GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #51: Gunung Padakasih Cimahi, Puncak Tertinggi Pegunungan Pematang Tengah
Gunung Padakasih merupakkan titik tertinggi di barisan Pegunungan Pematang Tengah. Dari puncaknya, kita bisa menikmati keindahan hamparan Kota Cimahi dan Bandung.
Gan Gan Jatnika
Pegiat Komunitas Pendaki Gunung Bandung (KPGB), bisa dihubungi via Fb Gan-Gan Jatnika R dan instagram @Gan_gan_jatnika
19 Desember 2023
BandungBergerak - Bandung Raya dahulunya adalah sebuah danau purba yang terbagi menjadi dua segmen, yaitu timur dan barat. Pemisah kedua segmen tersebut adalah gunung-gunung yg berjajar melintang dari selatan ke utara. Gunung-gunung ini membentuk pegunungan yang menyerupai pematang sehingga dinamai Pegunungan Pematang Tengah. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pengertian pematang adalah jalan kecil yang agak ditinggikan (di sawah, di tempat yang berpaya-paya, dan sebagainya).
Ada sekitar 20 gunung yang terdapat di Pegunungan Pematang Tengah. Sebagian besar di antaranya berada di perbatasan antara Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat. Sebagian lagi berada di Kabupaten Bandung. Gunung paling tinggi di pegunungan ini adalah Gunung Padakasih dengan titik puncak 951 meter di atas permukaan laut (Mdpl).
Akses dan Lokasi
Gunung Padakasih berada di perbatasan antara Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat, tepatnya di Kelurahan Cibeber, Kecamatan Cimahi Selatan dan Desa Giriasih serta Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar. Jika ditarik garis lurus, gunung ini berjarak sekitar 11 kilometer dari pusat Kota Bandung ke arah barat, dan berjarak sekitar 4,6 kilometer dari pusat Kota Cimahi ke arah barat daya.
Untuk mencapai puncak Gunung Padakasih, terdapat beberapa pilihan jalur, baik dari arah Kabupaten Bandung Barat maupun Kota Cimahi. Dari arah Kabupaten Bandung Barat, kita bisa menggunakan jalur tambang batu, sedangkan dari arah Kota Cimahi kita bisa melalui jalur Kampung Padakasih, Desa Cibeber.
Sebagai rekomendasi, mendaki Gunung Padakasih bisa dimulai dari Masjid An Nur di sebelah barat Gerbang Cikahuripan. Kendaraan diparkir di halaman rumah Ketua RT 01, RW 08 yang berada di belakangnya. Untuk menuju Mesjid An Nur, kita dapat melewati Kerkof Gang Padakasih 1, atau menggunakan petunjuk daring dengan mengetikkan kata kunci “Masjid An Nur Gerbang Cikahuripan” atau “Masjid An Gang Padakasih I”. Rute dan peta akan tersaji.
Sekilas tentang Pegunungan Pematang Tengah Bandung Raya
Kawasan Bandung Raya merupakan sebuah cekungan besar yang dikelilingi oleh pegunungan yang seakan mengepung semua sisi cekungannya. Terdapat satu dataran tinggi yang menjadi penghubung antara pegunungan selatan dan pegunungan utara. Saat Cekungan Bandung masih merupakan sebuah danau sekitar 100 ribu – 16 ribu tahun yang lalu, dataran ini terlihat seperti sebuah pematang atau jalan setapak di antara petak-petak sawah. Dalam bahasa Sunda, kata pematang disebut dengan istilah galengan.
Saat ini Pegunungan Pematang Tengah berada di perbatasan wilayah administratif Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat, serta sebagian kecil lain di Kabupaten Bandung. Di antara pegunungan ini, terdapat celahan tempat mengalir Ci Tarum yang dikenal dengan nama Curug Jompong. Curug Jompong diyakini sebagai tempat bobolnya Danau Bandung Purba wilayah timur, sehingga airnya mengalir menuju Danau Bandung Purba bagian barat.
Gunung-gunung di Pematang Tengah yang terdapat di sebelah utara aliran Ci Tarum di antaranya adalah Gunung Bohong (877 Mdpl), Gunung Panganten (832 Mdpl), Gunung Jatinunggal (802 Mdpl), Gunung Padakasih (951 Mdpl), Gunung Aseupan (823 Mdpl), Gunung Pasir Panji (827 Mdpl), Gunung Jambul (710 Mdpl), Gunung Sanggar (752 Mdpl), Gunung Leutik (815 Mdpl), Gunung Gajahlangu (903 Mdpl), Gunung Puncaksalam (904 Mdpl), Gunung Lagadar (897 Mdpl), Gunung Masoro (767 Mdpl), Gunung Selacau (867 Mdpl), dan Gunung Gadung (723 Mdpl).
Ada pun gunung-gunung Pematang Tengah yang berada di sebelah selatan aliran Ci Tarum di antaranya Gunung Korehkotok (745 Mdpl), Gunung Pasir Malang (794 Mdpl), Gunung Mariuk (865 Mdpl), Gunung Lalakon (973 Mdpl), Gunung Pancir (782 Mdpl), dan Gunung Badaraksa (810 Mdpl).
Seluruh gunung di Pegunungan Pematang Tengah berada dalam lembar peta yang sama, yaitu peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) yang diterbitkan oleh Bakosurtanal/BIG lembar peta 1209 – 311, edisi I-2001, judul peta: Bandung, skala 1 : 25.000.
Mendaki Gunung Padakasih
Mendaki Gunung Padakasih bisa dilakukan dari beberapa jalur. Jalur Kampung Padakasih bisa jadi pilihan utama. Dengan jarak tempuh perjalanan hiking sekitar satu kilometer, kita sudah sampai di puncaknya.
Setelah menitipkan kendaraan di rumah Ketua RT 01 dan mengisi buku registrasi, kita bisa langsung melakukan pendakian, dimulai dari sebuah jalan kecil di samping bangunan Masjid An Nur. Di sana terdapat gapura sederhana terbuat dari kayu dan bambu dengan bagian atasnya tertera tulisan “Menuju Jalan Cikahuripan”. Di bagian belakang masjid, terdapat bangunan MCK dengan keterangan pada papan yang tertulis rapi: “Jamban Umum”.
Tidak jauh dari lokasi awal pendakian, kita memasuki area Hutan Kota yang dikelola oleh Pemerintah Kota Cimahi bersama warga setempat. Saat tulisan ini dibuat, Desember 2023, kondisi area ini belum terwujud layaknya sebuah hutan, meski sudah cukup layak untuk dijadikan tempat wisata alam dengan tujuan bersantai menikmati suasana dataran tinggi sambil melihat hamparan pemandangan Kota Cimahi dan sekitarnya. Beberapa bangunan saung yang sudah berdiri di tempat tersebut bisa digunakan untuk duduk dan lesehan menikmati makanan yang dibawa dari rumah.
Jalur pendakian ke puncak Gunung Padakasih terbilang ringan. Terdapat beberapa tanjakan dengan rentang jarak yang tidak terlalu panjang. Di sepanjang perjalanan, kita menyaksikan lahan di kanan dan kiri jalur ditumbuhi pohon-pohon perkebunan. Yang paling banyak adalah pohon singkong atau sampeu dalam bahasa Sunda.
Ada beberapa saung lagi yang bisa kita gunakan sebagai tempat istirahat. Salah satu saung berdiri kokoh menyerupai sebuah rumah dan dinamai sesuai pemiliknya, yaitu Saung Abah Ana. Jika tepat waktunya, kita bisa bertemu dengan Abah Ana di saung tersebut. Orangnya baik dan senang diajak berbincang tentang banyak hal, termasuk kisah-kisah terkait Gunung Padakasih. Dari Saung Abah Ana, kita bisa melihat jalur rel Kereta Cepat Whooosh. Pada saat-saat tertentu, kereta cepat dengan kelir merah dan putih terlihat sedang meluncur dari Jakarta menuju Bandung atau pun sebaliknya.
Hutan bambu dengan beberapa pohon kayu berukuran lumayan besar adalah jalur berikutnya yang harus kita lalui. Selepas itu, kita akan tiba di sebuah lembahan yang cukup luas sebelum mencapai puncak. Terdapat sebatang pohon jeruk bali yg cukup rindang dengan beberapa butir buah jeruk yang cukup menggoda mata.
Di lembah tersebut kita bisa beristirahat sebentar. Jika cuaca panas, kita bisa memilih tempat di bawah rindangnya pohon jeruk tadi. Menurut tokoh pemuda setempat yang menemani pendakian, Kang Agus Fatony, lembahan ini dinamakan Lembah Waluna Jaya. Nama tersebut berasal dari nama salah seorang leluhur yang berjasa menyebarkan agama Islam di daerah tersebut, yaitu Eyang Waluna Jaya.
Jarak dari lembah menuju puncak Gunung Padakasih tidak jauh. Hanya butuh waktu lima menit. Kondisi jalannya berupa batuan berpasir dengan pohon jamras tumbuh di beberapa bagian. Pohon jamras atau nama ilmiahnya Smallanthus Sonchifolius memiliki bunga berwarna kuning, agak mirip dengan bunga matahari. Di beberapa daerah, pohon jamras dikenal pula dengan nama pohon yakon. Ada lagi nama populernya, yaitu Ki Pahit. Banyak yang meyakini kalau daun pohon jamras memiliki khasiat untuk mengatasi sakit diabetes.
Dari puncak Gunung Padakasih, kita bisa menikmati pemandangan yang menawan. Gunung-gunung lain yang merupakan bagian dari Pegunungan Pematang Tengah bisa dilihat, seperti Gunung Bohong, Gunung Puncaksalam, Gunung Lagadar, Gunung Lalakon, dan beberapa yang lain. Demikian juga pemandangan hamparan Kota Cimahi dan Kota Bandung terlihat jelas.
Sebagai catatan, hendaknya kita berhati-hati ketika sedang berada di titik puncak Gunung Padakasih karena bagian sebelah baratnya merupakan galian tambang batu. Bekas galiannya membentuk dinding curam tepat di bagian bawah puncak gunung.
Baca Juga: GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #50: Gunung Gedugan, Puncak Tertinggi di Kawasan Soreang dan Cililin
GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #49: Gunung Selasih dengan Keunikan Batu Karut, Populasi Kera, dan Legenda Seorang Putri
GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #48: Gunung Sadu Soreang dengan Misteri Batuan Anomali Magnetik dan Jejak Perjuangan Kemerdekaan
Toponimi dan Keunikan Gunung Padakasih
Nama Gunung Padakasih berasal dari kata kasih yang berarti cinta atau juga rasa sayang. Konon gunung ini menjadi tempat berkumpulnya para sesepuh dahulu. Ada yang datang dari timur, barat, utara, dan selatan. Semua berkumpul dengan alasan yang sama yaitu untuk saling menyayangi, saling mengasihi satu sama lain, baik menyayangi sesama manusianya maupun lingkungannya. Para leluhur kemudian sepakat menyebut tempat ini sebagai “Padakasih” yang secara umum bisa diartikan sebagai tempat berkumpulnya para leluhur yang menunjukkan rasa kasihnya kepada alam dan generasi selanjutnya.
Cerita ini diperoleh dari salah seorang sesepuh Kampung Padakasih yaitu Abah Iwon, 75 tahun, yang rumahnya berada tidak jauh dari Masjid An Nur. Beliau juga merupakan mantan Ketua RW.
Di lereng Gunung Padakasih, mengalir beberapa mata air. Sebagian dipercaya memiliki khasiat bagi kemudahan hidup. Beberapa mata air tersebut dikenal oleh kalangan masyarakat dengan nama Mata Air Cikahuripan, Cikajayaan, dan Seke Ngocoy (bukan Seke Ngocor). Selain pengembangan Hutan Kota, di lereng ini dikembangkan juga perkebunan dan peternakan lebah madu.
Jenis pohon yang paling banyak ditanam di lereng Gunung Padakasih adalah singkong jenis garnawis yang berwarna putih dan singkong manggu yang berwarna hitam. Hasil perkebunannya, selain diolah seperti biasa, diolah juga menjadi Tepung Mocaf. Mocaf (Modified Cassava Flour) merupakan produk tepung dari singkong yang termodifikasi dengan cara fermentasi oleh bakteri asam laktat. Merujuk Zulfa Rosyidhana dalam bukunya Mengenal Mocaf (2021), fermentasi ini mengubah karakteristik tepung sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai produk pangan.
Patut disayangkan, kondisi Gunung Padakasih terutama bagian baratnya saat ini telah rusak akibat pertambangan batu. Batu-batu dari perut Gunung Padakasih diangkut untuk dijadikan bahan baku pembuatan jalan tol. Padahal, titik tertinggi di Pegunungan Pematang Tengah ini merupakan bagian dari Geoheritage (Warisan geologi) yang sangat bernilai bagi kehidupan dan pengetahuan.
*Tulisan kolom Gunung-gunung di Bandung Raya merupakan bagian dari kolaborasi bandungbergerak.id dan Komunitas Pendaki Gunung Bandung (KPGB)