Bintang-bintang Vincent van Gogh
Vincent van Gogh sangat produktif melukis saat dirawat di rumah sakit jiwa Saint Remy-de-Provence, Perancis Selatan. Karya terbaiknya Starry Night lahir di sana.
Alda Agustine Budiono
Pemerhati Sejarah dan Pengajar Bahasa Inggris
11 April 2024
BandungBergerak.id – Suatu hari, penyanyi Amerika Serikat Don McLean, sedang mendapat tugas menyanyi di sebuah sekolah. Ketika sedang menunggu gilirannya tampil, dia iseng membaca buku tentang Vincent van Gogh, yang ditulis oleh Theo van Gogh, adik pelukis kenamaan asal Belanda itu. Tersentuh oleh kisah hidup Vincent, hatinya tergerak untuk menulis sebuah lagu, yang menyangkal pendapat bahwa seniman beraliran pasca impresionis itu gila.
Starry, starry night
Paint your palette blue and gray
Look out on a summer's day
With eyes that know the darkness in my soul
Vincent van Gogh memang pernah dirawat selama setahun di rumah sakit jiwa Saint Remy-de-Provence, Perancis Selatan. Data pasien mengatakan bahwa van Gogh saat itu berusia 36 tahun, berasal dari Arles, sebuah kota di selatan Perancis, tapi lahir di Belanda. Dia pertama kali masuk sebagai pasien pada tanggal 8 Mei 1889. Menurut Theo dan teman-temannya, Vincent tidak bisa dilepas tinggal seorang diri setelah dia memotong sebelah telinganya, membungkusnya dalam sebuah kertas, lalu memberikannya kepada seorang wanita di tempat pelacuran. Ini dilakukan setelah keinginannya untuk bekerja sama dengan pelukis Prancis, Paul Gauguin, kandas. Kejadian ini kemudian menjadi lukisan Self-Portrait with Bandaged Ear (1889).
Masa-masa Produktif Melukis
Selama tinggal di Saint Remy, Vincent sangat produktif melukis; menghasilkan sekitar 150 lukisan setahun. Dia suka duduk di kebun rumah sakit dan melukis pemandangan di sekitarnya. Bahkan koridor pun tidak luput menjadi objeknya. Dia juga diberi sebuah ruangan khusus untuk digunakan sebagai studio. Dalam sebuah surat kepada Theo,Vincent menulis betapa tertariknya dia akan berita-berita dunia seni di Paris. Dia juga berharap karya seninya bisa membuat orang lain lebih paham tentang kondisi kehidupan manusia.
Pada bulan Juli 1889, ketika sedang melukis di sebuah padang rumput di luar rumah sakit, Vincent mendadak terserang kejang, yang kemudian melumpuhkannya selama lima minggu. Dalam sebuah surat pada Theo, dia mengeluh karena merasa seperti “orang bodoh yang bahkan untuk melukis saja harus minta izin pada dokter”. Walaupun demikian, dia menyadari bahwa kondisinya tidak sedang baik-baik saja. Dia sadar bahwa serangan selanjutnya, yang mungkin lebih parah, bisa menghancurkan kemampuan melukisnya.
Sepertinya kondisi Vincent masih lebih baik daripada 17 pasien lainnya. Dua orang pasien, Jean Revello, seorang pendeta tua, dan Henri Enrico, digambarkan suka melempar barang-barang. Ada suatu malam dimana Vincent mendengar teriakan dan lolongan seperti hewan-hewan di kebun binatang.
Walaupun demikian, kondisi mentalnya tetap saja naik turun. Ketika masuk rumah sakit di Arles, dia di diagnosa menderita mania akut dengan penurunan kesadaran. Dr. Felix Rey, seorang dokter magang muda, malah berpendapat kemungkinan pasien ini juga menderita “epilepsi mental”. Serangan makin lebih sering terjadi di tahun 1890; yang terpanjang dan terparah berlangsung sekitar sembilan minggu, dari Februari sampai April. Ketika serangan ini terjadi, Vincent tidak bisa melukis, menggambar, atau menulis surat. Dalam sebuah suratnya, dia mengeluh sering punya masalah di pencernaan. Dia juga mengalami halusinasi, mimpi buruk, demam, dan insomnia. Bahkan dalam beberapa surat terakhirnya, dia menyebut bunuh diri.
Now I understand
What you tried to say to me
How you suffered for your sanity
How you tried to set them free
They did not listen, They did not know how
Perhaps they'll listen now
Baca Juga: Jejak Oppa Korea dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Jejak Napoleon Bonaparte di Hindia Belanda
Laut, Ombak, dan Susi Pudjiastuti
Menderita Gangguan Bipolar
Dari surat-surat yang ditulisnya, Vincent diduga menderita gangguan bipolar (bipolar disorder). Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti International Journal of Bipolar Disorders menyimpulkan hal itu karena melihat gejala yang dialami sang maestro; gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder), yang kemungkinan diperburuk dengan konsumsi alkohol dan malnutrisi.
Ketika sedang berada dalam fase mania, Vincent bisa menjadi sangat produktif. Salah satu karya yang dihasilkannya selama tinggal di Saint Remy adalah Starry Night (Malam Berbintang), yang dilukis pada 18 Juni 1889. Pada suatu malam dia sedang mengamati langit dari kamarnya yang berjeruji, sambil menulis surat kepada Theo, menggambarkan indahnya langit malam musim panas. Dia hanya menggunakan imajinasinya untuk melukiskan langit malam di sebuah desa kecil yang tidak pernah ada. Malam lebih berwarna daripada siang dan bintang-bintang lebih dari sekedar titik-titik putih diatas hitam. Ada sebuah pohon cemara tinggi, berfungsi sebagai penghubung bumi dan langit. Vincent menggambarkan kematian sebagai kereta api yang menuju bintang-bintang.
Vincent keluar dari rumah sakit Saint Remy pada bulan Mei 1890. Dia berharap bisa hidup normal dengan kondisi kejiwaannya yang tidak stabil. Dia lalu menetap di desa Auvers-sur-Oise dekat Paris, dan terus melukis. Sayangnya, dua bulan kemudian dia menembak dadanya sendiri, dan meninggal pada 29 Juli 1890.
You took your life as lovers often do
But I could have told you, Vincent
This world was never meant for one
As beautiful as you