• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Generasi Z dalam Rintangan Culture Shock Dunia Kerja

MAHASISWA BERSUARA: Generasi Z dalam Rintangan Culture Shock Dunia Kerja

Generasi Z tumbuh dalam era teknologi digital yang cepat dan serba instan. Kontras dengan lingkungan kerja yang terstruktur dan formal.

Alif Safikri

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Ilustrasi. Dunia digital dan pengaruh media sosial tak terpisahkan di era perkembangan teknologi saat ini. (Ilustrator: Bawana Helga Firmansyah/BandungBergerak.id)

18 April 2024


BandungBergerak.id – Halo, teman-teman! Hari ini kita akan membahas sesuatu yang mungkin belum banyak disadari oleh banyak orang, yaitu culture shock yang dialami oleh Generasi Z ketika mereka memasuki dunia kerja. Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, saat ini memasuki panggung dunia kerja dengan segala semangat dan antusiasme yang mereka miliki.

Namun, di balik semangat itu, terkadang ada tantangan besar yang harus mereka hadapi: culture shock. Istilah ini mungkin terdengar agak dramatis, tapi percayalah, bagi sebagian Generasi Z, pengalaman memasuki dunia kerja bisa jadi seperti memasuki dunia baru yang sama sekali berbeda.

Baca Juga: RISET UNPAR: Menelisik Perubahan Pola Belanja Generasi Z saat Pandemi Covid-19
Suara tak Acuh dan Kritis Generasi Z Bandung Barat terhadap Pilpres 2024
Film Eksil, Putusnya Generasi Intelektual di Indonesia

Tantangan Lingkungan Kerja

Pertama-tama, mari kita bahas tentang lingkungan kerja yang terstruktur dan formal. Generasi Z, yang sebagian besar telah tumbuh dalam era teknologi digital yang cepat dan serba instan, mungkin merasa kaget dengan struktur formal dan prosedur yang berlaku di tempat kerja. Mulai dari dress code yang harus diikuti, protokol komunikasi yang harus diikuti, hingga hierarki dalam tim, semua itu mungkin terasa agak kaku bagi mereka yang terbiasa dengan kebebasan dan fleksibilitas.

Di dunia digital yang semakin mengglobal, mereka telah terbiasa dengan fleksibilitas waktu dan ruang, serta kemudahan akses informasi. Namun, ketika mereka memasuki dunia kerja, terkadang mereka menemukan adanya batasan-batasan yang tidak mereka alami sebelumnya. Misalnya, jadwal kerja yang ketat, aturan-aturan perusahaan yang harus diikuti, dan keharusan untuk berada di tempat kerja pada waktu yang telah ditentukan.

Kemudian, ada pula perbedaan dalam gaya bekerja dan pola komunikasi. Generasi Z cenderung lebih terbiasa dengan kolaborasi dalam tim, komunikasi yang langsung dan terbuka, serta umpan balik yang instan. Namun, di dunia kerja, mereka mungkin menemui pola komunikasi yang lebih formal, proses pengambilan keputusan yang lebih lambat, dan bahkan hierarki yang mungkin menghambat aliran ide-ide segar.

Selain itu, tantangan lain yang dihadapi oleh Generasi Z adalah ekspektasi dan tekanan yang tinggi. Dalam dunia kerja yang kompetitif, banyak dari mereka yang merasa tertekan untuk mencapai kesuksesan secepat mungkin, terutama dengan munculnya ekspektasi tentang pencapaian yang cepat dan penghargaan yang instan. Hal ini bisa menimbulkan perasaan cemas dan tidak pasti tentang masa depan, terutama bagi mereka yang baru memasuki dunia kerja.

Potensi Generasi Z

Namun, meskipun menghadapi culture shock, Generasi Z juga membawa banyak kekuatan dan potensi yang dapat membantu mereka sukses dalam dunia kerja. Mereka terbiasa dengan teknologi dan inovasi, mereka kreatif dan berani mencoba hal-hal baru, dan mereka memiliki semangat untuk membuat perubahan yang positif dalam masyarakat.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memberikan dukungan dan bimbingan kepada Generasi Z saat mereka memasuki dunia kerja. Kita perlu membantu mereka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang baru, memberikan mereka ruang untuk berekspresi dan berkontribusi, serta memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang.

Pada akhirnya, culture shock yang dialami oleh Generasi Z saat memasuki dunia kerja adalah bagian dari proses adaptasi dan pertumbuhan. Dengan memberikan mereka dukungan dan kesempatan untuk belajar dan berkembang, kita dapat membantu mereka mengatasi tantangan ini dan menjadi generasi yang sukses dan berpengaruh dalam dunia kerja. Jadi, mari kita sambut Generasi Z dengan tangan terbuka dan bersama-sama kita menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, kolaboratif, dan inspiratif!

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//