Jalan Rusak di Pinggiran Bandung Luput dari Proyek Pemeliharaan
Kerusakan di sejumlah titik jalan selain menghambat aktivitas masyarakat, juga membahayakan pengguna kendaraan.
Penulis Bani Hakiki18 Desember 2021
BandungBergerak.id - Seiring meningkatnya laju pembangunan infrastruktur di Kota Bandung, banyak jalan di dalam kota yang justru terbengkalai pemeliharaannya. Berbagai kerusakan jalan mengakibatkan aktivitas warga tersendat, bahkan di beberapa titik menjadi langganan banjir.
Salah satu jalan yang sering kedapatan rusak yaitu akses antar Kecamatan Antapani dan Kecamatan Arcamanik. Ada sekitar 8 titik kerusakan besar di antara jalan yang menyambungkan kedua kecamatan tersebut. Sedangkan kerusakan jalan dengan skala lebih kecil lebih banyak lagi.
Tepat di sekitar Jembatan Cipamokolan, Jalan Cingised, mengalami kerusakan cukup parah. Akibatnya, sering terjadi kemacetan panjang. Selain itu, buruknya sistem drainase membuat daerah ini sering mengalami banjir, padahal wilayah tersebut menjadi jalur kereta api.
“Pernah ada kabar mau digusur tapi sampai sekarang warga mah bertahan aja,” kata Jaja Supardi, seorang petugas perbatasan lintasan kereta api di Jembatan Cipamokolan, Jumat (17/12/2021).
Sayangnya, jalan rusak di lokasi tersebut jarang mendapat perhatian dari pemerintah. Selama ini, warga sekitar lebih banyak mengandalkan uang patungan atau uas kas RT sekitar untuk memperbaiki jalanan yang rusak. Diketahui, lahan permukan di sekitar lintasan kereta itu diakui sebagai wilayah PT. KAI. Lahan ini digarap warga sejak tahun 1990-an.
Merujuk situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Bandung, proyek pemeliharaan di Jalan Cingised terakhir dilakukan pada tahun 2015 lalu. Nilai harga perkiraan sendiri (HPS) untuk tender ini sekitar 932 juta Rupiah. Tendernya dinyatakan selesai dengan nilai kontrak terkoreksi mencapai 725 juta Rupiah.
Tender perbaikan Jembatan Cipamokolan, Jalan Cingised, dan Jalan Parakat saat itu diikuti oleh 37 peserta dan dimenangkan oleh CV. Citra Raya yang beralamat di Jalan Kurdi Timur No.23, Bandung. CV. Menariknya, Citra Raya banyak memenangkan proyek tender kontruksi yang diselenggarakan Pemkot Bandung. Tahun ini, perusahaan ini tercatat di LPSE Kota Bandung sebagai pemenang tiga tender proyek kontstruksi dengan nilai kontrak 824 juta Rupiah.
Namun ada yang janggal mengenai alamat CV. Citra Raya. Perusaan ini memiliki alamat yang sama dengan perusahaan Ariesta Karya, pemenang tender dengan nilai kontrak 3,8 miliar Rupiah Jalan Dago (Ir. H. Huanda).
Bandungbergerak.id pada Selasa (15/12/2021) menyambangi alamat tersebut, di sana berdiri rumah yang terpantau sepi, tidak tampak aktivitas sebagaimana kantor umumnya. Sementara nomor telepon Ariesta Karya yang beralamat sama dengan alamat CV. Citra Raya, tidak aktif.
Bandungbergerak.id telah menghubungi Kepala DPU Kota Bandung, Didi Ruswandi, pada Selasa (14/12/2021) dan Jumat (17/12/2021), namun belum mendapat tanggapan.
Kembali ke kerusakan Jalan Cingised, sepengetahuan Jaja Supardi, sudah lama tidak pernah ada perubahan atau perbaikan jalan yang signifikan di sekitar wilayah ini. Sementara kondisi aspal di sepanjang Jalan Parakan Saat cenderung semakin rusak dari tahun ke tahun.
“Ini (kerusakan) terus manjang sampai ke jalan tembus ke (terminal) Antapani, belum yang ke (Jalan) Soekarno-Hatta. Setiap tahun rusak, setiap tahun dibenerin,” ungkapnya.
Khusus pemeliharaan di Jalan Parakan Saat, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung juga pernah melelang proyek perbaikan pada tahun 2016. Situs LPSE Kota Bandung mencatat, nilai HPS untuk tender ini dibandrol sebesar 466 juta Rupiah dengan hasil harga terkoreksi sekitar 465 juta Rupiah. PT. Purwa Cipta Madya yang berlokasi di Jalan Karang Anyar II No.106, Bandung keluar sebagai pemenang di antara 50 peserta lainnya.
Proyek yang sama kembali digulirkan pada 2019 lalu, dimenangkan CV. Kurniawan Putra yang bermaskas di Jalan Cijawura Hilir No.10, Bandung dari 59 peserta. Nilai kontraknya mencapai 453 juta rupiah tapi kerusakan masih terus terlihat mulai dari Jalan Cibodas Raya hingga sepanjang Jalan Jajaway.
Baca Juga: Jalan Dago Kembali Bertabur APBD, Sementara Jalur Sepeda Menghilang
Tender Ganjil Pembelajaran Daring Kota Bandung
Perbaikan Jalan tidak Optimal
Sejumlah kerusakan jalan terjadi pula di pinggiran Bandung lainnya, yakni sekitar Kecamatan Cibiru. Salah satunya di Jalan Desa Cipadung. Kerusakan pertama dapat terlihat sekitar 100 meter ke wilayah utara kampus Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati, setelah melintasi SMA Krida Nusantara.
Lokasi ini cukup berbahaya bagi para pengendara sepeda motor. Pasalnya, lokasi jalanan dengan bidang yang cukup curam ini sering kali terjadi kecelakaan minor jika terjadi kemacetan, terutama untuk kendaraan yang sedang menanjak. Kemacetan tersebut disebabkan kerusakan jalan yang cukup besar dan tersebar di sejumlah titik.
Ketua RT 04 wilayah RW 02 Kelurahan Cipadung, Muhammad Farhan, mengungkapkan bahwa sejauh ini perbaikan jalan hampir tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Sejumlah perbaikannya selama ini mengandalkan kesadaran warga sekitar.
“Kalau perbaikan dari kecamatan pernah ada tapi jaraknya terbatas, sebelumnya ini rusaknya lebih panjang, lebih banyak. Tapi, perbaikan-perbaikan yang dulu gak pernah optimal,” ungkapnya saat ditemui di sekitar Jalan Desa Cipadung, Jumat (17/12/2021).
Beralih ke kecematan tetangga, kerusakan juga terpantau banyak terlihat di sekitar Jalan Ciporeat, Kecamatan Ujung Berung. Mayoritas kerusakannya berupa jalanan berlubang yang ditambal seadanya dengan bebatuan. Tetapi bebatuan tersebut akhirnya malah berserakan.
Jalan Ciporeat yang termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Pasanggrahan ini seharusnya mendapat perhatian khusus dari Pemkot Bandung. Sebelumnya, Pemkot Bandung pernah berwacana membangun sebuah Agrowisata seluas 12,7 hektar dengan nilai proyek ditaksir mencapai 4,5 miliar Rupiah, namun proyek ini terbengkalai hingga kini.
Kerusakan jalan kemudian terlihat di sekitar Kecamatan Rancasari. Mayoritas kerusakan di daerah ini merupakan titik banjir dan bantaran sungai. Kerusakan yang paling mencolok berada di sepanjang Jalan Inspeksi Cidurian dan Jalan Mercury Timur yang saling berhadapan.
“Ada (perbaikan) mah ada dari dulu juga, udah sering tapi gitu weh rusak lagi, rusak lagi. Kalau air sungai (meluap) naik ini jalan-jalan yang bolong gak kelihatan,” ujarnya ketika ditemui di salah satu pangkalan ojek sekitar, Jumat (17/12/2021).
Warga mendesak agar segera ada perbaikan untuk akses yang menjadi jalur alternatif lintas kecamatan itu. Meskipun demikian, belum ada proyek pemeliharaan di keempat jalan ini, tidak ada informasi lelang di situs LPSE Kota Bandung.
Proyek Tol Melibas Drainase Jalan
Masalah serupa terjadi di batas Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Tepatnya di wilayah Kecamatan Buah Batu, di antara Jalan Cijawura Hilir dan perbatasan menuju Kabupaten Bandung, Jalan Ciganitri.
Lokasi tersebut sering kali jadi jalur lintasan truk-truk besar. Menurut warga sekitar, bobot truk yang melintasi jalan tersebut diperkirakan tidak sebanding dengan kekuatan jalan, sehingga banyak aspal yang mengelupas dan menjadi lubang.
Diduga truk-truk tersebut merupakan kendaraan proyek pembangunan Tol Padaleunyi. Ketua RW 09 Kelurahan Margasari, Giri Sunarya menuturkan, truk-truk tersebut sering membuat drainase warga sekitar tersendat. Akibatnya, wilayah ini menjadi salah satu langganan banjir setiap musim hujan.
“Sebenarnya karean sering rusak, jalan juga sering perbaikan malah semaking tinggi sekarang. Tapi, banjirnya justru semakin tinggi juga soalnya selokan-selokan justru malah tersumbat,” ungkapnya ketika ditemui di sekitar Jalan Ciganitri.