• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Mengembangkan Imajinasi Matematis untuk Mengasah Nalar Siswa

MAHASISWA BERSUARA: Mengembangkan Imajinasi Matematis untuk Mengasah Nalar Siswa

Mengerjakan latihan soal matematika secara terus menerus berperan membentuk imajinasi matematis yang akan memperluas pola pikir dan penalaran para siswa.

Agatha Parameswari Galuh Setyono

Mahasiswa Program Studi Matematika Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung

Guru memberi materi pelajaran di SDN Patrakomala, Bandung, Kamis (13/12/2021). Matematika merupakan ilmu yang diajarkan pada anak sejak dini. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

27 Januari 2024


BandungBergerak.id – Latihan soal matematika merupakan salah satu wadah untuk menguatkan pola pikir siswa dalam konteks matematis yang kreatif, terutama dalam menciptakan variasi latihan soal dan tentu saja dengan fokus pada pengembangan logika yang kuat. Tujuan pembelajaran matematika di sekolah menekankan pentingnya argumen dan fakta dengan dasar yang kuat sehingga dasar tersebutlah yang harus dimiliki oleh siswa di seluruh tingkatan pendidikan. 

Implementasi latihan soal matematika memberikan dampak pengembangan yang setara bagi imajinasi matematis siswa, dimulai dari kerumitan soalnya yang bukan hanya sebagai pelengkap nilai tugas, tetapi juga memiliki nilai tersendiri untuk membantu siswa mengembangkan kreativitas dan penalaran dalam pemecahan masalah. Dengan dasar tersebutlah, latihan soal matematika memang seharusnya dilakukan secara rutin. Hal ini ditujukan untuk mengembangkan dinamika proses beraktivitas dalam pembelajaran matematika yang seharusnya merata untuk seluruh siswa.

Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006, salah satu tujuan pembelajaran matematika ialah menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam mendirikan generalisasi, menyusun bukti, maupun menjelaskan gagasan beserta pernyataan matematika.  Dinamika proses aktivitas dalam pembelajaran matematika dirangkai dalam latihan soal yang seharusnya dilakukan secara berkala di sekolah-sekolah. Sistem pembelajaran matematika yang berkala tersebut merangsang perkembangan aktivitas penalaran matematis siswa, khususnya meningkatkan ketajaman dan kritisitas analisis, dan juga beradaptasi dengan pola permasalahan yang tercipta di dalam soal.

Baca Juga: Peran Matematika dalam Mengasah Keterampilan Berpikir di Abad Kekinian
Mengubah Stigma Matematika dengan Pendekatan Realistik
Mengulik Matematika dengan Cara Asyik dan Kekinian

Penalaran Matematis

Tidak dapat disangkal, penalaran matematis ini erat kaitannya dan tidak dapat dipisahkan dari sistematika pembelajaran matematika yang juga dijelaskan dalam Permendiknas. Penalaran matematis pada setiap siswa pasti akan berkembang melalui rangkaian soal yang dihadapi saat mengerjakan soal matematika, mencakup kemampuan dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan menyelesaikan masalah.

Konsep latihan soal yang memiliki bobot meningkatkan kemampuan siswa dalam berimajinasi dan berperan aktif dalam pemecahan masalah secara lebih ketat, seiring dengan kurikulum yang canggih dan tingginya tingkat kompetisi antar siswa yang terus meningkat setiap tahun. Modifikasi latihan soal yang seharusnya diterapkan oleh bahan pengajar adalah soal tidak rutin atau biasa disebut dengan HOTS (Higher Order Thinking Skills) yang memiliki konsep soal terbuka dengan proses cara yang beragam untuk melihat bagaimana siswa berimajinasi tentang penyelesaian masalah dalam soal tersebut.

Pengembangan HOTS dalam pembelajaran merupakan salah satu wujud pengimplementasian kurikulum 2013, sehingga kegiatan pembelajaran maupun evaluasi yang dilaksanakan berorientasi pada HOTS (Pusat Penilaian Pendidikan, 2019). Tentu saja, hal ini juga merupakan tugas guru dalam membimbing siswanya untuk memiliki pemikiran terbuka melalui penyediaan soal dan latihan yang rutin, memberikan asupan dinamika aktivitas pembelajaran matematika yang kritis dan berimajinasi dengan pendekatan matematis. Sistematika pembelajaran seperti ini seharusnya diterapkan dan dilaksanakan secara rutin dan mendasar untuk mengetahui kemampuan dasar penalaran siswa masing-masing serta meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya konsep pengembangan imajinasi matematis dalam pemecahan masalah (problem solving).

Imajinasi Matematis

Rencana terapan kurikulum dari sistematika pembelajaran tersebut seharusnya dikembangkan oleh seluruh sekolah untuk menelisik bagaimana perkembangan penalaran matematis pada para siswanya. Kendati kenyataan, banyak siswa yang tidak memahami konsep dari latihan soal matematika yang terus menerus, dan secara perlahan membuat mereka meremehkan bentuk-bentuk latihan soal yang sebenarnya berperan dalam membentuk imajinasi matematis yang berkembang dalam komposisi penalaran otak mereka.

Imajinasi matematis dalam penalaran itulah yang hendaknya dicapai dalam pembelajaran matematika yang sesungguhnya. Selain bertujuan untuk rekapan nilai tugas yang memang hendak dicapai oleh setiap sekolah pula, diperlukannya kesadaran para siswa untuk sama-sama mencapai hal tersebut, yaitu dapat dijalankan dengan sosialisasi yang terbentuk dari para guru. Imajinasi matematis dari penalaran yang berkembang ini merupakan dasar yang paling penting dan harus dikembangkan secara fluensi hingga para siswa mencapai kemampuan pemecahan masalah yang baik dan terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pola pikir ini sebaiknya membentuk pemahaman bahwa matematika tidak lagi terpaku pada rumus, melainkan bagaimana soal tersebut berkembang sehingga siswa berani untuk berimajinasi dalam memecahkan berbagai masalah yang ada di soal yang tidak hanya terpaku pada satu cara, namun mencari sebanyak-banyaknya cara untuk pemecahan masalah tersebut.

Ketika pendidikan telah berjalan sesuai kurikulum yang terus berkembang, hal ini memiliki dampak yang besar pula pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia. Oleh karena itu, menjaga kelangsungan pengembangan kurikulum dengan bentuk latihan soal adalah solusi dari pengembangan pola pikir siswa karena latihan soal matematika tidak hanya mengembangkan logika, namun juga imajinasi matematis siswa.

Sudah seharusnya kurikulum di negara Indonesia mengimplementasi latihan soal matematika yang berkembang dan berjangka waktu rutin karena hal tersebut berperan penting dalam proses belajar mengajar mencapai kualitas pembelajaran yang tinggi pula. Penggunaan variasi soal oleh para guru selama proses pembelajaran tidak hanya meningkatkan kuantitas, namun juga kualitas pembelajaran matematika, sehingga pembelajaran tidak hanya sekedar berpaku pada kurikulum, tetapi juga dapat melibatkan metode yang bertujuan sama, yaitu mengembangkan imajinasi matematis siswa melalui latihan soal matematika yang terus berkembang. Dengan langkah ini, diharapkan tercapai pembelajaran matematika di sekolah-sekolah yang sesuai dengan tujuan utama mata pelajaran tersebut, yakni memperluas pola pikir dan mengembangkan imajinasi penalaran matematis bagi setiap siswa.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//