GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #53: Gunung Nini Ciparay dengan Pemandangan 360 Derajat nan Memikat dari Puncaknya
Puncak Gunung Nini berupa area terbuka yang tidak terlalu lebar, kira-kira cukup untuk menampung 10 tenda. Hamparan Cekungan Bandung tersaji secara memikat.
Gan Gan Jatnika
Pegiat Komunitas Pendaki Gunung Bandung (KPGB), bisa dihubungi via Fb Gan-Gan Jatnika R dan instagram @Gan_gan_jatnika
9 Maret 2024
BandungBergerak.id - Seekor elang terbang mengitari lereng sebelah utara Gunung Nini. Kedua sayapnya terbentang dan matanya menatap tajam ke bawah mencari mangsa, entah untuk dirinya sendiri atau untuk anaknya yang menunggu di sarang.
Penampakan burung elang bisa jadi bukanlah hal aneh bagi warga di sekitar Gunung Nini. Sepertinya sudah dari dahulu burung elang secara turun-temurun ada di sana dan itulah sebabnya mengapa salah satu desa di kaki Gunung Nini mempunyai nama Desa Ciheulang.
Gunung Nini merupakan salah satu gunung yang menjadi bagian dari pegunungan di daerah Baleendah, Ciparay, dan Arjasari. Selain Gunung Nini, ada juga Gunung Geulis sebagai titik puncak tertinggi pegunungannya, Gunung Sela, Gunung Pabeasan, Gunung Koromong, Gunung Bukitcula, Gunung Pipisan, Gunung Payung, Gunung Kakapa, dan beberapa yang lain. Panjang garis lurus pegunungan ini bila diukur dari timur ke barat sekitar 12-13 kilometer. Pegunungan ini dikenal juga dengan nama Bukit Barisan Baleendah. Yang lain menyebutnya sebagai satuan batuan Gunungapi Baleendah Volcanology (BV).
Lokasi dan Akses
Titik puncak Gunung Nini menjadi perbatasan dari tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Baleendah, Kecamatan Ciparay, dan Kecamatan Arjasari. Ketiganya merupakan bagian dari wilayah administratif Kabupaten Bandung. Sisi bagian utara puncak berada di kampung Ciheulang Tonggoh, Desa Ciheulang, Kecamatan Ciparay. Sisi bagian timur dan tenggara berada di Kampung Barugbug dan Kampung Cihonje, Desa Babakan, Kecamatan Ciparay. Sisi bagian selatan dan baratdaya di Kampung Cipapakeum dan Kampung Cijati, Desa Patrolsari, Kecamatan Arjasari. Sementara itu sisi baratnya berada di Desa Wargamekar, Kecamatan Baleendah. Jika ditarik garis lurus dari pusat Kota Bandung, Gunung Nini berjarak sekitar sekitar 17 kilometer ke arah tenggara.
Ketinggian titik puncak Gunung Nini adalah 1.096 meter di atas permukaan laut (Mdpl), berdasarkan pada lembar peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) no. 1208-634 dengan judul peta Pakutandang, edisi I-2000, skala 1: 25.000. Namun di kalangan pendaki, ketinggian yang lebih dikenal adalah 1.104 Mdpl .
Untuk menuju Gunung Nini, ada beberapa titik yang bisa dipilih sebagai awal berkegiatan. Bisa dari Kampung Cijati, Kampung Ciheulang, Kampung Beko, atau Kampung Cipapakeum.
Dari Kota Bandung, kendaraan bisa diarahkan menuju Bojongsoang, kemudian menuju Jalan Laswi Baleendah-Ciparay dan berbelok ke kanan di pertigaan Cangkring-Asem. Perjalanan berlanjut ke jalur menanjak menuju Kampung Wisata Sepeda Gentong, lalu ke Cisaid dan berbelok ke arah Kampung Batusari sampai tiba di Kampung Cipapakeum. Di sana, terdapat sebuah masjid dengan halaman luas yang bisa kita gunakan untuk menitipkan kendaraan, tentunya dengan seizin pengurusnya.
Menggunakan bantuan petunjuk daring (online), kita bisa mengetikkan kata kunci Kampung Cipapakeum atau Kampung Batusari Arjasari. Atau jika hendak memilih jalur Kampung Beko, ketik saja kata kunci Beko Ciparay ke dalam kolom mesin pencari seperti Google. Rute dan peta akan segera tersaji.
Baca Juga: GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #52: Mendaki Gunung Batu Ciwidey, Menyusuri Dua Perkebunan Teh Bersejarah
GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #51: Gunung Padakasih Cimahi, Puncak Tertinggi Pegunungan Pematang Tengah
Menuju Puncak Gunung Nini
Jalur terdekat untuk mendaki Gunung Nini adalah Kampung Cipapakeum. Untuk parkir kendaraan, kita dapat meminta izin menggunakan halaman warga atau halaman masjid. Juga terdapat bangunan MCK dalam kondisi baik, tepat di ujung kampung, yang bisa digunakan sesuai keperluan ketika memulai atau mengakhiri pendakian.
Titik awal pendakian di Kampung Cipapakeum berada di ketinggian sekitar 870 Mdpl. Artinya, jarak menuju puncak sekitar 230 meter saja dengan waktu tempuh perjalanan santai sekitar satu setengah jam. Sebelum mencapai puncak, jalur Cipapakeum ini nantinya akan menjadi satu alias bergabung dengan jalur pendakian dari Kampung Beko dan juga dari Kampung Cijati.
Perjalanan mendaki dimulai dengan menyusuri kebun sayuran dan palawija. Ada pula semacam persemaian padi huma. Tidak lama kemudian, kita akan menjumpai pertigaan tempat pertemuan antara jalur pendakian lewat Kampung Beko dan Kampung Cipapakeum.
Selanjutnya medan pendakian berganti dengan rumpun-rumpun bambu sampai akhirnya menemui pertigaan. Di pertigaan ini ,kita bisa memilih belok kanan melalui jalur yang disebut Tanjakan Seribu. Tanjakannya tidak terlalu panjang, tetapi tingkat curam dan licinnya cukup menyulitkan. Apalagi jika jalur basah akibat hujan. Jika memilih berjalan lurus di pertigaan itu, kita akan bergabung dengan jalur yang berawal dari Kampung Cijati. Jalur ini lebih bersahabat tanjakannya, namun lebih rapat dan tertutup ilalang.
Tak lama setelah melewati Tanjakan Seribu, kita akan tiba di sebuah pertigaan lagi. Pertigaan ini adalah pertemuan jalur Jalur Cijati dan jalur Kampung Cipapakeum. Setelah melewati pertigaan ini, perjalanan pun segera sampai di tujuan yaitu puncak Gunung Nini.
Puncak Gunung Nini merupakan area terbuka yang tidak terlalu lebar tapi cukup memanjang, kira-kira cukup untuk menampung 10 tenda. Di sana terdapat bongkah-bongkah batu berukuran sedang. Sedikit agak ke bawah, terdapat area semak-semak kecil yang cukup tertutup dengan beberapa pohon jati putih tumbuh ke arah lerengnya.
Melempar pandangan ke arah utara, kita dapat menikmati pemandangan berupa hamparan permukiman Kota Bandung dengan pegunungan di utaranya. Ke arah timur, tersaji gunung tetangga yang paling dekat, yaitu Gunung Bukitcula. Ke arah selatan, pegunungan Malabar dan Rakutak terlihat gagah menjulang. Sedangkan ke arah barat, tampak berbaris Gunung Pabeasan, Gunung Sela, dan Gunung Geulis, dengan di depannya tampak juga Gunung Pipisan. Gunung Nini adalah salah satu gunung dengan puncak yang memungkinkan kita bisa melihat bentang alam sekelilingnya dengan sudut 360 derajat.
Ada lagi yang menarik di puncak Gunung Nini, yaitu sebuah batu berbentuk persegi yang dikelilingi batu lainnya. Kalau diperhatikan, struktur ini menyerupai tugu penanda puncak zaman dahulu. Tugu seperti ini dikenal pula dengan nama Tugu Triangulasi yang berfungsi untuk pengukuran dan pemetaan. Pada peta lama keluaran tahun 1940, memang terdapat kode tugunya, yaitu S.240 dengan angka menunjukkan ketinggian 1.092 Mdpl.
Jika meneruskan perjalanan sedikit ke arah utara, kita akan menemukan jalur pendakian dari Kampung Ciheulang Tonggoh. Di sisi jalur ini, tampak beberapa bongkah batu berukuran lebih besar dibanding yang ada di puncak. Batu-batu ini menunjukkan bahwa pernah terjadi terobosan magma yang nantinya membentuk Gunung Nini. Batu serupa ini dikenal sebagai batuan beku intrusi atau batuan yang terbentuk dari pembekuan magma di dalam permukaan tanah kemudian tersingkap karena lapisan tanah di atasnya mengalami erosi.
Ada beberapa catatan untuk mendaki Gunung Nini. Akan lebih baik jika kita bisa membawa tali yang cukup panjang dan kuat. Melewati Tanjakan Seribu, tali ini akan sangat membantu sebagai pegangan tangan. Selain itu, siapkan perbekalan air yang cukup karena sulit menemukan sumber air selama pendakian.
Toponimi dan Hal Menarik Lain tentang Gunung Nini
Ada beberapa cerita dan sumber tentang asal-usul nama Gunung Nini berasal. Dalam bahasa Sunda, kata Nini sama artinya dengan kata Nenek dalam bahasa Indonesia. Riwawatnya bersumber dari kisah legenda Bakiculah, seorang pemuda yang ingin melamar seorang gadis cantik cucu dari sepasang kakek dan nenek. Namun lamaran sang pemuda tidak kesampaian karena sifat pemuda tersebut yang kurang disukai oleh sang gadis. Singkat cerita, sang pemuda berubah menjadi Gunung Bakiculah atau Gunung Bukitcula, sang gadis berubah menjadi Gunung Geulis, sang kakek menjadi Gunung Pipisan, dan sang nenek berubah menjadi Gunung Nini. Beberapa nama gunung di sekitarnya pun terkait dengan cerita ini, misalnya Gunung Pabeasan, Gunung Pasir Jampana, Gunung Pasir Salam, Gunung Gajahngambung, dan beberapa yang lain.
Ada juga yang beranggapan bahwa nama Gunung Nini berasal dari bentuk gunungnya yang terlihat seperti seorang nenek yang sedang merebahkan diri.
Kisah menarik lainnya terkait sebuah lubang menyerupai gua di sekitar area dekat puncak gunung ini. Di dalam gua, kita akan menemukan beberapa batu yang mengelilingi sebuah batu persegi. Konon batu persegi ini adalah sebuah meja dan batu-batu yang mengelilinginya adalah kursi-kursi. Gua ini diyakini merupakan tempat para sesepuh mengadakan pertemuan.
Secara geologi, belum ditemukan tulisan yang secara khusus membahas Gunung Nini. Namun begitu, dalam sebuah jurnal ilmiah yang terbit pada Jurnal Geologi Indonesia tahun 2006, Sutikno Bronto, dkk menuliskan bahwa Pegunungan Baleendah, di mana Gunung Nini merupakan salah satu bagiannya, merupakan satuan batuan yang disebut dengan nama Satuan Batuan Gunung Api Baleendah (Baleendah Volcanology). Secara morfologi, satuan batuan ini memiliki puncak Gunung Geulis di bagian barat, Gunung Pipisan di bagian tengah, dan Gunung Bukitcula di bagian timur. Bagian kerucut gunung api tertuanya ada di bagian timur dengan puncak sekarang Gunung Bukitcula yang berumur 3,20 juta tahun, diikuti Gunung Geulis dan Pipisan yang berumur 2,80 juta tahun, lalu Gunung Tikukur yang berada di sebelah selatan-tenggara. Fasies proksimal gunung apinya masih bisa terlihat jelas pada bagian lereng utara Gunung Geulis ke arah barat menuju kaki gunung.
*Tulisan kolom Gunung-gunung di Bandung Raya merupakan bagian dari kolaborasi bandungbergerak.id dan Komunitas Pendaki Gunung Bandung (KPGB)