• Buku
  • RESENSI BUKU: Mencari Makna Kehidupan dalam Dunia yang Sibuk

RESENSI BUKU: Mencari Makna Kehidupan dalam Dunia yang Sibuk

Di saat denyut kehidupan semakin cepat dan sibuk, kita kadang lupa untuk berhenti sejenak dan memikirkan makna kehidupan. Haemin Sunim mengajak merenungkan itu.

Buku The Things You Can See Only When You Slow Down karya Haemin Sunim (Penguin Books, 2018). (Foto: Inggit Yulis Sutari Tarigan/BandungBergerak.id)

Penulis Inggit Yulis Sutari Tarigan25 Februari 2024


BandungBergerak.idDisadari atau tidak, kehidupan di dunia berjalan serba cepat. Kecepatan ini kadang membuat kita kehilangan makna hidup. Haemin Sunim, biksu Buddha populer asal Korea Selatan yang dikenal lewat ajarannya dalam meditasi zen, mengajak kita untuk melihat hidup secara lebih tenang.

Haemin Sunim dalam bukunya The Things You Can See Only When You Slow Down mengajak pembaca merenungkan arti hidup ini. Pembaca diharapkan membaca buku ini pelan-pelan di saat tubuh sedang lelah dan merasa ingin beristirahat di tengah hiruk pikuk kehidupan.

Biasanya, buka-buku self improvement menggunakan kalimat langsung yang pesannya tersurat kepada pembaca. Namun, hal ini tidak berlaku bagi Sunim, ia menyampaikan gagasannya melalui kontemplasi atau perandaian yang pesannya tersirat sehingga menjadi salah satu daya tarik penggemar bacaannya.

Buku bersampul hijau yang sudah terjual sampai jutaan eksemplar ini adalah karya pertama Haemin Sunim. Walaupun buku ini terkesan tebal, bahasa yang digunakan terasa ringan dan membuat kita dapat berlama-lama membacanya. Terlebih penulis memberikan pesan di awal agar buku ini dibaca secara perlahan-lahan sambil merefleksikan diri. Tidak perlu diselesaikan dalam sekali duduk, penulis ingin kita meresapi setiap makna yang terkandung di dalamnya.

Uniknya, Sunim mengaitkan kehidupan yang fast-paced ini bukan hanya dalam dunia pekerjaan, namun juga percintaan, spiritual, masa depan, sampai bagaimana cara kita berhubungan dengan orang lain.

Sunim membagi tulisannya menjadi 8 chapter yang kembali dibagi dalam beberapa subbab. Ia mengawali setiap chapter dengan kisah yang berkaitan, lalu melanjutkannya dengan tulisan-tulisan singkat yang dapat menjadi refleksi diri di tengah keadaan yang sibuk.

Bukan hanya tulisan, buku ini juga dilengkapi beberapa ilustrasi yang secara tidak langsung dapat membuat kita mencapai ketenangan pikiran. Jika diamati, ilustrasi-ilustrasi di buku ini selalu konsisten dalam menggambarkan apa yang ditulis. Kita hampir selalu melihat gambar latar belakang yang luas disandingkan dengan objek yang kecil. Sunim seolah-olah menyiratkan pesan bahwa dibandingkan dunia yang lebih besar dan kompleks, kita adalah makhluk kecil yang dapat mengontrol pikiran kita sendiri.

Salah satu tulisan yang paling saya sukai di buku ini adalah perkataan Sunim yang berbunyi “People say hurtful things because they themselves have been hurt. When you encounter someone prickly and malicious, think about what kind of miserable situation he must be in. If he is too much, and you don’t have time, just whisper, “Bless you”, and move on” (The Things You Can See Only When You Slow Down, hlm. 112).

Banyak dari kita yang sering memikirkan penilaian orang sampai berlarut-larut bahkan sampai membuat kita mempertanyakan apakah yang kita lakukan sudah layak di mata orang lain atau belum. Padahal, kita dapat melihat situasi ini dari sudut pandang lain. Berbagai perandaian yang dapat kita buat demi menenangkan pikiran juga bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan.

Buku The Things You Can See Only When You Slow Down karya Haemin Sunim (Penguin Books, 2018). (Foto: Inggit Yulis Sutari Tarigan/BandungBergerak.id)
Buku The Things You Can See Only When You Slow Down karya Haemin Sunim (Penguin Books, 2018). (Foto: Inggit Yulis Sutari Tarigan/BandungBergerak.id)

Baca Juga: RESENSI BUKU: Membaca Buku Sejarah Dunia Seasyik Mendengarkan Dongeng Hebat
RESENSI BUKU: Museum Kenangan, Membagikan Jatuh Cinta Pertama pada Buku
RESENSI BUKU: Surat Protes Yamadipati Seno pada Kebobrokan Sepak Bola Indonesia

Sunim memberi contoh bahwa orang yang menyakiti kita mungkin orang yang juga perasaannya pernah disakiti, sehingga dapat membuat kita memberi empati lebih dan tidak memikirkan kata-kata yang sudah ia lontarkan secara berlebihan.

Kalimat lain yang menurut saya sangat sesuai dengan judul maupun keadaan pembaca yang memilih buku ini di antara pilihan buku lainnya adalah perkataan Sunim yang berbunyi “Instead of building up a résumé only to land a job, enjoy the process of learning something new. Don’t do it just for the end. Delight in the means too” (The Things You Can See Only When You Slow Down, hlm. 211).

Berada di chapter terakhir, kalimat tersebut menurut saya paling tepat untuk menjelaskan masalah yang paling sering kita hadapi di kehidupan nyata. Memiliki pekerjaan yang diakui orang lain kadang menjadi tujuan kita dalam menjalani kehidupan dewasa. Semakin bertambahnya umur, kita seakan-akan ingin terus upgrade diri dan menaruh banyak pengalaman maupun proyek dalam sebuah CV sampai kadang melupakan apa esensi dari yang kita lakukan.

Bekerja tanpa benar-benar mempelajari hal baru sesungguhnya adalah hal yang sia-sia. Kita terus menerus mengikuti kegiatan tanpa makna maupun target jelas akan apa yang dicapai hanya karena melihat orang lain melakukan hal yang sama.

The Things You Can See Only When You Slow Down adalah buku yang memberikan pertolongan pada kita yang selalu berpikiran seperti itu. Ia selalu berbicara bahwa akar dari kesibukan maupun pikiran negatif sebenarnya hanya benang kusut yang ada di kepala dan sebenarnya kita memiliki kendali penuh untuk mengelolanya. Dunia boleh terburu-buru, namun bukan berarti kita juga harus begitu.

Sejujurnya, secara garis besar buku ini tidak menawarkan gagasan baru. Bahkan, beberapa pesan yang disampaikan mungkin sudah pernah kita dengar dari orang lain. Namun, cara Sunim melihat dunia menjadi satu hal yang menarik untuk dibaca. Hal ini karena sebenarnya bahkan ketenangan dan mindfulness yang ideal pun masih cukup sulit kita capai di dunia nyata.

Kita sering kali tenggelam dalam kesibukan sampai lupa untuk memikirkan hal yang paling esensial, yaitu makna. Saat kita menghentikan kesibukan kita dan berusaha menyelami benak pikiran secara lebih mendalam, niscaya kita dapat kembali menemukan makna-makna yang selama ini kita lewatkan. 

Informasi Buku

Judul: The Things You Can See Only When You Slow Down

Penulis: Haemin Sunim

Penerbit: Penguin Books

Bahasa: Inggris

Tahun: 2018

*Kawan-kawan dapat menikmati karya-karya lain Inggit Yulis Sutari Tarigan, atau juga artikel-artikel lain tentang Resensi Buku

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//