• Opini
  • Naik-naik ke Puncak UKT, Jalan Terjal Menuju Sarjana

Naik-naik ke Puncak UKT, Jalan Terjal Menuju Sarjana

Setiap orang seharusnya memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan tinggi tanpa terhalang oleh masalah biaya.

Fahrullah

Penjaga lapak Perpusjal Baca Kami

Ilustrasi komersialisasi pendidikan Uang Kuliah Tunggal (UKT). (Ilustrator: Bawana Helga Firmansyah/BandungBergerak.id)

26 Mei 2024


BandungBergerak.id – Mahasiswa sering menghadapi banyak masalah dalam perjalanan menuju gelar sarjana. Peningkatan Uang Kuliah Tunggal (UKT) adalah salah satu masalah terbesar. Perjalanan ini penuh dengan tantangan seperti mendaki gunung, "jalan terjal" menuju sarjana, mengungkap fakta di balik kenaikan UKT, dan mencari cara agar pendakian ini lebih mudah dan murah bagi semua orang.

Universitas harus bertanggung jawab atas biaya operasional yang terus meningkat. Investasi besar diperlukan untuk peningkatan teknologi pendidikan, peningkatan gaji dosen dan staf, dan perawatan fasilitas. Ketika biaya-biaya ini meningkat, UKT juga meningkat.

Sering kali, subsidi pemerintah untuk pendidikan tinggi tidak cukup untuk menutupi semua biaya operasional kampus. Akibatnya, perguruan tinggi harus mencari cara lain untuk mendapatkan uang, seperti menaikkan UKT. Namun, mahasiswa dan keluarga harus menanggung beban tambahan karena pengurangan subsidi ini.

Biaya hidup dan operasional kampus juga dipengaruhi oleh inflasi dan kenaikan harga bahan pokok. Untuk mengimbangi kenaikan biaya, perguruan tinggi harus menyesuaikan UKT. Ini pada akhirnya akan berdampak pada mahasiswa.

Baca Juga: Biaya Kuliah Melambung Menjadikan Pelajar Miskin Bingung
Haruskah Mahasiswa Indonesia Terjerat Pinjol Uang Kuliah seperti di Amerika Serikat?
Menaikkan Uang Kuliah Tunggal, Melupakan Amanat Undang-undang

Dampak Kenaikan UKT

Banyak calon mahasiswa dari keluarga miskin harus berpikir dua kali sebelum melanjutkan karena Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tinggi. Beberapa bahkan terpaksa mengurungkan niatnya untuk kuliah karena tidak dapat membayar biaya.

Mahasiswa dengan UKT tinggi sering menghadapi stres dan tekanan finansial. Mereka harus mencari cara untuk membayar kuliah, yang kadang-kadang mengganggu konsentrasi dalam belajar dan kesehatan mental.

Banyak mahasiswa memilih untuk bekerja paruh waktu untuk mengatasi beban finansial. Namun, pekerjaan ini sering mengganggu waktu belajar dan berdampak negatif pada prestasi akademik.

Ketika UKT tinggi, orang tua mahasiswa sering harus mengorbankan kebutuhan lain atau mencari sumber pendapatan tambahan untuk membiayai pendidikan anak, yang menambah tekanan ekonomi pada keluarga.

Keluarga yang mengeluarkan banyak uang untuk pendidikan harus menurunkan pengeluaran untuk kebutuhan lain seperti kesehatan, perumahan, dan kebutuhan sehari-hari untuk memastikan anak mereka tetap pergi ke sekolah. Ini dapat berdampak pada kesejahteraan keseluruhan keluarga.

Adakah Cara Menekan Kenaikan UKT?

Agar beban UKT tidak sepenuhnya ditanggung oleh mahasiswa, pemerintah harus meningkatkan anggaran pendidikan dan memberikan subsidi yang lebih besar untuk perguruan tinggi. Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan lebih banyak beasiswa untuk siswa yang kurang mampu.

Penggunaan dana perguruan tinggi yang efisien dan akuntabel dapat membantu mengurangi biaya operasional dan menekan kenaikan UKT. Pengelolaan dana yang transparan juga dapat meningkatkan kepercayaan mahasiswa dan masyarakat terhadap pengelolaan dana kampus.

Teknologi dalam pendidikan, administrasi, dan manajemen kampus dapat mengurangi biaya operasional. Misalnya, penggunaan platform online untuk administrasi dan kuliah dapat mengurangi kebutuhan akan fasilitas fisik yang mahal. Teknologi juga dapat membuat proses belajar lebih murah dan efisien.

Mahasiswa dan keluarga terkena dampak kenaikan UKT, yang disebabkan oleh peningkatan biaya operasional kampus, pengurangan subsidi pemerintah, dan inflasi. Akibatnya, mahasiswa menghadapi tantangan dalam akses ke pendidikan, stres finansial, dan mengorbankan kebutuhan lainnya.

Untuk mengatasi UKT yang tinggi, pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat harus bekerja sama. Solusi termasuk subsidi yang memadai, pemanfaatan teknologi, dan transparansi pengelolaan dana. Semua pihak harus bekerja sama untuk menemukan cara untuk meringankan beban mahasiswa.

Upaya bersama dapat mengurangi beban UKT sehingga pendidikan tinggi menjadi lebih terjangkau bagi semua orang. Ini akan memberikan peluang yang lebih besar bagi generasi muda untuk mencapai cita-citanya dan berkontribusi pada kemajuan bangsa. Semua orang harus memiliki kesempatan yang sama untuk melanjutkan pendidikan tinggi tanpa terhalang oleh masalah biaya.

Sebagai contoh, banyak mahasiswa yang harus bekerja paruh waktu untuk membayar UKT mereka dan mengorbankan waktu mereka untuk belajar. Cerita-cerita ini menunjukkan betapa mendesak masalah ini untuk diselesaikan segera. Mahasiswa saat ini adalah pahlawan yang patut dihargai dan didukung karena terus berjuang meskipun dihadapkan pada UKT yang tinggi.

Untuk memastikan kesempatan yang sama untuk pendidikan tinggi, pemerintah, masyarakat, dan perguruan tinggi harus bekerja sama untuk mencapai solusi. Katanya menuju Indonesia emas tapi kenapa pendidikan itu tersier?

Setiap orang berhak atas pendidikan. Pastikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan tinggi tanpa terhalang oleh masalah biaya dengan bekerja sama. Ini adalah langkah besar menuju masa depan yang lebih cerah dan adil bagi semua orang. Salah satu investasi terbaik yang dapat kita lakukan untuk masa depan adalah pendidikan.

*Kawan-kawan bisa membaca artikel-artikel lain tentang Pendidikan atau UKT

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//