GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #52: Mendaki Gunung Batu Ciwidey, Menyusuri Dua Perkebunan Teh Bersejarah
Mendaki Gunung Batu Ciwidey membawa kita menyusuri dua perkebunan teh bersejarah, Sinumbra dan Kanaan. Perjalanan menyenangkan dengan banyak sajian alam.
Gan Gan Jatnika
Pegiat Komunitas Pendaki Gunung Bandung (KPGB), bisa dihubungi via Fb Gan-Gan Jatnika R dan instagram @Gan_gan_jatnika
18 Februari 2024
BandungBergerak.id.id - Bagi para pemetik teh, waktu istirahat adalah hal yang menyenangkan. Setelah bekerja dari pagi untuk memilih dan memetik pucuk-pucuk daun terbaik, tiba waktunya bagi mereka beristirahat. Ada istilah khas untuk menyebut waktu bersantai ini, yaitu jotik. Biasanya jotik diisi dengan menyantap bekal sarapan yang dibawa dari rumah. Menu sederhana tapi terasa nikmat berupa nasi, lalab, sambel beserta ikan asin, atau tahu goreng.
Makan bersama rekan kerja dengan dikelilingi suasana hijau kebun teh serta pegunungan di sekitarnya, ditambah udara segar dan tempat berteduh yang nyaman, sangatlah menyenangkan. Bersenda gurau dan saling bercerita di antara mereka menjadi momen pelepas lelah.
Suasana demikian bisa kita lihat ketika mengunjungi sebuah gunung yang berada di perbatasan Bandung dan Cianjur. Gunung yang berada di tepi perkebunan teh Chakra Kanaan dan Sinumbra, dikenal dengan nama Gunung Batu Ciwidey.
Lokasi dan Akses Gunung Batu Ciwidey
Menurut warga setempat, penamaan Gunung Batu dikarenakan banyaknya batu yang terdapat di sana serta adanya penampakan dinding batu di lokasi dekat puncak dan di lereng gunungnya. Singkapan batu di dekat puncak membentuk tebingan hampir tegak lurus. Tebing ini terlihat jelas jika kita berada di sisi selatan dari puncak. Tidak hanya satu, melainkan ada dua tebing batu yang terlihat. Satu tebing di atas, benar-benar tepat di bawah puncak dan satu lagi di bawah agak jauh dari puncaknya. Dari sisi timur atau utara, singkapan batuan ini tidak terlihat.
Lokasi Gunung Batu Ciwidey berada di perbatasan antara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur. Jika ditarik garis lurus dari pusat Kota Bandung, jaraknya sekitar 39 kilometer ke arah baratdaya . Bagian timur gunung ini sebagian besar berada di wilayah Desa Indragiri, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung. Sedangkan bagian baratnya berada di wilayah Desa Karangjaya dan Desa Bunijaya, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur. Adapun titik puncaknya tepat berada di perbatasan ketiga desa tersebut.
Ketinggian Gunung Batu Ciwidey adalah 1.815 meter di atas permukaan laut (Mdpl), berdasar peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dengan judul peta: Rancabali, nomor lembar peta 1208-541 edisi 1-1999, skala 1:25.000.
Untuk menuju ke Gunung Batu Ciwidey dari Kota Bandung, kita harus melewati dahulu kawasan Soreang dan Ciwidey, kemudian berlanjut ke arah Rancabali. Sebelum sampai di kawasan Situ Patenggang, ada jalan berbelok ke arah kanan menuju kawasan Perkebunan Teh Rancabali. Terus saja melaju melewati Bayongbong, lalu berbelok ke kiri menuju Perkebunan Teh Sinumbra. Demikianlah perjalanan menuju Gunung Batu Ciwidey akan melewati dua buah perkebunan teh yang sangat menarik serta memiliki sejarah panjang, yaitu Perkebunan Teh Sinumbra dan Perkebunan Teh Chakra Kanaan.
Untuk memudahkan arah perjalanan, kita bisa menggunakan bantuan petunjuk jalan secara daring dengan mengetikkan kata kunci ke mesin pencari: Perkebunan Teh Kanaan. Nantinya rute dan peta akan tersaji.
Di sepanjang jalan menuju Perkebunan Teh Sinumbra, kita akan mendapati pemandangan yang menarik. Tidak hanya hijaunya perkebunan teh yang memanjakan mata, tetapi juga bangunan-bangunan tua peninggalan zaman Hindia Belanda yang arsitekturnya sangat menawan. Kita bisa sesekali berhenti dan mengambil foto di lokasi bangunan tersebut. Salah satunya adalah bangunan yang diberi nama Purba Leuwih. Letaknya tepat di sisi jalan yang kita lewati. Bangunan-bangunan lainnya diberi nama dari kisah Lutung Kasarung, sebuah cerita rakyat Sunda dengan Purbasari dan Guruminda sebagai tokoh utamanya.
Seperti Sinumbra, Perkebunan Teh Kanaan juga kaya dengan bangunan-bangunan tempo dulu. Ditambah pohon-pohon tua di sepanjang jalannya. Perkebunan ini sering disebut juga sebagai Nagara Kanaan, yang berarti tanah harapan.
Mendaki Gunung Batu
Pendakian menuju puncak Gunung Batu Ciwidey bisa dilakukan melalui dua jalur, yaitu jalur sisi selatan dan jalur sisi timur. Jalur selatan dimulai dari titik awal di Kampung Palawija, sebuah kampung yang berada di tengah Perkebunan Teh Kanaan dengan penduduk yang sebagian besar adalah pegawai perkebunan. Dari jalur ini, sebelum sampai ke Kampung Palawija, kita akan melewati pos penjagaan perkebunan terlebih dahulu. Selanjutnya, perjalanan akan melintasi kebun teh dan sebuah bukit bernama Bukit Paniisan.
Sementara itu, pendakian melalui jalur sisi timur dimulai dari sebuah area terbuka di tengah kebun teh. Pendakian akan dimulai dengan menyusuri perkebunan dan beberapa sungai kecil yang mengalir jernih. Selepas perkebunan, kita akan mulai memasuki hutan yang masih rimbun dengan jalur pendakian yang sesekali hilang atau kurang terlihat. Baru mendekati puncak, jalur kembali terlihat jelas. Sepertinya jalur pendakian sisi timur ini jarang dilalui oleh para pendaki.
Menariknya, ketika menyusuri jalur sisi timur, kita akan menemui tumbuhan markisa hutan atau dalam bahasa Sunda disebut konyal (Passiflora edulis). Tumbuhan ini merambat di sela-sela rimbunnya hutan. Sedangkan jika menyusuri jalur sisi selatan, kita akan menemui tumbuhan kantong semar. Jenis kantong semar yg tumbuh di sini merupakan jenis nepenthes mirabilis. Bentuk daunnya termodififikasi seperti kantong yang unik, berfungsi untuk menjebak serangga agar masuk ke dalamnya. Sebagian kantong semar tumbuh di atas permukaan tanah, yang lainnya tumbuh tepat di permukaan. Agar bisa menikmati sajian alam ini secara lengkap, kita bisa memilih naik dan turun dengan jalur yang berbeda.
Puncak Gunung Batu Ciwidey berupa area yang tidak terlalu luas namun memanjang, kira-kira cukup untuk menampung 20 orang. Ada dua puncakan. Yang pertama yaitu puncak utama yang berada tepat di ketinggian 1.815 Mdpl sesuai posisinya pada peta, baik peta RBI atau pun peta digital. Puncakan kedua lebih rendah, lokasinya di sebelah selatan puncak utama. Puncak kedua ini berada di atas tebing batu dan lebih curam dibandingkan dengan puncak utama. Jarak antara kedua puncak ini sekitar 200 meter.
Lama perjalanan menuju puncak kurang lebih 2-3 jam, baik dari jalur selatan maupun jalur timur, tergantung kondisi pendaki serta sering atau tidaknya beristirahat. Jarak tempuh menuju puncak sekitar 3-5 kilometer.
Baca Juga: GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #51: Gunung Padakasih Cimahi, Puncak Tertinggi Pegunungan Pematang Tengah
GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #50: Gunung Gedugan, Puncak Tertinggi di Kawasan Soreang dan Cililin
GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #49: Gunung Selasih dengan Keunikan Batu Karut, Populasi Kera, dan Legenda Seorang Putri
Gunung Batu dan Gunung-gunung di Sekitarnya
Dalam peta geologi lembar Sindangbarang dan Bandarwaru, Jawa, oleh M. Koesmono, Kusmana dan N. Suwarna (1996) skala 1:100.000, bisa diamati bahwa ternyata Gunung Batu memiliki satuan batuan yang sama dengan gunung di dekatnya, yaitu Gunung Kendeng. Bahkan satuan batu batunya masih sama dengan gunung-gunung yang ada di sebelah timurnya, yaitu Gunung Tambakruyung, Gunung Masigit, Gunung Wayang, Gunung Cadaspanjang, dan yang lainnya. Batuannya berkode Ql (k,w) yang diartikan sebagai Batuan Gunungapi (Volcanics Rock) hasil dari lava dan lahar Gunung Kendeng.
*Tulisan kolom Gunung-gunung di Bandung Raya merupakan bagian dari kolaborasi bandungbergerak.id dan Komunitas Pendaki Gunung Bandung (KPGB)