemula
Calon Pemilih Muda Rentan Menjadi Sasaran Hoaks Politik
Gen Z Berperan Mencegah Penyebaran Hoaks
Pendekatan terhadap pemilih pemula khususnya gen Z juga dilakukan KPU Jawa Barat. Pada 21 September 2023, KPU Jawa Barat melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih untuk menjangkau pemilih di Jawa Barat yang mencapai 35 juta jiwa lebih. Gen Z merupakan salah satu kategori pemilih yang mendominasi di Jawa Barat.
Yoyo Wijaya, Kepala Sekolah SMAN 27 Kota Bandung mengatakan, peran anak muda pada tahun Pemilu sangat penting, selain dalam kesempatan itu akan diberikan informasi seputar kepemiluan, siswa dan siswi yang hadir juga dapat menyebarkan informasi yang dapat kepada lingkungannya baik di media sosial atau komunitas dari terkecil seperti keluarga, hingga jejaring pertemanan.
“Saya juga berharap kalian bisa menyampaikan informasi sosialisasi Pemilu ini kepada orang-orang terdekat kalian. Kalian bisa juga berperan dalam mencegah penyebaran berita hoax,” kata Yoyo.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan pasangan capres dan cawapres Pilpres 2024, berdasarkan nomor urut, berikut ini adalah kontestan Pilpres 2024 beserta partai pengusungnya:
Nomor urut 1: Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, diusulkan oleh gabungan partai politik Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB, Partai Keadilan Sejahtera atau PKS.
Nomor urut 2: Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, diusulkan oleh gabungan partai politik Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Garda Republik Indonesia.
Nomor urut 3: Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, diusulkan oleh gabungan partai politik: PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Saat ini tahapan Pemilu 2024 sedang masa kampanye, setelah itu akan masuk masa tenang yang berlangsung selama tiga hari sebelum memasuki hari pencoblosan pada 14 Februari 2024.
*Kawan-kawan bisa membaca artikel-artikel lainnya dari Iman Herdiana, atau menyimak berita-berita tentang Pilpres 2024