• Kolom
  • GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #45: Gunung Cadaspanjang dan Gunung Puncak 2020 Ciwidey, Bagian Sejarah Batalion Siluman Merah Divisi Silliwangi

GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #45: Gunung Cadaspanjang dan Gunung Puncak 2020 Ciwidey, Bagian Sejarah Batalion Siluman Merah Divisi Silliwangi

Dari Ranca Upas, kita bisa memulai pendakian sekaligus ke Gunung Cadaspanjang dan Gunung Puncak 2020. Terpaut dengan sejarah Batalion Siluman Merah yang legendaris.

Gan Gan Jatnika

Pegiat Komunitas Pendaki Gunung Bandung (KPGB), bisa dihubungi via Fb Gan-Gan Jatnika R dan instagram @Gan_gan_jatnika

Sisi selatan Gunung Puncak 2020 dilihat dari Savana Ranca Upas, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Februari 2023. Puncak gunung ini berupa area terbuka. (Foto: Gan Gan Jatnika)

27 Februari 2023


BandungBergerak,id - Dalam peta topografi lama daerah Ciwidey yang terbit tahun 1925, tak jauh dari Ranca Upas terdapat dua puncakan yang berdampingan. Dituliskan dalam peta tersebut nama salah satu puncakannya adalah Pr. Tjadaspandjang (Pr. adalah singkatan dari Pasir), sementara puncakan yang satunya tidak dituliskan namanya. aHnya terdapat angka 2020 sebagai tanda ketinggian puncakan tersebut, yakni 2.020 mdpl (meter di atas permukaan laut).

Kedua puncakan yang menarik untuk dikunjungi tersebut sekarang dikenal dengan nama Gunung Cadaspanjang, atau sering ditulis Gunung Cadas Panjang, dan Gunung Puncak 2020.

Akses dan Lokasi

Gunung Cadaspanjang dan Gunung Puncak 2020 berada di barat daya pusat Kota Bandung. Jika ditarik garis lurus, jaraknya sekitar 34 kilometer. Secara administratif, kedua gunung termasuk wilayah Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung.

Ketinggian Gunung Cadaspanjang adalah 2.066 mdpl dan Gunung Puncak 2020 adalah 2.038 mdpl. Data tersebut didapat dari Peta RBI (Rupa Bumi Indonesia), lembar peta 1208-542, edisi I-2000, judul peta: Barutunggul dengan skala 1:25.000.

Dari pusat kota Bandung, kita bisa mencapai kedua gunung tersebut dengan kendaraan roda dua atau kendaraan roda empat dalam perjalanan selama sekitar satu setengah jam. Dari Jalan Raya Soreang, kita kemudian menyusuri Jalan Raya Ciwidey. Kita bisa berhenti di kawasan Wisata Kampung Cai Ranca Upas atau di Warung Bandrek Abah, tergantung gunung mana yang terlebih dahulu didaki.

Bisa juga kita menggunakan bantuan petunjuk arah secara daring. Kita tinggal mengetik kata kunci “Ranca Upas Camping Ground” di kolom pencarian semisal Google, nantinya petunjuk arah dan rute akan tersaji.

kantong semar, salah satu jenis tumbuhan langka pemakan serangga bisa ditemui di sekitar lereng dan punggungan Gunung Puncak 2020, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Februari 2023. (Foto: Gan Gan Jatnika)
kantong semar, salah satu jenis tumbuhan langka pemakan serangga bisa ditemui di sekitar lereng dan punggungan Gunung Puncak 2020, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Februari 2023. (Foto: Gan Gan Jatnika)

Mendaki dari Ranca Upas

Ada beberapa jalur yang bisa dipilih untuk memulai pendakian ke Gunung Cadaspanjang dan Gunung Puncak 2020. Di antaranya adalah Cimanggu, Bandrek Abah, dan Rancaupas.

Jika kita memilih mendaki Gunung Cadaspanjang saja, jalur Cimanggu merupakan pilihan yang tepat. Jika kita memilih mendaki Gunung Puncak 2020 saja, silakan mencoba jalur Rancaupas.

Di antara kedua gunung ini, terdapat lembahan yang memadai untuk beristirahat. Areanya tidak terlalu luas, tetapi cukup nyaman. Ada mata air yg muncul dari balik kerimbunan pepohonannya. Dengan aneka tumbuhan hutan yang banyak tumbuh, tempat ini cocok untuk berlatih survival dan navigasi darat.

Sampai beberapa tahun lalu, di Gunung Puncak 2020 terdapat bangunan panggung dari bambu. Tidak jauh dari puncaknya, terdapat juga toilet yang sekarang tinggal puing-puingnya. Sepertinya Gunung Puncak 2020 pernah direncanakan menjadi tempat wisata dengan keindahan pemandangan matahari terbit sebagai atraksi utamanya.

Saat ini bangunan panggung dari bambu itu menyisakan ruruntuk atau puing-puingnya saja. Tidak jauh dari lokasi puncak terdapat juga tiang besi yang tinggi menjulang. Bentuknya lingkaran besar. Jika diperhatikan, bentuknya menyerupai emoticon wajah yang sedang tersenyum (smile).

Jika ditarik garis lurus, jarak antara puncak Gunung Cadaspanjang dan Gunung Puncak 2020 sekitar 900 meter saja. Namun jarak tempuh perjalanannya mencapai 1,7 kilometer. Penyebabnya adalah jalur yang memutar dan turun-naik.

Di sekitar puncak Gunung Cadaspanjang, kita bisa menemukan hutan rimbun. Terdapat beberapa area terbuka di sela-sela kerimbunannya. Berbeda dengan keadaan di puncak Gunung Puncak 2020 yang lebih terbuka. Dari sana, kita bisa melihat jajaran pegunungan serta perkebunan di sekitarnya.

Di punggungan menjelang Gunung Puncak 2020, kita bisa menemui tumbuhan langka pemakan serangga yang dikenal dengan nama kantong semar.

Kantong semar merupakan tumbuhan unik yang memiliki kantong di bawah helai daunnya yang berbentuk tabung. Secara sepintas kantong ini seperti perut tokoh pewayangan yang bernama Semar, sehingga tumbuhan ini dikenal dengan nama kantong semar. Fungsinya adalah menangkap serangga atau binatang kecil lainnya. Bagian dalam kantong memiliki lapisan licin seperti lilin yang membuat serangga tidak bisa keluar setelah terjebak di dalamnya. Selain itu dalam kantong semar terdapat juga cairan asam yg berfungsi melunakkan dan menghancurkan daging serta rangka serangga. Cairan ini disebut proteolase.

Merujuk Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi, terdapat 59 jenis kantong semar yang statusnya dilindungi dari ancaman kepunahan. Ada pun kantong semar yang ada di Gunung Puncak 2020 merupakan jenis nepenthes mirabilis.

Baca Juga: GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #44: Gunung Geulis Jatinangor, Gunung Cantik di Timur Sesar Cileunyi-Tanjungsari
GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #43: Puncak Eurad, Wisata Dataran Tinggi di Perbatasan Bandung dan Subang
GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #42: Gunung Koromong Baleendah, Sisa Gunung Api di Pesisir Danau Bandung Purba

Asal Nama Gunung Puncak 2020

Unik memang nama gunung ini karena dinamakan sesuai dengan titik ketinggian berdasar peta lama zaman Belanda dan peta AMS (American Maps Service). Gunung ini sering digunakan sebagai latihan navigasi bagi para pendaki. Karena titik puncaknya tertulis dalam peta adalah 2020 mdpl, saat pendaki membidik arah azimuth kompas sebagai target ujung perjalanannya, disebutlah puncakan itu sebagai Puncak 2020.

Ada juga yang menamakan gunung ini sebagai Gunung Puncak Upas karena lokasinya dekat dengan Bumi Perkemahan Ranca Upas.

Sementara itu Gunung Cadaspanjang, sesuai namanya, merupakan gunung yang memiliki bentuk seperti cadas yang memanjang.

Di antara kedua gunung ini, terdapat sebuah nama tempat yang unik, yaitu Rancasuni Kadempet, atau rawa sunyi yang terhimpit.

Direkomendasikan, pendakian ke kedua gunung ini dimulai dari Ranca Upas. Selain memiliki tempat parkir yang luas, kawasan ini juga dilengkapi dengan fasilitas musala, warung, dan toilet yang memadai.

Juga di Rancaupas, ketika kita berada di tengah-tengah area berkemah campsite Savana, tersaji pemandangan menarik ke arah Gunung Puncak 2020. Blok Savana merupakan padang rumput luas dengan permukaan tanah yang lembab dan sering kali berair. Tidak mengherankan karena dahulunya kawasan ini merupakan ranca (rawa) yang luas. 

Selain keindahan Gunung Puncak 2020, dari sabana ini kita juga bisa melihat Gunung Kolotok, Gunung Tikukur, dan Gunung Patuha.

Monumen Perjuangan Rakyat dan Batalion Siluman Merah A3W Divisi Siliwangi yang dibangun di Kampung Cai Ranca Upas, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Februari 2023. (Foto: Gan Gan Jatnika)
Monumen Perjuangan Rakyat dan Batalion Siluman Merah A3W Divisi Siliwangi yang dibangun di Kampung Cai Ranca Upas, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Februari 2023. (Foto: Gan Gan Jatnika)

Batalion Siluman Merah di Kampung Cai Ranca Upas

Di dalam kawasan wisata Kampung Cai Ranca Upas, terdapat sebuah monumen yang cukup menyita perhatian. Letaknya sedikit di belakang kandang rusa, di perbatasan antara campsite Savana dan campsite Baros. Monumen ini dibangun untuk mengenang sebuah batalion kebanggaan bangsa yang berjuang mempertahankan kemerdekaan, yakni “Siluman Merah”. Pemimpinnya, Achmad Wiranatakusumah, adalah putra dari Bupati Bandung saat itu.

Batalion Siluman Merah adalah sebutan bagi Batalion 26 Brigade Guntur II. Karena kelihaiannya berperang, menyerang, dan menghilang tiba-tiba, pihak Belanda, yang dibuat sangat kerepotan, menjulukinya Batalion Siluman.

Awalnya batalion ini bermarkas di daerah Sadu, Soreang, kemudian berpindah ke daerah Barutunggul, Ciwidey. Batalion ini juga tercatat ikut serta melakukan longmarch dari Bandung ke Yogyakarta, bahkan melakukan pengawalan terhadap rombongan longmarch yang berjumlah besar yaitu sebanyak 2.500 orang. Dalam perjalanan serta pengembaraannya, Batalion Siluman Merah membantu meredam pemberontakan PKI di Madiun dan pemberontakan DI/TII di Jawa Barat. Nama-nama prajurit yang berjasa terhadap negara diabadikan di monument di Kampung Cai Ranca Upas itu.

Pengelolaan Kampung Cai Ranca Upas, yang dimulai sekitar tahun 2012, tergabung ke dalam KBM Ecotourism Perum Perhutani. Tempat berkemah yang sebelumnya lebih dikenal dengan nama Bumi Perkemahan Ranca Upas ini sering digunakan untuk beragam keperluan, baik rekreasi maupun edukasi.

Menjadi kawasan wisata terpadu, Kampung Cai Ranca Upas terus menambah fasilitas dan layanan, mulai dari camping ground, bobobox cabin, kolam renang air hangat, archery & battle archery, horseback, food and beverage, healing forest, hingga horse riding. Juga terdapat kawasan penangkaran rusa yang membolehkan pengunjung memberikan pakan secara langsung.

Harga tiket masuk Kampung Cai Ranca Upas per Februari 2023 adalah 25 ribu per orang, ditambah biaya untuk parkir sepeda motor sebesar 8 ribu rupiah dan mobil 15 ribu rupiah per hari. Jika kita berkemah, tiket masuk dibandrol sebesar 40 ribu rupiah per orang, ditambah biaya parkir sepeda motor sebesar 19 ribu rupiah dan mobil 34 ribu rupiah. 

*Tulisan kolom Gunung-gunung di Bandung Raya merupakan bagian dari kolaborasi bandungbergerak.id dan Komunitas Pendaki Gunung Bandung (KPGB)

Editor: Tri Joko Her Riadi

COMMENTS

//