• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Menimbang Peran Media dalam Menghadapi Krisis Kemanusiaan di Indonesia

MAHASISWA BERSUARA: Menimbang Peran Media dalam Menghadapi Krisis Kemanusiaan di Indonesia

Media berperan penting menginformasikan, mengedukasi, dan menggerakkan masyarakat serta pemerintah untuk bertindak. Dukungan pada kebebasan pers menjadi prioritas.

Linda Nur Intani

Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung

Ilustrasi kebebasan pers dan kebebasan sipil, 2023. (Ilustrator: Bawana Helga Firmansyah/BandungBergerak.id)

25 Juni 2024


BandungBergerak.id – Indonesia dengan keberagaman etnis dan geografisnya tidak terlepas dari berbagai krisis kemanusiaan yang membutuhkan perhatian serius. Bencana alam, konflik sosial, hingga masalah kesehatan, dan pendidikan adalah beberapa isu utama yang menimbulkan krisis kemanusiaan di Indonesia. Di Tengah tantangan ini, media memiliki peran penting dalam mengungkap realitas, memberikan informasi, dan menggerakkan aksi. Artikel ini membahas bagaimana media di Indonesia menghadapi tantangan ini dan pentingnya peran mereka dalam menanggulangi situasi tersebut.

Indonesia dikenal sebagai negara yang rawan bencana alam. Gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, dan banjir adalah beberapa contoh bencana yang kerap melanda. Media berperan penting dalam memberikan informasi terkini dan akurat kepada masyarakat. Sebagai contoh, saat tsunami melanda Aceh pada tahun 2004, media lokal dan internasional bekerja sama untuk menyebarkan berita dan menggalang bantuan.

Media di Indonesia, seperti Kompas dan Tempo, sering kali menjadi sumber utama informasi bagi masyarakat dan pemerintah. Mereka tidak hanya melaporkan kejadian, tetapi juga mengangkat cerita korban, dan menginformasikan kepada publik tentang skala kehancuran dan kebutuhan mendesak para korban. Liputan mereka yang mendalam tentang kondisi di lapangan membantu memobilisasi bantuan dari dalam dan luar negeri, serta mengedukasi masyarakat tentang tindakan pencegahan.

Namun, melaporkan bencana alam bukan tanpa tantangan. Jurnalis sering kali harus bekerja dalam kondisi berbahaya dan serba kekurangan. Selain itu, memastikan informasi yang akurat dan menghindari penyebaran berita palsu menjadi tantangan tersendiri, terutama di era digital saat ini.

Selain itu, konflik sosial juga menjadi salah satu penyebab krisis kemanusiaan di Indonesia, seperti Papua dan Ambon, menciptakan krisis kemanusiaan yang signifikan. Media memiliki peran ganda, yaitu sebagai pelapor dan sebagai agen perdamaian. Namun, pelaporan konflik sering kali harus dihadapi dengan kehati-hatian ekstra. Misalnya, laporan tentang konflik di Papua oleh media seperti BBC Indonesia dan Al Jazeera misalnya sering kali mendapat tekanan karena sensitivitas isu tersebut.

Media harus memastikan bahwa laporan mereka tidak hanya akurat tetapi juga tidak memperburuk ketegangan. Dengan menyoroti penderitaan warga sipil dan kebutuhan akan resolusi damai, media dapat berkontribusi pada upaya mediasi dan perdamaian.

Baca Juga: MAHASISWA BERSUARA: Gerakan All Eyes on Papua untuk Keadilan di Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi
MAHASISWA BERSUARA: Paylater Mendukung Pelaku Usaha tapi Menghambat Pertumbuhan Ekonomi?
MAHASISWA BERSUARA: Mencermati Generasi Z sebagai Pendorong Kesetaraan Gender dalam Dunia Bisnis

Melaporkan Konflik

Pelaporan konflik memerlukan kehati-hatian ekstra. Media harus menghindari bias dan memastikan bahwa semua pihak yang terlibat diberikan suara. Selain itu, penting untuk memanusiakan para korban dan bukan sekadar menyajikan mereka sebagai statistik.

Selain disebabkan oleh bencana alam dan konflik sosial, krisis kemanusiaan juga mencakup masalah kesehatan dan pendidikan. Pandemi Covid-19 menjadi contoh nyata di mana media berperan sebagai penyampai informasi vital mengenai protokol kesehatan, data penularan, dan kebijakan pemerintah.

Media seperti CNN Indonesia dan The Jakarta Post misalnya berperan penting dalam menyampaikan informasi ini, karena media juga berfungsi sebagai pengawas. Ketika ada ketimpangan distribusi bantuan atau penyalahgunaan dana, media sering kali menjadi yang pertama mengungkapkan hal tersebut, sehingga mendorong pemerintah dan organisasi terkait untuk bertindak lebih transparan dan bertanggung jawab.

Masalah akses pendidikan di daerah terpencil juga menjadi fokus media. Liputan tentang kurangnya fasilitas pendidikan dan keterbatasan akses ke teknologi di daerah-daerah terpencil membantu meningkatkan kesadaran publik dan mendorong pemerintah untuk mengambil tindakan yang diperlukan.

Dari permasalahan yang diuraikan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa meski memiliki peran yang penting, media di Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan. Sensor, tekanan politik, dan ancaman terhadap kebebasan pers adalah beberapa hambatan yang sering ditemui.

Laporan dari Human Rights Watch dan Reporters Without Borders menunjukkan bahwa jurnalis di Indonesia sering kali menghadapi intimidasi dan kekerasan ketika melaporkan isu-isu sensitif. Media harus beroperasi di bawah ancaman sensor dan tekanan dari berbagai pihak yang berkepentingan. Ini menghambat kebebasan pers dan mempengaruhi kualitas laporan yang disajikan kepada publik.

Selain itu, di era digital ini, media sosial memiliki peran ganda. Di satu sisi, mereka mempercepat penyebaran informasi dan meningkatkan kesadaran publik. Di sisi lain, mereka juga menjadi sarana penyebaran misinformasi yang bisa memperburuk situasi. Media harus bekerja ekstra keras untuk memverifikasi informasi dan melawan penyebaran berita palsu.

Krisis kemanusiaan di Indonesia ini menuntut perhatian dan tindakan dari berbagai pihak, termasuk media. Media berperan penting dalam menginformasikan, mengedukasi, dan menggerakkan masyarakat serta pemerintah untuk bertindak. Meski menghadapi berbagai tantangan, media di Indonesia terus berusaha untuk melaporkan kebenaran dan mendorong perubahan positif.

Dukungan terhadap kebebasan pers dan perlindungan jurnalis harus menjadi prioritas. Hanya dengan demikian, media dapat menjalankan peran mereka secara efektif dan berkontribusi pada penanggulangan krisis kemanusiaan di Indonesia.

Dengan pendekatan yang mendalam ini, kita dapat lebih memahami peran penting media dalam menghadapi krisis kemanusiaan di Indonesia dan mengapresiasi usaha mereka di tengah tantangan yang ada.

*Kawan-kawan bisa membaca artikel-artikel lain Mahasiswa Bersuara

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//