Jalan Menuju Pangalengan Rusak Parah, Mengganggu Perekonomian Warga dan Akses Pariwisata
Warga Pangalengan mengeluhkan belum ada upaya serius dari pemerintah untuk memperbaiki jalan yang rusak. Warga sempat menambal jalan pakai bata merah.
Penulis Awla Rajul29 Mei 2024
BandungBergerak.id - Keelokan Pangalengan, salah satu spot andalan wisata di Bandung Raya pudar akibat jalanannya tak ikut bersolek. Masyarakat Pangalengan mengeluhkan kondisi jalan rusak, berlubang, tidak rata, dan tidak dibenahi oleh pemerintah. Padahal, infrastruktur ini penunjang penting bagi perekonomian warga dan sektor pariwisata.
Salah satu warga Pangalengan, Adila Kamilia (24 tahun) mengeluhkan, jalan di Pangalengan sudah sejak lama dalam kondisi rusak parah, tidak rata, berlubang, dan banyak tambalan yang telah rusak. Diperkirakan, jalan rusak di Pangalengan sudah jamak terjadi sejak sebelum Pandemi Covid-19.
“Sangat mengganggu, khususnya untuk pengendara, karena bisa merusak, bikin sering service kendaraan,” keluh Adila saat dihubungi BandungBergerak.id, Sabtu, 25 Mei 2024.
Pengusaha muda ini menyebutkan, memang sudah ada upaya dari pemerintah untuk memperbaiki jalan rusak. Namun ia menilai perbaikan itu belum maksimal bahkan tanggung. Beberapa waktu lalu, ada satu ruas jalan yang diperbaiki. Namun hanya satu bagian saja yang diperbaiki, sedangkan tak jauh di depannya, lubang-lubang maupun jalan rusak yang lain tidak disentuh perbaikan sama sekali.
Saking banyaknya keluhan akan jalan, Adila menyatakan, beberapa warga menambal sendiri jalanan yang berlubang dengan potongan batu bata. Aksi itu dinilai sebagai kegeraman dan sarkasme warga untuk menyentil pemerintah. “Belum ada follow up lagi tentang ini. Padahal udah benar-benar rusak dan banyaklah laporan-laporan mah.”
Adila juga berpendapat, kondisi jalan yang rusak akan sangat berpotensi menimbulkan kecelakaan. Terlebih saat hujan. Jalanan yang berlubang dan tidak rata akan digenangi air. Hal itu rentan membuat pengendara tergelincir karena jalanan yang basah dan berlubang.
“Bahkan kalau gede banget itu (lubang) kayak gak keliatan bahu jalan yang terendam air itu, bisa langsung jatuh kendaraannya,” ungkap Adila. “Jadi kecelakaan tanpa rusak aja udah pernah kejadian, apalagi ditambah jalannya yang rusak. Jalan yang rusak kan cukup mengganggu keseimbangan,” kata Adila.
Kondisi ini sangat memprihatinkan dan mempengaruhi sektor pariwisata yang dibanggakan Pangalengan. Jalanan yang rusak menjadi pertimbangan wisatawan untuk mendatangi tempat wisata. Ia menegaskan, kondisi jalan menjadi salah satu penentu kenyamanan wisata di Bandung selatan. Sehingga hal ini perlu segera dilakukan perbaikan.
“Di beberapa ulasan, kalau mau pergi ke tempat di daerah Pangalengan, pasti selalu ada pertanyaan ‘jalannya gimana?’ Itu pasti ada pertanyaan begitu. Menurut saya ini mengindikasikan, kalau banyak orang itu taunya jalan di Pangalengan itu memang jelek banget. Jadi untuk orang yang mau main ke Pangalengan itu, mau wisata jadi mikir lagi, jalannya gimana,” terangnya.
Jumlah jalan rusak di Pangalengan memang terlalu banyak. Adila maklum perbaikan harus memakan waktu yang lama. Namun begitu, ia mendorong pemerintah untuk terus berprogres melakukan perbaikan yang menyeluruh.
“Yang penting ada progresnya sih, dan jangan setengah-setengah. Itu kebanyakan setengah-setengahnya itu yang sampai tengahnya disisain tetap rusak, itu agak gimana ya, mending diberesin sekalian. Kalau emang mau diberesin sedikit dulu, beresin nyambung, jangan di tengah-tengahnya kosong, bolong gitu,” sarannya.
Pariwisata Elite, Jalan Sulit
Pantauan BandungBergerak.id di lokasi, jalan rusak di Pangalengan yang paling kentara terlihat di ruas Jalan Raya Pangalengan – Pintu. Jalanan rusak terdapat di depan Pasar Wisata Pangalengan, Polsek Pangalengan dan seterusnya. Jalan rusak dan berlubang ini bahkan mudah saja ditemui ketika berselancar di internet melalui Google View Street.
Seorang warga Pangalengan lainnya, Yahya juga mengeluhkan hal serupa. Ia menyebut, jalanan Pangalengan setiap pekan dilalui oleh berbagai macam bis pariwisata, masyarakat, dan kendaraan wisatawan. Kalaupun ada pengecoran untuk menambal jalan yang rusak, ia menilai kualitas pengecorannya tidak cukup baik.
“Saya sebagai warga Pangalengan, beberapa tamu yang berwisata pada mengeluh, kok jalannya begitu, apalagi kalau musim hujan. Satu sisi mengejar sektor wisata, sisi lain infrastruktur jalan gak diperbaiki, gimana?” ungkapnya retoris kepada BandungBergerak.id ketika ditemui di Pangalengan, Minggu, 19 Mei 2024.
Jalan rusak dapat ditemui dari terminal Pangalengan, Bundaran, hingga ke arah Pintu. Yahya bahkan mengaku pernah menempuh waktu perjalanan selama satu jam dengan jarak tempuh sekitar 11 kilometer, dari Pangalengan ke Pemandian Air Panas Cibolang. Durasi waktu yang lama itu terhambat akibat jalanan yang rusak.
Yahya mengkritik sektor wisata sangat menunjang pendapat asli daerah (PAD). Namun mengapa infrastruktur jalannya tidak kunjung diperbaiki untuk meningkatkan potensi pariwisata pula.
“Sudah banyak yang mengeluhkan dan kurang ditanggapi. Belum ada tindak lanjutnya. Malah tadi ada yang ditambah pake tanah, aduh. Ini tempat wisata, apalagi ini kan dekat dengan ibukota provinsi. Sementara sektor wisata itu kan sangat menunjang,” tambah Yahya.
Baca Juga: Sederet Jalan Rusak di Kota Bandung, Beberapa Titik Menyebabkan Kecelakaan Pemotor
Keluhan Warga Bogor dan Garut, Jalan Provinsi Jabar Rusak dan Berlubang
Jalan Rusak di Pinggiran Bandung Luput dari Proyek Pemeliharaan
3 Kali Lelang Konstruksi
BandungBergerak.id mencoba mengkonfirmasi persoalan ini kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung Zeis Zultaqwa. Pesan permohonan konfirmasi dan wawancara yang dikirim pukul 2 siang, Senin, 27 Mei 2024 tidak dibalas. BandungBergerak.id kemudian menghubungi lagi pada Selasa, 28 Mei 2024 pagi. Hingga berita ini tayang belum ada tanggapan yang diterima.
Melalui penelusuran laman pelelangan tender proyek pemerintah Kabupaten Bandung, lpse.bandungkab.go.id, Jalan Pangalengan-Pintu pernah dilakukan pekerjaan konstruksi pada tahun 2014 dan 2015. Kedua paket tender ini dilelangkan oleh Dinas Bina Marga Kabupaten Bandung.
Pada tahun 2014, paket pekerjaan “Peningkatan Jl. Pangalengan – Pintu (RJ.G.05)” dimenangkan oleh ABHARTA yang beralamat di Jl. Raya Banjaran No. 107 dengan nilai tender sebesar 2,1 miliar rupiah. Adapaun pada tahun 2015, paket pekerjaan “Peningkatan Jl. Pangalengan – Pintu (RJ.D.03)” dimenangkan oleh BAROS PUTRA yang beralamat di Kp. Baros RT004/RW002, Arjasari dengan nilai tender sebesar 789.397.000 rupiah.
Pelelangan pekerjaan kontruksi Jl. Pangalengan – Pintu juga pernah dilelangkan melalui laman pelelangan tender pemerintah provinsi Jawa Barat. Melalui laman lpse.jabarprov.go.id, tender “Peningkatan Jl. Pangalengan – Pintu (RJ.VII.32)” pernah dilelangkan oleh Satker Bina Marga Kabupaten Bandung pada 2012 dengan nilai pagu paket sebesar 290 juta rupiah.
Tender ini dimenangkan oleh CV. KARYA REIHAN yang beralamat di Jl. Cipeer No. 30, RT05/RW04, Soreang dengan nilai tender sebesar 274.575.000 rupiah.
*Kawan-kawan dapat membaca tulisan-tulisan lain Awla Rajul, atau artikel-artikel lain tentang Jalan Rusak