Seniman Bandung Menyerukan Hari Berkabung Internasional atas Pengeboman di Rafah
Pembantaian di Rafah mendorong seniman Bandung kembali turun ke jalan. Negara-negara peserta Konferensi Asia Afrika berkewajiban mendukung kemerdekaan Palestina.
Penulis Linda Lestari31 Mei 2024
BandungBergerak.id - Seniman Bandung menyatakan sikap atas tindakan Israel pada Palestina melalui aksi solidaritas Rabu malam, 29 Mei 2024. Aksi dilakukan di monumen solidaritas Asia Afrika sebagai bentuk respons atas pembantaian yang dilakukan Israel ke tenda pengungsian di Rafah 26 Mei lalu. Atas peristiwa tersebut, 26 Mei kemudian ditetapkan sebagai Hari Berkabung Internasional.
“Tepat di 26 Mei karena terjadi adanya pembantaian di camp Rafah itu yang menjadi respons kami bahwa hari berkabung internasional ditetapkan pada tanggal 26 Mei,” ucap Wanggi, seniman pantomim, kepada media.
Rangkaian aksi ini berupa pernyataan sikap, doa bersama, penampilan musik dan puisi dari para seniman. Nyala lilin turut mewarnai aksi ini sebagai bentuk berkabung untuk rakyat Palestina.
Salah satu peserta aksi, Hanfa mengatakan aksi solidaritas untuk Palestina dimulai sejak awal Maret. Aksi ini merupakan gabungan dari para seniman, pekerja budaya serta warga sipil sebagai bentuk solidaritas dan empati kemanusiaan untuk rakyat Palestina.
Menurut Hanfa, kawasan Asia Afrika, Bandung dipilih sebagai lokasi aksi karena memiliki esensi sejarah tersendiri. Ia menyebut Konferensi Asia Afrika 1955 merupakan aksi antikolonialisme pertama yang terjadi atas bentuk solidaritas antarnegara. Menurutnya kemerdekaan Palestina adalah salah satu tanggung jawab dari Konferensi Asia Afrika. Namun sampai sekarang Palestina masih belum merdeka.
Baca Juga: Palestina dan Netizen yang Nirempati dalam Bermedsos
Aksi Longmars Rakyat Bandung untuk Palestina
Pameran Seni Menolak Genosida Israel di Tanah Palestina
“Kita di Bandung secara sejarah punya kewajiban untuk mendukung mereka,” tuturnya.
Hanfa menjelaskan selama puluhan tahun Palestina dijajah dan dalam 8 bulan terakhir intensitas pembantaian meningkat. Sudah banyak tuntutan sanksi dan gencatan senjata dari hukum internasional, namun Israel membalasnya dengan mengebom pengungsian Rafah. Menurutnya aksi ini sebagai bentuk dari amarah atas tindakan Israel.
Salah satu seniman yang turut hadir pada aksi ini, Om Tris menampilkan musik dengan judul “For Unity and Peace” sebagai bentuk seruan untuk perdamaian. Menurutnya sudah menjadi kewajiban bagi karya seni untuk terus menyuarakan dan menjadi corong penentang penindasan, melawan penjajahan serta memperjuangkan hak asasi manusia.
Om Tris mengatakan, perdamaian dan kemerdekaan harus sering digaungkan, terlebih sebagai warga Bandung yang memiliki Dasasila. Hal ini juga telah disebut dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Sudah menjadi tanggung jawab seluruh bangsa Indonesia untuk mendorong perdamaian dunia, apalagi Palestina sebagai negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
*Kawan-kawan dapat membaca tulisan-tulisan lain Linda Lestari, atau artikel-artikel lain tentang Palestina