• Buku
  • RESENSI BUKU: Mengapa Hantu-hantu Patriarki Dibunuh?

RESENSI BUKU: Mengapa Hantu-hantu Patriarki Dibunuh?

Dea Safira dalam bukunya yang berjudul “Membunuh Hantu-Hantu Patriarki” menyajikan fenomena patriarki dengan ringan dan tidak berbelit-belit hingga mudah dipahami.

Sampul buku Membunuh Hantu-hantu Patriarki karya Dea Safira terbitan CV Jalan Baru, Yogyakarta cetakan pertama tahun 2019. (Foto: Noviyanti Putri)

Penulis Noviyanti Putri 3 Maret 2024


BandungBergerak.id – Narasi patriarki menjadi narasi yang tak asing lagi ditelinga siapa-siapa saja yang aware terhadap isu perempuan dan gender. Secara sederhana patriarki sendiri merupakan sebuah sistem yang dimana menempatkan perempuan sebagai kelas kedua dalam sistem tersebut. Nilai-nilai patriarki ternyata telah ada sejak dahulu kala yang tentunya mengakibatkan perempuan terpinggirkan dan tidak mendapatkan hak-hak yang seharusnya ia dapatkan.

Telah banyak juga buku-buku, berita-berita, serta artikel-artikel yang menyinggung mengenai ini salah satunya yaitu sebuah buku yang berjudul “Membunuh Hantu-Hantu Patriarki” Karya dari Dea Safira.

Dea Safira sendiri merupakan seorang perempuan yang berprofesi sebagai dokter gigi yang juga memiliki perhatian terhadap isu perempuan. Dalam buku tersebut Dea menyajikan pembahasan mengenai fenomena patriarki dengan sangat ringan dan tidak berbelit-belit hingga mudah dipahami oleh siapa pun yang ingin membacanya. Ada tiga bagian yang menjadi sorotan. Pertama mengenai pemikiran perempuan, kedua membangun cinta setara, ketiga membunuh hantu-hantu patriarki.

Baca Juga: RESENSI BUKU: Surat Protes Yamadipati Seno pada Kebobrokan Sepak Bola Indonesia
RESENSI BUKU: Memaknai Hidup yang Ramai Ini dengan Sepi
RESENSI BUKU: Mencari Makna Kehidupan dalam Dunia yang Sibuk

Pemikiran Perempuan

Pada bagian pemikiran perempuan disajikan banyak hal dari mulai mitos-mitos perempuan, spiritualitas perempuan, sampai kepada kebebasan seorang perempuan itu sendiri. Melalui bab ini setiap pembaca akan melihat hal-hal fundamental pada diri seorang perempuan.

Contohnya yaitu jika membahas mengenai feminisme sering kali mengambil narasi pemikiran yang berkembang dari barat yang tidak bisa dibawakan langsung pada situasi masyarakat Indonesia yang memiliki kebiasaan ketimuran. Dan hal ini tentunya salah satu akibat dari ketidaksetaraan itu sendiri yang akhirnya mengungkung perempuan dan anti terhadap kesetaraan.

Hal lainnya yakni tentang anjuran perempuan di rumah, dalam buku ini narasinya diganti menjadi “Tempat Perempuan Bukan di Rumah”. Dalam buku tersebut Dea menyampaikan bahwa perempuan tidak sepenuhnya selalu aman jika di rumah karena banyaknya kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi justru di rumah dan dilakukan orang terdekatnya.

Selanjutnya yaitu mengenai tulisan seorang perempuan. Para perempuan bisa untuk belajar menulis mulai dari sekarang. Untuk menulis kisahnya, mencurahkan pemikirannya, dan menjadi berdaya juga dengan menulis.

Membangun Cinta Setara

Pembahasan mengenai cinta, percintaan, dan relasi selalu menjadi sesuatu yang kompleks untuk dibahas. Hal ini karena berhubungan erat dengan interaksi atau juga prinsip-prinsip yang diterapkan saat relasi tersebut dibentuk yang terkadang berseberangan dari relasi yang satu ke relasi yang lain.

Dalam bab cinta setara tidak hanya menjelaskan mengenai relasi dua orang saja tetapi relasi dengan diri sendiri juga. Karena ada pembahasan memilih tidak menikah sampai kepada introspeksi diri sebelum kita memuji tubuh seseorang.

Cinta yang setara sendiri dibangun dengan kompromi yang sadar bersama pasangan. Namun saat ada seseorang yang memutuskan tidak menjalani relasi atau juga tidak menikah maka sebagai sesama manusia tidak perlu rasa-rasanya untuk men-judge atau menasihati karena setiap orang memiliki pilihan masing-masing atas relasi cinta yang dipilihnya.

Pembahasan mengenai memuji tubuh seseorang menjadi hal yang tak lupa disoroti karena ternyata dengan memuji tubuh seseorang bisa berujung kepada pelecehan seksual kepadanya. Caranya jika kagum terhadap seseorang jangan langsung memuji bagian tubuhnya apalagi bagian tubuhnya yang sensitif melainkan bisa dimulai dengan mengatakan kamu luar biasa, kamu menakjubkan, dan kamu sangat menarik.

Membunuh Hantu-hantu Patriarki

Membunuh Hantu-hantu Patriarki menjadi bahasan terakhir saat membaca buku ini. Karena di bagian ini pembaca bisa mengetahui mengapa hantu-hantu patriarki dibunuh? Jawabannya adalah karena banyak sekali hal-hal patriarki yang tentunya sangat merugikan untuk perempuan. Misalkan dalam gerakan mahasiswa sering perempuan tidak dilibatkan, lalu tubuh perempuan dikontrol, hingga tubuh perempuan pun sering sekali dijadikan sebagai candaan.

Berbicara mengenai gerakan mahasiswa terkadang terkenal dengan hal-hal maskulin dan mengakibatkan di beberapa gerakan tersebut perempuan tidak dilibatkan. Dan kadang jika dilibatkan pun perempuan ditempatkan pada sekretaris, bendahara, konsumsi dan lain-lainnya. Yang imbasnya dalam hal pemikiran perempuan tidak banyak berkontribusi. Meski tidak dipungkiri hal ini memang telah mengalami perubahan di sebagian gerakan.

Selanjutnya yaitu mengontrol tubuh perempuan, hal ini menjadi sangat merugikan bagi perempuan karena perempuan tidak bebas berekspresi, melakukan keinginannya, dan juga terhambat untuk tampil percaya diri di muka umum. Dan yang sangat disayangkan adalah tubuh perempuan sering kali dijadikan candaan. Semisal tubuh perempuan yang dianggap tidak sesuai dengan standar banyak di bully dan ditertawakan  yang berimbas perempuan tersebut sulit menerima dirinya.

Pada akhirnya melalui buku ini para pembaca akan melihat hal-hal apa saja yang dialami oleh perempuan yang memang ada dalam lingkung patriarki. Mulai dari pemikiran, gerakan, sampai kepada hal-hal sosial yang dihadapinya. Bahwa dengan adanya patriarki ini tidak hanya merugikan perempuan namun bisa juga berimbas merugikan semua gender jika ditelisik lebih jauh.

Buku ini ringan untuk dibaca dengan santai dan bisa menjadi bahan diskusi untuk siapapun utamanya anak muda agar sedari dini menyadari bahwa patriarki telah melekat dan hantu-hantunya perlu dihilangkan satu persatu.

Informasi Buku

Judul: Membunuh Hantu-Hantu Patriarki
Penulis: Dea Safira
Penerbit: CV Jalan Baru, Yogyakarta
Perancang Sampul: Gery P. Tobing
Cetakan: Cetakan Pertama, April 2019
Halaman: 193 halaman
ISBN: 978-602-51498-9-4

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//