• Berita
  • Memahami Nilai-nilai Gunung Bersama Komunitas Jelajah Gunung Bandung

Memahami Nilai-nilai Gunung Bersama Komunitas Jelajah Gunung Bandung

Kebudayaan, gunung (alam), dan manusia satu sama lain saling terkait. Jika salah satu dari mereka berbeda jalan, bencana akan timbul.

Pepep DW dalam diskusi Arei Xperience, di Arei Buah Batu, Bandung, Jumat, 22 Januari 2024. (Foto: Fitri Amanda/BandungBergerak.id)

Penulis Fitri Amanda 1 Februari 2024


BandungBergerak.id - Kebudayaan dan alam memiliki keterkaitan yang sangat erat, tak dapat dipisahkaan satu sama lain. Inilah yang membuat keberagaman kehidupan manusia seiring dan sejalan dengan karakteristik lingkungannyaa. Begitu juga di Bandung di mana kebudayaan dan alam menjadi landasan utama bagi aktivitas warganya.

“Nah, ini salah satu yang menunjukkan bahwa akhirnya setiap konteks bagaimana orang memperlakukan gunung (alam), bagaimana orang memikirkan gunung, memperlakukan gunung di setiap kebudayaan itu berbeda,” jelas Pepep DW, penulis sekaligus pecinta alam, di selaa-sela diskusi Arei Xperience, Jalan Buah Batu, Bandung, Jumat, 26 Januari 2024.

Pepep DW juga menjelaskan Tatar Sunda khususnya Bandung memiliki kekayaan berupa kearifan lokal. Bahasa Sunda sebagai bagian integral dari budaya Priangan menciptakan istilah-istilah yang memiliki variasi dan makna mendalam terkait alam. Misalnya, istilah untuk sungai dan padi tidak hanya sekadar kata-kata, melainkan menyimpan cerita dan hubungan emosional dengan alam sekitarnya. Ini adalah cerminan dari bagaimana manusia di Bandung memandang dan mengelola lingkungannya.

Namun, pengaruh peradaban Belanda juga memberikan warna tersendiri dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia. Jejak kolonial tersebut masih terasa dalam aturan dan praktik yang digunakan dalam mengelola gunung dan sumber daya alam. Kebijakan kolonial telah memberikan fondasi bagi pola pikir dan tindakan dalam interaksi manusia dengan lingkungannya.

Pepep menekankan pentingnya kembali ke budaya dan alam. Kearifan lokal dan ekologi dapat menjadi panduan berharga dalam menghadapi perubahan iklim dan dampak lingkungan lainnya, seperti bencana alam banjir, longsor, cuaca ekstrem, dan lain-lain.

Bagi Pepep, memahami nilai-nilai kebudayaan lokal bukan hanya tentang melestarikan tradisi, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan ekologi. Budaya dan alam bekerja bersama-sama, menciptakan harmoni yang perlu dijaga agar keberlanjutan hidup manusia di masa depan tetap terjamin.

Jelajah Gunung Bandung

Sejalan dengan pandangan-pandangan hidup yang disampaikan Pepep DW, Vjay, pecinta alam lainnya, mengatakan pihaknya berusaha menunaikan prinsip selaras dengan alam melalui komunitas Jelajah Gunung Bandung. Memiliki dasar utama dalam prinsip kesenangan dalam kegiatan alam terbuka dan hobi naik gunung, Vjay menjelaskan bahwa Jelajah Gunung Bandung tumbuh menjadi entitas yang unik.

Komunitas ini memusatkan perhatian pada sejarah, landscape, dan budaya sebagai elemen-elemen kunci yang membedakan dengan komunitas pecinta alam lain. Salah satu cara yang membuat Jelajah Gunung Bandung unik adalah melalui penggunaan jargon khusus yang terkait identitas sebagai cermin dari kekayaan dan keberagaman alam Indonesia.

Dalam setiap perjalanannya, anggota komunitas Jelajah Gunung Bandung tidak hanya terlibat dalam aktivitas fisik mendaki gunung. Mereka juga melakukan penilaian mendalam terhadap gunung yang dikunjungi, memperhatikan kehidupan, kebudayaan, dan sejarah setiap lokasi. Inilah yang memberikan dimensi lebih pada pengalaman jelajah mereka. Melalui pemahaman mendalam tentang kawasan gunung yang didaki, komunitas membawa sorotan pada keindahan yang mungkin terlewatkan oleh orang lain.

Pentingnya aspek budaya juga menjadi poin sentral dalam perjalanan komunitas. Mereka tidak hanya melihat gunung sebagai tantangan fisik tetapi juga sebagai jendela ke kehidupan dan kebudayaan setempat. Memahami dan menghargai aspek budaya memberikan dimensi tambahan pada setiap perjalanan, menciptakan pengalaman yang lebih kaya dan bermakna.

“Jadi kalau misalnya kita main ke suatu gunung, jadi tidak hanya sekedar main. Kita juga berusaha menilai, kita juga berusaha melihat bahwa gunung tersebut atau gunung yang ada di Bandung itu memiliki kehidupan, memiliki kebudayaan, memiliki sejarahnya,” jelas Vjay.

Foto bersama usai diskusi Arei Xperience, di Arei Buah Batu, Bandung, Jumat, 22 Januari 2024. (Foto: Fitri Amanda/BandungBergerak.id)
Foto bersama usai diskusi Arei Xperience, di Arei Buah Batu, Bandung, Jumat, 22 Januari 2024. (Foto: Fitri Amanda/BandungBergerak.id)

Baca Juga: Gunung Burangrang, Saksi Bisu Sejarah Gunung Sunda Purba dan Kerajaan Saung Agung
Gunung Mandalawangi, Gunung di Perbatasan Bandung dan Garut yang Berselimut Mitos
Gunung Cadaspanjang dan Gunung Puncak 2020 Ciwidey, Bagian Sejarah Batalion Siluman Merah Divisi Silliwangi

Mendekatkan Diri dengan Komunitas

Arei sebagai perusahaan perlengkapan kegiatan alam, menghadirkan program roadshow bernama Arei Xperience. Program ini bertujuan untuk lebih mendekatkan diri dengan komunitas-komunitas pegiat alam.

Ferri (32 tahun), anggota tim Arei, menjelaskan setiap Arei Xperience akan menghadirkan talkshow yang mengangkat isu-isu lingkungan, live music, dan kegiatan seru lainnya. Dengan variasi acara ini diharapkan tercitpa suasana bersahabat dan edukatif bagi pengunjung dan komunitas.

Pada 2024 ini, Arei fokus untuk menggelar Arei Xperience di kota-kota besar seperti Bandung, Bogor, dan Jakarta. Dalam jangka panjang acara ini bisa merambah ke daerah lain seperti Bali, Surabaya, dan kota-kota lainnya. Tujuannya tidak lain untuk menjangkau lebih banyak lagi masyarakat dan komunitas.

Selain mengundang komunitas penggiat alam, Arei juga terbuka untuk melibatkan organisasi pencinta alam, seperti Mapala. Dengan melibatkan berbagai pihak yang memiliki ketertarikan serius terhadap lingkungan, Ferri berharap hal tersebut dapat menciptakan kolaborasi yang lebih luas dan beragam.

Ferri mengungkapkan, Arei memiliki visi besar sebagai brand yang ingin menjadi wadah bagi komunitas untuk berkreativitas. Dengan mendukung kegiatan-kegiatan seperti Arei Xperience, Arei tidak hanya sekadar sebagai penyedia produk, tetapi juga sebagai pendukung dan fasilitator bagi berbagai kegiatan positif yang dilakukan oleh komunitas dan organisasi lingkungan.

Ferri menambahkan, Arei berkomitmen untuk terus memberikan dukungan kepada komunitas agar semakin banyak ide kreatif dan solusi inovatif yang muncul demi menjaga kelestarian alam. Melalui Arei Xperience dan berbagai kegiatan lainnya, Arei ditargetkan bukan hanya sebagai merek produk, tetapi juga sebagai mitra yang aktif dalam usaha menjaga keberlanjutan alam Indonesia.

*Kawan-kawan yang baik bisa membaca lebih lanjut tulisan-tulisan Fitri Amanda, atau artikel-artikel lain tentang Gunung di Bandung Raya

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//