• Opini
  • Apakah Indonesia telah Siap Menyongsong Era Society 5.0?

Apakah Indonesia telah Siap Menyongsong Era Society 5.0?

Ada banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintah dalam menggeluti era era society 5.0. Mulai menyiapkan SDM andal hingga reformasi sistem pendidikan.

Natania Alietta Sudarno

Mahasiswi Universitas Katolik Parahyangan (Unpar)

Murid SDN 025 Cikutra, Bandung, menunggu jaringan stabil saat simulasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer tingkat SD/MI sebagai pengganti Ujian Nasional, 22 Oktober 2021. Jaringan internet jadi kendala utama. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

14 Januari 2022


BandungBergerak.idSekarang kita mulai memasuki era society 5.0 yang mana mesin-mesin lama digantikan teknologi lebih canggih lagi dan bersifat digital. Sebut saja kecerdasan buatan (artificial intelligence), robotika, blockchain, nanotechnology, Internet of Things, 3D printing, mobil tanpa awak, dan seterusnya. Pesatnya perkembangan teknologi ini otomatis akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti dunia kerja, industri, pendidikan, ekonomi, sosial-budaya, dan lainnya. SDM yang kompeten merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan transformasi di era digital ini.

Indonesia tidak bisa lepas dari pusaran perubahan yang dipicu era society 5.0. Maka, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi keniscayaan agar Indonesia mampu menyongsong era society 5.0.

Di bidang industri, misalnya, pekerjaan baru akan muncul, dan itu membutuhkan keterampilan baru. Untuk saat ini, SDM merupakan tantangan utama yang sedang dihadapi Indonesia. Pemeritah tentunya tidak bisa tinggal diam, tetapi harus mampu meningkatkan keterampilan SDM-nya agar bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaan-pekerjaan baru itu. Sehingga mereka mampu berkembang, bersaing, dan tidak tertinggal oleh negara-negara lain yang teknologi dan SDM-nya terus mengalami kemajuan.

World Economic Forum (??WEF) 2018 telah memprediksi bahwa 75 juta pekerjaan akan berganti dalam empat tahun ke depan. Perkembangan teknologi akan mewujudkan 133 juta pekerjaan baru. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia agar memiliki bekal dan keterampilan untuk menghadapi era ini. Lantas, upaya apa yang harus dilakukan dalam meningkatkan kualitas SDM menuju era yang serba digital ini?

Mengajak Investor Asing Mengembangkan SDM

Penanaman Modal Asing (PMA) adalah sebuah kegiatan penanaman modal yang dilakukan oleh para pelaku usaha (investor) asing agar mempunyai izin dan hak dalam melakukan usahanya di Indonesia. Dengan itu, maka lowongan pekerjaan dapat bertambah sehingga keterampilan tenaga kerja perlu diasah lagi baik melalui penyelenggaraan pelatihan maupun melalui program pemagangan. Kontribusi investasi asing sangat membantu pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus melatih dan mengembangkan kemampuan SDM agar mampu bersaing dengan skala internasional.

Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Hery Sudarmanto mengatakan, apabila SDM tidak dapat mengikuti perkembangan teknologi, maka akan tergilas pada arus perubahan itu sendiri. Ia berharap investasi yang ada termasuk investasi SDM dapat ditingkatkan sehingga penciptaan lapangan kerja menjadi semakin luas dan memberikan kemampuan bagi pekerja Indonesia di berbagai sektor usaha.

Dengan PMA, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia seperti pelatihan keterampilan dan pelatihan bahasa untuk memenuhi keberadaan pasar dalam dan luar negeri pasti akan diprioritaskan. Sehingga, kualitas kerja SDM Indonesia dan kompetensi karyawan mampu berkembang sekaligus menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Baca Juga: Vonis Hukuman Mati bagi Koruptor, Apakah Melanggar HAM?
Hantu Smart City itu, Kereta LRT Bandung
Hati dan Api Unggun Peradaban Manusia

Reformasi Sistem Pendidikan

Memasuki era society 5.0 yang serba digital, sistem pendidikan dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan teknologi serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai fasilitas serba canggih untuk memperlancar proses pembelajaran. Melihat negara Jepang saat ini sudah berevolusi sangat besar, di mana sektor pendidikan ditugaskan untuk mempersiapkan para siswa ke society 5.0 dengan tujuan menjadi masyarakat paling maju di dunia. Pemerintah Jepang meluncurkan Program Sekolah GIGA (Global and Innovation Gateway for All), untuk memastikan pada tahun 2024 semua siswa memiliki tablet, akses terhadap internet cepat, dan guru yang memiliki kompetensi di bidang teknologi komunikasi dan informasi.

Para siswa di Jepang telah dilatih untuk mampu beradaptasi dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills. Contohnya, mereka telah dilatih memecahkan masalah kompleks, kemampuan berpikir secara kritis, kemampuan untuk berkreasi, memanfaatkan PC (personal computer) untuk meneliti topik mereka sendiri, menemukan solusi untuk suatu masalah, memperkenalkan temuan mereka dalam presentasi, serta mengerjakan proyek kelompok dan brainstorming.

Melansir survei kualitas pendidikan yang dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA), Indonesia menempati peringkat ke-72 dari 77 negara (Makarim dalam Kasih (2020)). Hal ini menunjukkan sistem kurikulum pendidikan yang masih rendah dan terlalu terpaku pada administratif, serta tingkat kelemahan pemahaman guru akan literasi digital sangat tinggi.

Kementerian Riset dan Teknologi (kemenristekdikti) juga menyatakan bahwa, perubahan konten kurikulum sangat diutamakan sekarang, semua prodi harus mulai memperkenalkan dan menguasai dasar yang berkaitan dengan teknologi, data, dan ‘humanity’ kepada para siswa. Maka dari itu, Indonesia harus mencontoh reformasi sistem pendidikan seperti yang dilakukan Jepang, agar siap menghadapi ancaman digitalisasi dan mampu bersaing secara global.

Mendorong Infrastruktur Digital Nasional

Transformasi digital pada era society 5.0 ini membuat konektivitas interaksi dan batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya melalui teknologi informasi dan komunikasi mengalami peningkatan. Maka dari itu, pemerintah dan sektor industri nasional perlu meningkatkan aspek penguasaan teknologi, sebab hal ini menjadi kunci utama penentu daya saing di era digital ini. Pemerintah wajib mempercepat pembangunan infrastruktur digital nasional seperti jaringan internet dengan kecepatan tinggi, termasuk kemampuan platform digital.

Hal ini dapat didukung melalui kerjasama dan bantuan antara pemerintah, publik dan swasta, untuk dapat berinvestasi di teknologi digital seperti cloud, data center, security management dan infrastruktur broadband. Hal ini semua perlu dilakukan agar investor asing lebih tertarik lagi melakukan penanaman modalnya di Indonesia, membantu para siswa agar kegiatan belajar mengajar mereka menjadi lebih maksimal dikarenakan adanya fasilitas teknologi yang mendukung, memaksimalkan kompetensi pekerja agar memiliki kualitas dan kemampuan yang unggul, serta memotivasi para pengusaha agar dapat memanfaatkan digitalisasi seperti penjualan online e-commerce.

Penerapan Literasi Digital

Berkembangnya teknologi digital dan akses informasi dapat membawa dampak buruk sekaligus peluang bagi generasi saat ini, maka literasi digital menjadi salah satu solusinya. Kemampuan literasi digital merupakan suatu keterampilan yang melibatkan keterampilan mengolah informasi dengan akurat dari berbagai sumber, keterampilan individu untuk bersosialisasi, memiliki pemikiran kritis sebagai salah satu kompetensi digital, serta berkomunikasi secara etis dengan orang lain dalam berbagai bentuk media. Empat pilar literasi ini penting bagi pengguna perangkat teknologi informasi dan komunikasi agar dapat menggunakannya secara aman, beretika, dan optimal, yakni digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety. Terdapat berbagai program nyata literasi digital seperti cyber ??creation dan kelas inklusif berdayakan cyber ??creation khusus untuk masyarakat kurang mampu, terdepan, terluar (3T), penyandang disabilitas dan lansia.

Contohnya, di New York, Amerika Serikat, telah memanfaatkan transformasi digital di bidang keamanan dengan cara menerapkan penggunaan Domain Awareness System (DAS) oleh para New York Police Department (NYPD). Dengan adanya aplikasi serta software yang dapat membantu tugas kepolisian New York dalam melacak kejahatan digital di sosial media maupun terorisme, menjadi lebih efisien. Sementara di Jepang, salah satu perwujudan keamanan digital yaitu sebuah teknologi dari perusahaan keamanan Jepang bernama ‘Secom’, berupa sebuah penjaga keamanan digital berbentuk robot, bertugas melakukan pendeteksi kejahatan dalam dunia maya maupun nyata.

Memasuki era society 5.0, teknologi digital, persaingan bisnis, dan pembangunan telah mengalami transformasi dan bergeser pada penguasaan teknologi informasi. Tentunya transformasi digital membutuhkan kompetensi angkatan kerja yang memiliki skill digital yang up to date, dikarenakan dalam beberapa tahun lagi, berbagai pekerjaan dapat hilang dan digantikan oleh teknologi dan mesin. Untuk itu, pemerintah perlu memprioritaskan kualitas sumber daya manusia dengan melakukan berbagai program, industri di Indonesia juga idealnya perlu menyiapkan sumberdaya yang handal dan berkualitas untuk dapat memenuhi lompatan besar ini. Tidak hanya itu, masyarakat Indonesia sendiri harus memiliki inisiatif untuk terus mau berkembang, belajar untuk memiliki mindset maju dan terbuka sehingga tidak akan tertinggal dengan perkembangan zaman dan tenggelam dalam arus. ??

Pemerintah, dunia industri, maupun masyarakat harus memiliki kesadaran untuk mengubah pikiran negatif, ketakutan terhadap cepatnya perkembangan industri, serta paradigma jika teknologi itu sulit. Transformasi digital akan terus berkembang dengan cepat, tidak akan ada yang mampu menghentikan laju teknologi, kita hanya memiliki dua pilihan: terus belajar dan ikut maju bersama mengikuti perkembangan zaman, atau diam, mengeluh, dan tertinggal.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//