• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Menimbang Wadah Perjuangan Mahasiswa Menghadapi Society 5.0

MAHASISWA BERSUARA: Menimbang Wadah Perjuangan Mahasiswa Menghadapi Society 5.0

Salah satu wadah untuk membentuk mahasiswa sebagai agen perubahan yang siap menerima perubahan itu pula adalah organisasi mahasiswa. Literasi digital menjadi kunci.

Deden Dinar

Mahasiswa STAI DR. KH. EZ. Muttaqien Purwakarta. Dapat dihubungi di email [email protected].

Ilustrasi dunia digital dan pengaruh media sosial. (Ilustrator: Bawana Helga Firmansyah/BandungBergerak.id)

19 April 2024


BandungBergerak.id – Perubahan dalam lini sosial merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dan membawa pengaruh terhadap tingkah laku sosial pada masyarakat (Sutiyoso et. al., 2022). Masyarakat tidak akan bisa lepas dalam perubahan ini dan akan terpengaruhi dalam menjalankan sebuah aktivitasnya. Salah satu perubahan yang sekarang terjadi adalah evolusi cepat teknologi informasi dan komunikasi yang mempengaruhi masyarakat dalam berkehidupan (Subandowo, 2022). teknologi informasi dan komunikasi tersebar di seluruh lini kehidupan masyarakat. Bahkan lebih dari pada itu, transformasi teknologi digital akan menciptakan nilai-nilai baru dan menjadi pilar kebijakan industri di banyak negara (Subandowo, 2022).

Banyak negara melakukan dan mengikuti perubahan era teknologi ini dan tak sedikit negara-negara maju menerapakan perkembangan teknologi tersebut (Musnaini et. al., 2020). Pengaruh perubahan era teknologi ini menjadi sebuah perubahan besar dalam tatanan kehidupan, bahkan Perkembangannya atas globalisasi memiliki pengaruh yang cukup kompleks bagi masyarakat (Sutiyoso et. al., 2022). Perubahan tersebut merupakan perubahan dalam era baru yang nilai dan gaya hidup diciptakan melalui perkembangan teknologi dan dapat meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi pada kemudian hari, era ini disebut Society 5.0 (Musnaini et. al., 2020). Wibowoa & Achmad Rifaic (2019) menuturkan, “Era society 5.0 atau Masyarakat 5.0 merupakan sebuah konsep kolaborasi antara manusia dengan teknologi dalam rangka menyelesaikan masalah sosial yang terintegrasi pada ruang dunia maya dan nyata.”

Perubahan era ini disisi lain menjadi sebuah tantangan bagi umat manusia itu sendiri, khususnya bagi mahasiswa. Mahasiswa adalah sumber daya manusia yang diharapkan memiliki kesiapan dalam menghadapi Era Society 5.0 (Sutiyoso et. al., 2022). Pada saat ini era Society 5.0 ada di depan mata para mahasiswa. Ini merupakan tantangan yang harus dihadapi. Mahasiswa juga harus mampu beradaptasi dengan tantangan era baru, sehingga hal ini menjadi gagasan kampus merdeka untuk menyiapkan mahasiswa dalam menghadapi tantangan tersebut (Istianda & Anthony, 2022). Adaptasi yang dilakukan mahasiswa menjadi keharusan karena mahasiswa merupakan agen perubahan itu sendiri. maka dengan kata lain mahasiswa harus mampu menghadapi berbagai perubahan dan permasalahan yang ada di dalam kehidupan (Syaiful, 2023).

Himpunan mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI DR. KH. EZ. Muttaqien Purwakarta. (Foto:  Deden Dinar)
Himpunan mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI DR. KH. EZ. Muttaqien Purwakarta. (Foto: Deden Dinar)

Baca Juga: Apakah Indonesia telah Siap Menyongsong Era Society 5.0?
Tantangan Mahasiswa, Memanfaatkan Teknologi Digital sebagai Ruang Kritik
MAHASISWA BERSUARA: Dinamika Pendidikan di Era Society 5.0

Tantangan Zaman

Pembentukan mahasiswa yang kuat dalam menghadapi perubahan era atau zaman tentunya harus dimulai dari hal-hal yang mendasar. Hal dasar inilah yang menghantarkan mahasiswa untuk bisa lebih siap menjawab tantangan zaman. Girah atau semangat perjuangan mahasiswa yang ada dalam jiwanya merupakan hal dasar untuk membentuk mahasiswa yang kuat dan siap dalam menghadapi perubahan zaman. Perubahan yang mencakup nilai dan gaya hidup baru yang diciptakan melalui perkembangan teknologi (Musnaini et. al., 2020). Maka mahasiswa harus meningkatkan semangat perjuangan untuk menyiapkan dirinya menghadapi era teknologi. Era di mana adanya kolaborasi antara manusia dengan teknologi itu sendiri.

Semangat perjuangan ini harus diimplementasikan dalam sebuah wadah yang menunjang siapnya mahasiswa dalam menjawab tantangan zaman Society 5.0. Wadah ini menjadi faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa dan dapat mendorong atau mempengaruhi mahasiswa menjadi lebih baik (Hendra, 2018).

Salah satu wadah untuk membentuk mahasiswa sebagai agen perubahan yang siap menerima perubahan itu pula adalah organisasi mahasiswa yang disingkat Ormawa. Choirudin (2013) berpendapat organisasi mahasiswa adalah sarana dalam pengembangan minat, bakat dan hobi yang dimiliki mahasiswa yang bertujuan meningkatkan ilmu serta daya nalar mahasiswa sebagai bagian dari proses Pendidikan.

Ormawa ini akan menunjang perkembangan softskil para mahasiswa dalam peran dan fungsinya sebagai mahasiswa itu sendiri (Damiyana et. al., 2022). Selain itu, dalam organisasi mahasiswa, mahasiswa akan menemukan banyak sekali kejadian atau pengalaman untuk memupuk hardskil dan bisa dijadikan pelajaran hidup, bahkan pengalaman problem solving akan dirasakan oleh mereka sebagai bentuk perjuangan mereka terhadap suatu hal (Silalahi et. al., 2024). Ketika softskil dan hardskil mahasiswa berkembang dalam ormawa, sedikit demi sedikit mereka akan sadar akan perjuangannya sebagai mahasiswa ditambah pengalaman dalam ormawa akan mendewasakan dirinya untuk berjuang. Dalam kinerja dan tanggung jawabnya sebagai anggota organisasi, mahasiswa harus berpikir kritis. Hal ini sejalan dengan tuntutan yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa, yaitu berfikir kritis, kreatif, serta mampu memunculkan ide-ide atau inovasi baru (Damiyana et. al., 2022).

Peran Organisasi Mahasiswa

Dalam perannya di organisasi, mahasiswa harus mampu menghadapi era Society 5.0. mahasiswa dituntut cermat dalam menjalankan tugasnya diorganisasi dengan memanfaatkan teknologi digital. Mereka harus memanfaatkan teknologi dengan baik dan benar sehingga bisa menunjang kinerja organisasi (Damayanti et. al., 2023). Peran yang sangat penting harus ditunjukkan dalam menghadapi era Society 5.0. dalam konteks ini mahasiswa berperan sebagai agen perubahan.

Peran agen perubahan dalam lingkup mahasiswa tentunya harus dimulai dari hal yang sederhana. Hal ini tentunya harus bisa menjadi sebuah bekal untuk menghadapi era digital ini. Cara sederhana yang patut dimulai oleh mahasiswa di organisasi adalah membentuk kemampuan literasi digital. Ormawa tidak seharusnya membuat program kerja yang tidak ada dampak signifikan untuk ke depanya. Dengan refleksinya ormawa terhadap  perkembangan zaman atau era Society 5.0 akan menjadikan mereka memilih program yang bisa menjawab tantangan zaman tersebut. Namun sebelum lebih jauh pengimplementasiannya dalam program kerja, ormawa harus mempunya kemampuan dasar untuk mengimbangi perubahan era tersebut. Kemampuan yang dimaksud adalah membaca, analisis, dan menggunakan informasi di dunia digital (Subandowo, 2022).

Titik tumpu dari kemampuan tersebut adalah literasi digital, karena literasi digital mampu mendorong kemampuan literasi di bidang teknologi secara bertahap (Wati et. al., 2023). Dan harus dipahami pula bahwa literasi digital didorong dengan memanfaatkan internet of thing/konsep yang mengacu pada jaringan objek fisik yang terhubung ke internet, artificial intelegence/kecerdasan Buatan, dan big data/data informasi  dalam skala besar (Patimah et al., 2023).

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//