• Buku
  • RESENSI BUKU: Memaknai Hidup yang Ramai Ini dengan Sepi

RESENSI BUKU: Memaknai Hidup yang Ramai Ini dengan Sepi

Ikhsanudin melalui buku "Sesekali Kita Butuh Sepi" mengajak kita untuk melihat rasa sepi. Bukan mengajak kita pada jurang kesepian.

Jilid depan buku Sesekali Kita Butuh Sepi karya Ikhsanudin (Trans Media Pustaka, 2020). (Foto: Tasya Happy Putriyatanti/BandungBergerak.id)

Penulis Tasya Happy Putriyatanti11 Februari 2024


BandungBergerak.idDunia itu terlalu berisik bagi beberapa manusia yang suka dengan sunyi. Sebuah buku karya Ikhsanudin mengajarkan kita bahwa kita membutuhkan sepi dalam hidup ini. Bukan berarti kesepian, tapi sepi mengajarkan arti dari kehidupan.

Buku 200 halaman ini bercerita tentang hidup yang sering kali menemukan titik lelahnya dan bagaimana cara kita bertahan di setiap keadaan. Melalui setiap kalimatnya, Ikhasundin mengajak pembaca merenungi arti kehidupan, keberhasilan, dan kegagalan yang sesungguhnya.

"Sesekali Kita Butuh Sepi" karya Ikhsanudin adalah sebuah perjalanan emosional yang mengajak pembaca merenung dalam sunyi. Dengan kepiawaiannya, penulis membangun kisah-kisah yang penuh warna, membawa kita menyusuri labirin batin manusia. Setiap halaman diisi dengan keindahan bahasa yang memikat, seakan melukiskan potret kesendirian yang memikat.

Ada beberapa hal yang bisa kita ambil dalam buku ini. Dengan kalimat yang penuh akan makna, Ikhsannudin menyampaikan pesan moral bagi kehidupan manusia, seperti bagaimana cara kita memaknai kegagalan dalam hidup, bagaimana cara self healing yang benar dan bagaimana cara kita mensyukuri kehidupan yang telah dititipkan ini.

Kagagalan dalam Hidup

Setiap manusia pasti pernah merasa gagal dalam berbagai macam hal entah itu karier, hubungan, materi, dan lainnya. Kegagalan dalam hidup wajar sekali terjadi karena tidak semua hal yang terjadi dalam hidup akan berjalan sesuai yang kita harapkan.

Beberapa orang kadang menyikapi kegagalan dengan berhenti melanjutkan. Padahal sejatinya kegagalan adalah langkah awal seseorang menuju keberhasilan. Seperti saat kita masih kecil kemudian belajar mengendarai sepeda, akan ada tahap di mana kita jatuh berulangkali hingga akhirnya kita benar-benar mahir. Seperti itulah hidup, kegagalan akan muncul untuk melatih kita agar lebih kuat menuju titik keberhasilan.

Buku ini mengajarkan kepada kita bahwa gagal bukan berarti berakhir. Ketika kita jatuh bukan berarti perjalanan hidup selesai. Masih banyak kata bahagia yang perlu kita raih dalam perjalanan hidup yang singkat ini.

Self Healing: Ikhlas

Buku ini juga mengajarkan kita tentang bagaimana cara self healing yang baik. Self healing adalah proses penyembuhan diri dan proses berdamai dengan diri sendiri. Biasanya self healing berkaitan dengan luka batin, trauma, pengalaman buruk, dan hal lain yang mengganggu emosi kita.

Buku ini mengajarkan kita bahwa sebaik-baiknya self healing adalah dengan ikhlas menerima setiap ketetapan yang ditakdirkan untuk kita. Ikhsannudin mengajak kita untuk merenung dan mendekatkan diri pada sang pemiliki nyawa.

Ikhlas bukan berarti putus asa. Ikhlas adalah menerima setiap hal yang diberikan. Baik dan buruknya kehidupan pasti akan selalu ada hikmah di dalamnya. Buku ini mampu memberikan optimisme untuk tetap melangkah maju meski sering kali kita terjatuh.

Buku “Sesekali Kita Butuh Sepi” cocok sekali dibaca ketika kita sedang merasa lemah. Buku ini bisa menjadi sumber energi sekaligus mengembalikan rasa optimis dalam diri kita. Ikhsanuddin berhasil menciptakan buku yang bukan hanya sekedar buku namun bisa menjadi teman sekaligus penyemangat ketika seseorang sedang merasa rapuh.

Baca Juga: RESENSI BUKU: Surat Protes Yamadipati Seno pada Kebobrokan Sepak Bola Indonesia
RESENSI BUKU: Menjala Cinta dari Tiga Tokoh Fiksi
RESENSI BUKU: Menjadi Sufi dalam 226 Halaman

Bersyukur Menikmati Hidup

Bersyukur memang terlihat sangat sederhana. Namun sedikit orang yang bisa mengamalkannya dalam kehidupan ini. Bersyukur memiliki peran penting dalam menciptakan kebahagiaan hidup. Ikhsannudin mengajarkan kita bahwa untuk bahagia kita tidak perlu hal yang mewah dan megah, cukup dengan kita ikhlas menerima ketetapan-Nya dan menghargai hal-hal yang sudah kita miliki meski itu hal yang kecil. 

“Ambillah jeda untuk mengumpulkan lagi semangat, mengambil hikmah, dan menguatkan langkah. Hidup butuh sepi agar kita mampu mendengar lebih jelas apa kata hati. Hidup butuh sepi untuk tahu siapa yang sebenarnya selalu hadir dan menemani. Hidup perlu sepi untuk mengerti jika Dia selalu ada di sisi,” tulis Ikhsannudin.

Sesekali kita butuh sepi untuk sadar bahwa Dia selalu ada di sini, benar! Manusia terkadang lupa bahwa yang paling setia menjaga dirinya, memantau dirinya, memenuhi keinginan dirinya adalah Tuhannya sendiri. Bahkan tidak sedikit dari kita yang sering menganggap bahwa Tuhan lupa dengan kita padahal kenyataannya kita yang sering kali lupa bahwa kita punya Tuhan yang selalu ada.

Informasi Buku

Judul Buku: “Sesekali Kita Butuh Sepi”

Penulis: Ikhsanudin

Ukuran: 13×19 cm

Tebal: 200 halaman

Penerbit: Trans Media Pustaka

ISBN: 978-623-7100-38-6

Kategori: Buku Pengembangan diri

Tahun Terbit: April 2020

Bahasa: Indonesia

*Kawan-kawan bisa membaca resensi-resensi buku menarik lainnya dalam tautan ini atau artikel tentang Kesepian

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//