• Narasi
  • Kisah Tim Kurcaci dari Hindia Belanda di Piala Dunia 1938

Kisah Tim Kurcaci dari Hindia Belanda di Piala Dunia 1938

Hindia Belanda ternyata adalah negara Asia pertama yang berhasil lolos ke Piala Dunia. Tim sepak bola Hindia Belanda berlaga di Piala Dunia 1938 di Prancis.

Alda Agustine Budiono

Pemerhati Sejarah dan Pengajar Bahasa Inggris

Kedua kapten, Nawir dan Saorsi bersalaman di depan wasit Roger Conne sebelum pertandingan antara Hindia Belanda lawan Honggaria. (Bataviaasch nieuwsblad, 13 Juni 1938; Sumber: delpher.nl)

15 Mei 2024


BandungBergerak.id – Tim Nasional Indonesia U-23 baru saja mencatatkan sejarah luar biasa dengan menjadi semifinalis Piala Asia tahun 2024. Sayangnya, Garuda Muda terpaksa menyerah 2-0 melawan Uzbekistan dan gagal melaju ke final. Namun perjuangan Rafael Struick dan kawan-kawan tidak bisa diremehkan, seperti para pendahulu mereka di masa kolonial.

John Pattiwael bercerita, “Yang saya ingat, kakek pernah mencetak gol ke gawang Hungaria, tapi dianulir wasit.”  Kakek John, Isaac Pattiwael, adalah seorang pemain sepakbola yang pernah memperkuat Hindia Belanda di Piala Dunia 1938 di Prancis.

Stadion Velodrome (sekarang Stadion Auguste Delaune) di kota Reims, dekat Paris, menjadi saksi bagaimana tim ini dicukur habis oleh Hungaria 0-6 dalam laga hidup-mati yang digelar pada 5 Juni 1938,  sehingga harus angkat koper lebih awal. Kekalahan ini bukan tanpa perlawanan. Isaac Pattiwael, gelandang sayap, berhasil mengoyak gawang Hungaria yang dijaga oleh kiper Antal Szabo.

Iklan pertandingan sepakbola Hungaria lawan Hindia Belanda. (De Indische courant, 2 Juni 1938; Sumber: delpher.nl)
Iklan pertandingan sepakbola Hungaria lawan Hindia Belanda. (De Indische courant, 2 Juni 1938; Sumber: delpher.nl)

Baca Juga: Kala Sepak Bola Bikin Penguasa Turun Tahta
Indonesia Kembali Berlaga di Turnamen Dunia Sepak Bola Jalanan (Homeless World Cup) 2023
Mengulas Sepak Bola di Bandung, dari Alat Perjuangan hingga Klub-klub selain Persib

Tim Sepak Bola Hindia Belanda

Walaupun kalah, tim Hindia Belanda, yang terdiri dari suku Jawa, Maluku, Tionghoa, Indo-Belanda, serta pelatih mereka, Johannes Christoffel van Mastenbroek,  menuai pujian. Media Prancis, L’equipe, yang menyebut bahwa gaya bermain tim ini atraktif. Harian London, The Times, menulis bahwa  para pemain depan sangat luar biasa, tapi pertahananya lesu, karena tidak dijaga ketat.

Wartawan Belanda, CJ Groothoff, yang meliput langsung, menulis, seperti dikutip di situs geschiedenis 24.nl, bahwa di babak pertama, Tim Hindia Belanda kurang bisa mengembangkan permainan sehingga pertandingan berjalan sedikit tidak seimbang.

Namun di babak kedua mereka mulai berani menyerang dan bermain terbuka.

Salah satu bintang tim Hungaria, Gyorgi Sarosi, bahkan mengakui kalau pertandingan melawan Hindia Belanda agak berat. Dia tidak menyangka akan mendapatkan perlawanan sengit. Menurutnya, beberapa pemain, seperti Sutan Anwar, Hans Taihuttu, Isaac "Tjaak" Pattiwael, serta Suwarte Soedarmadjie, bermain bagus. Kiper Mo Heng Tan pada awalnya kurang percaya diri, tapi kemudian membaik penampilannya. Kapten tim, Achmad Nawir, ternyata adalah seorang akademisi bergelar doktor dan berkacamata. Disebutkan bahwa rata-rata pemain Hindia Belanda bertubuh pendek. “Bien trop petite’  (terlalu kecil) demikian kata seorang reporter Prancis, seperti dikutip The Times.

Tim Hindia Belanda mampu menarik perhatian sekitar 9.000 penonton yang memadati Stadion Velodrome karena sikap mereka yang begitu sopan, seperti memberi salam hormat. Sayangnya, setelah kemerdekaan Indonesia tahun 1945, Tim Kurcaci mulai memudar popularitasnya, juga tidak didukung oleh masyarakat Indonesia. Pada tahun 1956, tim ini dibubarkan. Sebagian pemainnya bergabung ke berbagai klub sepakbola di Tanah Air, sebagian lainnya memilih pulang ke Belanda.

Hindia Belanda ternyata adalah negara Asia pertama yang berhasil lolos ke Piala Dunia. Walaupun tidak resmi tercatat, Isaac Pattiwael selalu saja menceritakan kisah ini kepada anak, cucu, dan orang-orang terdekatnya, sambil menunjukkan foto-foto lama dari momen bersejarah itu. Seandainya masih hidup (meninggal 16 Maret 1987 di usia 73 tahun), tentu beliau akan bangga menyaksikan prestasi Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 tahun 2024 ini, yang diasuh oleh pelatih bertangan dingin asal Korea, Shin Tae-yong.

Pertandingan Hindia Belanda melawan Hongaria. (Bataviaasch nieuwsblad, 13 Juni 1938; Sumber: delpher.nl)
Pertandingan Hindia Belanda melawan Hungaria. (Bataviaasch nieuwsblad, 13 Juni 1938; Sumber: delpher.nl)
Susunan Tim Pemain Sebak Bola Hindia Belanda

Berikut susunan pemain Tim Hindia Belanda di Piala Dunia 1938

Kiper: Tan "Bing" Mo Heng (HCTNH Malang), Jack Samuels (Hercules Batavia)

Belakang: Dorst, J. Harting Houdt Braaf Stand (HBS Soerabaja), Frans G. Hu Kon (Sparta Bandung), Teilherber (Djocoja Djogjakarta)

Tengah: G.H.V.L. Faulhaber (Djocoja Djogjakarta), Frans Alfred Meeng (SVBB Batavia), Achmad Nawir (HBS Soerabaja), Anwar Sutan (VIOS Batavia), G. van den Burgh (SVV Semarang)

Depan: Tan Hong Djien (Tiong Hoa Soerabaja), Tan See Han (HBS Soerabaja), Isaac "Tjaak" Pattiwael (VV Jong Ambon), Suvarte Soedarmadji (HBS Soerabaja), M.J. Hans Taihuttu Voetbal Vereniging (VV Jong Ambon Tjimahi), R. Telwe (HBS Soerabaja), Herman Zomers (Hercules Batavia)

Pelatih: Johannes Mastenbroek (Belanda)

*Kawan-kawan dapat membaca lebih lanjut tulisan-tulisan Alda Agustine Budiono, atau artikel-artikel lain tentang sejarah

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//